Jika Tidak Ingin Pasangan Menganggap Kamu Remeh, Tinggalkan 10 Kebiasaan Ini Menurut Psikologi
kebiasaan yang harus ditinggalkan agar tidak dianggap remeh oleh pasangan menurut Psikologi./ Juan Pablo Serrano./ Pexels.
09:32
30 September 2024

Jika Tidak Ingin Pasangan Menganggap Kamu Remeh, Tinggalkan 10 Kebiasaan Ini Menurut Psikologi

 

Menurut Psikologi, jika tidak ingin pasangan menganggap kamu remeh, ada sederet kebiasaan yang sebaiknya ditinggalkan. Habitus ini dapat menciptakan kesan negatif dan merusak dinamika hubungan.

Dengan mengenali dan mengubah kebiasaan ini, kamu dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai, sehingga pasangan tidak merasa diabaikan atau dianggap remeh.

Dikutip dari Hack Spirit pada Senin (30/9), dijelaskan bahwa kamu harus meningggalkan sepuluh kebiasaan agar kamu tidak dianggap remeh oleh pasangan kamu menurut Psikologi.

1. Selalu tersedia

Meski ingin selalu ada untuk orang tersayang, ketersediaan konstan justru bisa membuat mereka menganggap remeh waktu dan kehadiran kita. Tak ada yang harus merasa wajib siap sedia 24/7, bahkan dalam hubungan romantis.

Menetapkan batasan dan mempertahankan kehidupan pribadi di luar hubungan bukan tentang bermain-main atau menjaga jarak.

Ini tentang menjaga keseimbangan yang sehat dan memastikan orang terkasih menghargai waktu bersama.

2. Terlalu sering meminta maaf

Kecenderungan untuk terus-menerus meminta maaf, bahkan atas hal-hal sepele, bisa mengurangi harga diri dan mengajarkan orang lain untuk mengabaikan perasaan kita.

Meski penting untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan, terlalu sering mengucapkannya dapat memberi kesan bahwa pendapat dan perasaan kita kurang penting.

Dengan membatasi permintaan maaf hanya pada situasi yang benar-benar membutuhkannya, kita bisa menciptakan komunikasi yang lebih sehat dan rasa hormat yang timbal balik.

3. Mengabaikan perawatan diri

Teori psikologis menunjukkan bahwa mengabaikan kesejahteraan diri dapat mengganggu kemampuan kita untuk merawat orang lain secara efektif.

Perawatan diri bukan hanya tentang memanjakan diri, tapi juga tentang meluangkan waktu setiap hari untuk merawat kesehatan fisik, emosional, dan mental.

Ketika kita mengabaikan perawatan diri, kita secara tidak langsung menyampaikan pada orang terdekat bahwa kebutuhan kita tidak penting.

Ingatlah bahwa merawat diri bukanlah hal yang egois, melainkan praktik penting agar orang lain dapat mengenali dan menghargai kita sebagaimana mestinya.

4. Tidak mengungkapkan kebutuhan

Komunikasi merupakan fondasi dari setiap hubungan. Namun, banyak orang ragu mengungkapkan kebutuhannya karena takut terlihat terlalu menuntut. Padahal, orang terdekat bukanlah pembaca pikiran.

Tanpa komunikasi terbuka, mereka mungkin tidak menyadari apa yang kita butuhkan atau inginkan.

Penting untuk mengkomunikasikan kebutuhan secara konstruktif dan tegas. Ini bukan tentang mementingkan diri sendiri, tapi tentang memupuk dialog yang sehat dan menetapkan harapan yang jelas.

5. Menghindari konfrontasi

Meski konfrontasi bisa terasa canggung dan menguras emosi, menghindarinya sama sekali dapat mengakibatkan perasaan kita diabaikan. Ketika kita menyembunyikan masalah, kita sebenarnya memberi pesan bahwa tindakan orang lain, sekecil apapun, dapat diterima.

