9 Kebiasaan Hidup Minimalis yang Membuat Seseorang Tidak Terperangkap pada Matrealisme: Apa Saja?
Ilustrasi orang yang hidupnya minimalis. (foto : freepik.com/teksomolika)
19:04
12 Februari 2025

9 Kebiasaan Hidup Minimalis yang Membuat Seseorang Tidak Terperangkap pada Matrealisme: Apa Saja?

- Mudah sekali bagi kita untuk terperangkap pada jebakan matrealisme, dimana semua hal diukur dengan uang dan menggantungkan kebahagiaan pada materi.

Mengutip dari laman UII pada Rabu (12/02) masyarakat yang terjangkit materialisme cenderung memiliki sikap hidup yang menghargai materi secara berlebihan. Materi juga menjadi tolok ukur utama dalam menilai kesuksesan seseorang.

Meskipun segala kebutuhan hidup tidak terlepas dari uang, sikap yang mengukur segala sesuatunya dengan materi ini erat kaitannya dengan merosotnya nilai-nilai sosial yang menjadi ciri khas bangsa, seperti gotong royong, sukarela, dan tanpa pamrih.

Mari kita kupas tuntas, melansir dari laman Hack Spirit pada Rabu (12/02) ada 9 kebiasaan minimalis yang membuat seseorang tidak terperangkap pada materialisme :

1. Berhenti membeli barang yang tidak penting meskipun lagi diskon

Sering kali kita tergiur untuk membeli barang hanya karena diskon dan sayang dilewatkan, dan tidak membelinya berdasarkan kebutuhan. Perubahan pola pikir kecil ini membantu kita melepaskan diri dari pengeluaran impulsif dan berfokus pada sesuatu yang benar-benar menambah nilai dalam hidup.

2. Merapikan rumah berarti merapikan pikiran

Lemari penuh dengan pakaian yang tidak pernah dipakai, laci penuh dengan gadget tidak terpakai, rak penuh dengan barang-barang, bahkan kita sendiri lupa memilikinya.

Awalnya memang sulit untuk melepaskan barang-barang. Tetapi saat memilah-milah semuanya, kita menyadari sebagian besar barang-barang itu tidak memberikan nilai tambah yang berarti bagi hidup dan hanya menghabiskan tempat.

Setelah menyumbangkan dan menjual barang-barang yang tidak dibutuhkan, rumah saya terasa lebih ringan dan paling mengejutukan adalah pikiran juga jadi ikut ringan. Membereskan bukan hanya tentang membuang barang-barang, tapi tentang memberi ruang bagi suatu yang benar-benar penting.

3. Mengalihkan fokus dari harta benda ke pengalaman

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang memperoleh kebahagiaan yang lebih langgeng itu berasal dari banyaknya pengalaman daripada banyaknya harta benda.

Pengalaman tidak hanya membawa kegembiraan sesaat tapi menciptakan kenangan, memperdalam hubungan, dan menambah makna hidup dengan cara yang tidak pernah dapat dilakukan oleh barang-barang materi.

4. Belajar menghargai apa yang sudah dimiliki

Selama ini kita mudah tergiur dengan baju baru, gadget baru, atau mungkin perlengkapan rumah yang baru. Tapi alih-alih berfokus pada hal yang tidak dimiliki, lebih baik membiasakan diri untuk mensyukuri hal yang sudah ada.

Rasa syukur mengubah pola pikir kita dari kekurangan menjadi kelimpahan, dan itu membuat semuanya berbeda.

5. Menetapkan batasan yang jelas

Sebelum menganut gaya hidup minimalis, kita semua pasti pernah terjebak untuk membeli barang secara impulsif, dan terkadang disebabkan karena bosan atau memang ingin mendapat yang lebih.

Namun dengan menerapkan gaya hidup minimalis, kita semua bisa memberikan nilai dan batasan apakah barang itu benar-benar bermanfaat atau tidak. Kebiasaan ini tentu membuat kita lebih berhati-hati dalam berbelanja.

6. Berhenti mengaitkan harga diri dengan sesuatu yang sudah dimiliki

Kita hidup di dunia yang terus-menerus memberi tahu bahwa kita membutuhkan lebih banyak hal untuk merasa cukup. Mobil yang lebih bagus, rumah yang lebih besar, dan hal lainnya untuk dikejar.

Padahal yang sebenarnya adalah harga diri tidak ada kaitan dengan sesuatu yang sudah dimiliki, tapi dari cara memperlakukan orang lain dan menjalani hidup yang sebenarnya.

7. Menghadapi sisi emosional dari pengeluaran pribadi

Berbelanja adalah pengalih perhatian, cara cepat untuk meningkatkan suasana hati saat kita stres, bosan, maupun sedih. Tapi kelegaan itu tidak bertahan lama dan kegembiraannya mudah untuk memudar.

Menyadari hal ini akan memaksa untuk bertanya pada diri sendiri, begitu kita bisa mulai mengatasi emosi yang mendasarinya alih-alih menghilangkannya dengan berbelanja, hubungan dengan barang-barang material pun akan berubah total.

8. Menikmati hidup sederhana

Beberapa momen paling bahagia dalam hidup tidak datang dari hal-hal yang mahal, tapi datang dari pengalaman sederhana sehari-hari yang sering kita abaikan.

Pagi yang tenang dengan secangkir teh, percakapan mendalam dengan seorang teman, atau jalan-jalan di luar pada hari yang cerah. Kesederhanaan tidak berarti kekurangan tapi memberi ruang untuk hal yang benar-benar penting dan menemukan kepuasan di masa kini.

9. Mendefinisikan ulang arti kesuksesan

Selama ini, kita pikir kesuksesan berarti memiliki lebih banyak uang, harta, dan juga status. Tapi pada kenyataannya hal-hal materi hanya mendatangkan kepuasan sesaat.

Penelitian dalam psikologi menunjukkan bahwa setelah kebutuhan dasar kita terpenuhi, harta tambahan tidak banyak membantu meningkatkan kebahagiaan jangka panjang. Sebaliknya, kepuasan datang dari pengalaman yang bermakna, hubungan yang kuat, dan rasa tujuan.

Minimalisme bukan tentang pengorbanan, tapi tentang kejelasan. Perilaku ini membuat kita memilih untuk mengisi hidup dengan sesuatu yang benar-benar penting dan melepaskan yang sama sekali tidak bermanfaat.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #kebiasaan #hidup #minimalis #yang #membuat #seseorang #tidak #terperangkap #pada #matrealisme #saja

KOMENTAR