Menurut Psikolog, 3 Tanda Ini Bisa Jadi Alasan Kenapa Kamu Takut Jadi Diri Sendiri dalam Hubungan
Ilustrasi 3 tanda takut menjadi diri sendiri dalam sebuah hubungan (freepik)
20:28
10 Februari 2025

Menurut Psikolog, 3 Tanda Ini Bisa Jadi Alasan Kenapa Kamu Takut Jadi Diri Sendiri dalam Hubungan

- Dalam sebuah hubungan, menjadi diri sendiri seharusnya terasa nyaman dan alami. Namun, kenyataannya, banyak orang justru merasa takut untuk menunjukkan siapa mereka sebenarnya.

Menurut psikolog, ada beberapa alasan yang membuat seseorang sulit untuk menjadi diri sendiri dalam hubungan, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kebahagiaan dan kestabilan hubungan itu sendiri.

Dilansir melalui laman Psychology Today, Senin, (10/2) John Kim, LMFT, yang juga dikenal sebagai The Angry Therapist, menjelaskan bahwa ketakutan untuk menjadi diri sendiri dalam hubungan sering kali muncul dari pengalaman masa lalu dan pola pikir yang telah terbentuk sejak lama. Jika seseorang terbiasa menyembunyikan sisi asli dirinya karena takut ditolak, maka hal ini dapat menjadi hambatan dalam membangun hubungan yang sehat.

Selain itu, Mark Travers, Ph.D., seorang psikolog asal Amerika yang dikutip melalui laman Forbes, menambahkan bahwa ada 3 alasan utama kenapa seseorang merasa takut untuk menjadi diri sendiri dalam hubungan. Berikut adalah ulasan lengkapnya.

1. Takut Pasangan Tidak Menyukai Sisi Asli Kita

Takut pasangan tidak menyukai sisi asli kita sering kali menjadi alasan utama seseorang sulit menjadi diri sendiri dalam hubungan. Ketakutan ini muncul karena adanya rasa takut ditolak dan keinginan untuk selalu memenuhi standar pasangan. Akibatnya, kamu cenderung berpura-pura menjadi orang lain agar terlihat lebih menarik di mata pasangan.

Namun, berpura-pura menjadi orang lain dalam hubungan dapat sangat melelahkan secara emosional. Kamu mungkin merasa harus terus berusaha menyesuaikan diri dengan ekspektasi pasangan, yang justru memperkuat perasaan bahwa kita tidak cukup baik apa adanya. Hal ini dapat mengikis rasa percaya diri dan kebahagiaan dalam hubungan.

John, dalam artikel Psychology Today menyarankan untuk melakukan refleksi diri dengan cara membayangkan seorang teman yang berpura-pura demi menyenangkan pasangannya. Apakah kita akan menyarankan teman tersebut untuk terus bertahan dalam hubungan itu atau justru mengevaluasi kembali hubungannya? Ini dapat membantu kita memahami bahwa ketakutan akan penolakan tidak seharusnya menghalangi kita untuk menjadi diri sendiri.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Social Psychology yang dikutip oleh Travers menunjukkan bahwa pasangan yang saling melihat keaslian satu sama lain cenderung memiliki hubungan yang lebih harmonis. Kejujuran dalam hubungan dapat meningkatkan kepercayaan, komitmen, dan kepuasan dalam menjalani kehidupan bersama.

2. Tidak Menyukai Diri Sendiri

Ketakutan untuk menjadi diri sendiri dalam hubungan juga bisa disebabkan oleh perasaan tidak menyukai diri sendiri. Ketika seseorang tidak mengenal, memahami, atau menerima dirinya sendiri, maka menampilkan jati diri yang sebenarnya menjadi hal yang sulit. Dalam kondisi ini, seseorang cenderung merasa perlu menyaring atau menyembunyikan sisi asli dirinya dari pasangan.