Ingatlah bahwa hubungan yang sehat melibatkan percakapan sulit dengan penuh rasa hormat dan empati.

Jangan takut menghadapi konfrontasi—ini bisa menjadi kunci untuk memastikan orang terdekat menghargai perasaan dan kebutuhan kita.

6. Terlalu banyak berkompensasi

Cinta memang tentang memberi, tapi tidak seharusnya berjalan searah. Jika kita terus-menerus mencurahkan lebih banyak usaha, perhatian, dan kepedulian tanpa timbal balik yang setara, sudah saatnya mengevaluasi pola ini.

Terkadang, kecenderungan untuk terlalu banyak berkompensasi berakar dari rasa cinta dan kepedulian yang tulus.

Namun, hal ini juga bisa dipicu oleh rasa takut—takut tidak cukup baik atau takut kehilangan orang yang kita sayangi. Meski niatnya baik, kebiasaan ini bisa tanpa sadar membuat orang lain menganggap remeh usaha kita.

7. Menerima kurang dari yang layak

Pernah ada masa di mana kita mungkin menerima perlakuan yang kurang dari yang seharusnya dalam sebuah hubungan. Kita mungkin membuat alasan atas kurangnya usaha mereka, sikap acuh tak acuh mereka, dan ketidakbahagiaan kita sendiri.

Kita meyakinkan diri bahwa inilah cara cinta seharusnya. Namun seiring waktu, kita menyadari bahwa menerima yang kurang bukanlah tindakan cinta—itu adalah pengkhianatan terhadap diri sendiri. Ketika kita menerima yang kurang, kita mengirim pesan bahwa usaha minimal mereka sudah cukup.

8. Berusaha menyelesaikan semua masalah

Dalam hubungan, wajar ingin membantu saat orang terdekat menghadapi masa sulit. Namun, ada batasan tipis antara memberi dukungan dan berusaha memecahkan semua masalah mereka.

Meski terlihat membantu dengan memberikan solusi cepat, hal ini bisa secara tidak sengaja menunjukkan kurangnya kepercayaan pada kemampuan mereka mengatasi tantangan sendiri.

Ingatlah, mendukung orang terdekat tidak selalu berarti memberikan solusi. Terkadang, cukup dengan mendengarkan, berempati, dan memberi dorongan semangat saat mereka menghadapi kesulitan.

9. Menghitung-hitung

Dalam permainan cinta, menghitung-hitung adalah strategi yang merugikan. Ketika kita mulai mencatat siapa yang melakukan apa, siapa yang pertama meminta maaf, atau siapa yang lebih banyak berkorban, hal ini menciptakan atmosfer kompetitif dalam hubungan.

Menghitung-hitung bisa menimbulkan rasa dendam dan perasaan diabaikan. Ini karena ketika kita terjebak dalam perhitungan, kita mungkin mengabaikan usaha yang dilakukan orang terdekat.

Sebaiknya, fokuslah pada memupuk rasa kerjasama dalam hubungan. Hargai usaha, besar maupun kecil, yang dilakukan orang terdekat tanpa membandingkannya dengan usaha kita sendiri.

10. Kehilangan individualitas

Salah satu hal paling berharga yang kita bawa ke dalam sebuah hubungan adalah keunikan kita. Namun, ketika kita menyatukan hidup dengan orang lain, mudah untuk kehilangan pandangan akan individualitas kita.

Ketika kita melepaskan minat, passion, dan pertumbuhan pribadi demi hubungan, hal ini bisa membuat orang terdekat menganggap remeh pengorbanan diri kita. Mereka mungkin mulai mengabaikan keunikan pribadi kita.

Mempertahankan individualitas bukan berarti menjaga jarak atau menjalani kehidupan terpisah. Ini tentang memelihara hal-hal yang membuat kita menjadi 'diri kita sendiri', bahkan ketika kita berbagi hidup dengan orang lain.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #jika #tidak #ingin #pasangan #menganggap #kamu #remeh #tinggalkan #kebiasaan #menurut #psikologi

KOMENTAR