Jika Anda Ingin Tetap Dekat dengan Anak meski Mereka Sudah Dewasa, Tinggalkan 7 Kebiasaan Parenting Ini Menurut Psikologi
Ilustrasi orang tua dan anak (freepik)
19:46
13 Februari 2025

Jika Anda Ingin Tetap Dekat dengan Anak meski Mereka Sudah Dewasa, Tinggalkan 7 Kebiasaan Parenting Ini Menurut Psikologi

- Menjadi orang tua memang penuh tantangan. Kita ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, tetapi di sisi lain, kita juga ingin menjaga hubungan yang erat dan penuh kasih dengan mereka.   Masalahnya, tanpa sadar, ada beberapa kebiasaan yang justru bisa merusak kedekatan kita dengan anak seiring bertambahnya usia mereka.    Jika ingin memiliki hubungan yang harmonis dan penuh kasih sayang, inilah saatnya meninggalkan kebiasaan-kebiasaan kurang menyenangkan seperti dikutip dari Hack Spirit, Kamis (13/2).  

  1. Berperan sebagai Diktator, Bukan Pendengar   Sebagai orang tua, kita sering merasa harus mengendalikan segala aspek kehidupan anak agar mereka tidak salah langkah. Tapi terlalu banyak mengatur justru bisa membuat mereka merasa terkekang dan sulit mengembangkan kemandirian.   Daripada selalu memberi perintah, cobalah lebih banyak berdiskusi dengan mereka. Beri kesempatan untuk menyampaikan pendapat, ajak mereka terlibat dalam pengambilan keputusan, dan hargai pilihan mereka.    Dengan begitu, anak akan lebih percaya diri dan merasa dihargai, yang pada akhirnya memperkuat hubungan kalian.   2. Mengkritik Tanpa Memberi Solusi   Saat anak gagal atau melakukan kesalahan, mudah bagi kita untuk mengomentari atau mengkritik mereka. Namun, kritik yang terlalu keras bisa membuat mereka kehilangan kepercayaan diri dan enggan berbicara terbuka dengan kita.   Alih-alih menghakimi, lebih baik berikan masukan yang membangun. Bantu mereka memahami apa yang bisa diperbaiki tanpa membuat mereka merasa tidak cukup baik.    Dengan cara ini, mereka akan lebih terbuka terhadap saran dan berusaha berkembang tanpa takut dihakimi. Sehingga, mereka juga lebih rispek pada Anda sebagai orang tuanya.   3. Tidak Mendengarkan dengan Saksama   Komunikasi bukan sekadar berbicara, tetapi juga mendengarkan. Jika setiap kali anak berbicara kita hanya setengah hati mendengarkan atau sibuk dengan hal lain, mereka bisa merasa tidak dihargai. Ini tentu merusak hubungan jangka panjang dengan mereka.   Mulai sekarang, berikan perhatian penuh saat mereka berbicara. Ajukan pertanyaan, tunjukkan ketertarikan, dan beri tanggapan yang menunjukkan bahwa kita benar-benar peduli. Hal sederhana ini bisa membuat anak merasa lebih dekat dengan kita.   4. Mengabaikan Perasaan Anak   Terkadang kita menganggap emosi anak sebagai hal yang berlebihan. Misalnya, saat mereka sedih karena hal kecil, kita mungkin berkata, "Ah, itu nggak seberapa." Padahal, bagi mereka, itu adalah hal besar.   Daripada mengabaikan atau meremehkan perasaan mereka, cobalah untuk memahami dan mengakui emosi mereka. Biarkan mereka tahu bahwa apa yang mereka rasakan itu valid dan normal. Dengan begitu, anak akan lebih nyaman berbagi perasaan dengan kita di masa depan.   5. Memaksakan Impian Kita ke Anak   Sebagai orang tua, kita tentu ingin yang terbaik untuk anak. Namun, terkadang tanpa sadar kita malah mendorong mereka untuk mengikuti keinginan kita, bukan mengejar impian mereka sendiri.   Anak adalah individu yang unik dengan minat dan potensinya sendiri. Alih-alih memaksakan harapan kita, dukung mereka dalam menemukan dan mengembangkan passion mereka.    Dengan begitu, mereka akan merasa didukung dan tidak terbebani oleh ekspektasi yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.   6. Kurang Meluangkan Waktu Berkualitas   Kesibukan sehari-hari sering membuat kita lupa untuk benar-benar meluangkan waktu bersama anak. Padahal, kebersamaan yang berkualitas lebih penting daripada sekadar jumlah waktu yang dihabiskan bersama.   Tidak perlu kegiatan mahal atau rumit—cukup bermain bersama, memasak bareng, atau sekadar ngobrol santai tanpa gangguan. Momen-momen kecil ini akan mempererat hubungan dan membuat anak merasa dicintai.   7. Mengutamakan Hukuman daripada Pembelajaran   Saat anak melakukan kesalahan, hukuman sering kali menjadi solusi instan tiap orang tua. Padahal, ini bisa membekas buruk pada anak. Apalagi hukuman itu hanya berfokus pada konsekuensi tanpa menjelaskan alasan dan pelajaran di baliknya bisa membuat anak takut dan menjauh dari kita.   Sebagai gantinya, gunakan kesalahan sebagai kesempatan belajar. Ajak anak berdiskusi tentang apa yang salah, bagaimana memperbaikinya, dan bagaimana menghindari kesalahan serupa di masa depan.    Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak dan bertanggung jawab. Lantas, mereka juga mengerti apa yang ada di balik tindakan Anda dan tetap menghargaimya.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #jika #anda #ingin #tetap #dekat #dengan #anak #meski #mereka #sudah #dewasa #tinggalkan #kebiasaan #parenting #menurut #psikologi

KOMENTAR