Keyakinan negatif terhadap diri sendiri dapat membuat seseorang mencari validasi dari pasangan agar merasa lebih berharga. Namun, mengandalkan pasangan untuk mengisi kekosongan emosional adalah beban yang tidak adil. Jika seseorang terus-menerus meragukan dirinya, ia mungkin akan tanpa sadar memilih pasangan yang justru memperkuat keyakinan negatif tersebut.

Travers menjelaskan, bahwa perubahan dapat dimulai dengan mengubah cara kita memandang diri sendiri. Dengan meningkatkan self-love dan menerima kekurangan serta kelebihan yang dimiliki, kita bisa merasa lebih nyaman dalam hubungan. Dengan begitu, kita tidak lagi takut untuk menunjukkan siapa diri kita sebenarnya.

Sebuah penelitian yang dikutip oleh travers dalam Personality and Social Psychology Bulletin juga menemukan bahwa orang yang melihat dirinya secara positif cenderung lebih autentik dan bahagia dalam hubungan. Ketika kita merasa diterima oleh orang-orang terdekat dan memiliki belas kasih terhadap diri sendiri, kita akan semakin yakin bahwa menjadi diri sendiri dalam hubungan adalah hal yang aman dan wajar.

3. Mengejar Ilusi Kesempurnaan

Banyak orang takut menjadi diri sendiri dalam hubungan karena mereka merasa harus menjadi versi terbaik yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh masyarakat. Pikiran seperti "jika saja aku lebih cantik, lebih menarik, atau lebih pintar, maka hubunganku akan lebih baik" sering kali muncul dalam benak seseorang yang terjebak dalam ilusi kesempurnaan.

Teori Perbandingan Sosial menjelaskan bahwa sejak kecil, manusia terbiasa membandingkan diri dengan orang lain demi mendapatkan penerimaan. Dalam dunia modern, rasa takut akan penolakan semakin kuat karena adanya tekanan sosial untuk selalu terlihat sempurna di hadapan orang lain, termasuk pasangan. Kita jadi lebih fokus pada bagaimana orang lain memandang kita daripada bagaimana kita memandang diri sendiri.

Travers menegaskan, bahwa mengejar kesempurnaan dalam hubungan justru bisa merusak keintiman emosional. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang menilai diri mereka berdasarkan standar eksternal cenderung memiliki hubungan yang kurang sehat. Selain itu, perfeksionisme juga dikaitkan dengan risiko gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.

Cara terbaik untuk mengatasi ketakutan ini adalah dengan mengingat bahwa kita tidak perlu menjadi sempurna untuk dicintai. Menggali bagian diri yang kita sukai dan memahami alasan di balik ketidaksukaan terhadap diri sendiri dapat membantu kita membangun hubungan yang lebih sehat. Dengan begitu, kita bisa menerima dan mencintai diri sendiri tanpa perlu takut akan pandangan orang lain.

Takut menjadi diri sendiri dalam hubungan adalah masalah yang sering dialami banyak orang. Ketakutan ini bisa berasal dari rasa takut ditolak, kurangnya rasa percaya diri, hingga tekanan untuk selalu terlihat sempurna. Jika kita terus menyembunyikan siapa kita sebenarnya, hubungan yang kita jalani bisa terasa melelahkan dan tidak membahagiakan.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa kejujuran dan keaslian dalam hubungan justru membawa kebahagiaan dan kepuasan yang lebih besar. Dengan menerima diri sendiri dan membangun hubungan yang didasarkan pada kepercayaan serta keterbukaan, kita bisa merasakan hubungan yang lebih bermakna dan sehat. Jadi, jangan takut untuk menjadi diri sendiri, karena hubungan yang baik adalah hubungan yang menerima kita apa adanya.***

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #menurut #psikolog #tanda #bisa #jadi #alasan #kenapa #kamu #takut #jadi #diri #sendiri #dalam #hubungan

KOMENTAR