8 Cara Mengenali Orang yang Suka Berperan Sebagai Korban di Hadapan Anda Menurut Psikologi
ILUSTRASI: Orang yang sering menyalahkan pihak lain. (Istimewa) (Pexels)
16:04
9 Februari 2025

8 Cara Mengenali Orang yang Suka Berperan Sebagai Korban di Hadapan Anda Menurut Psikologi

- Dalam sebuah masalah, sebagian orang punya kebiasaan memainkan peran sebagai korban untuk menarik simpati, menghindari tanggung jawab, atau bahkan memanipulasi situasi demi keuntungan mereka sendiri.   Mungkin terlihat sepele, tetapi jika terus dibiarkan, perilaku orang yang suka berpura-pura menjadi korban ini bisa menciptakan hubungan yang tidak sehat dan melelahkan secara emosional.   Nah, agar tidak terjebak dalam pola ini, penting untuk mengenali tanda-tanda seseorang yang suka berpura-pura menjadi korban.    Dikutip dari News Reports, Minggu (9/2), berikut adalah delapan ciri khas yang sering mereka tunjukkan ketika berpura-pura menjadi korban menurut psikologi.   

  1. Selalu Menyalahkan Orang Lain   Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, tetapi bagi mereka yang suka berperan sebagai korban, kesalahan itu selalu milik orang lain.    Mereka tidak pernah mau mengakui kekeliruan sendiri, entah dalam pekerjaan, hubungan, atau hal lainnya. Alih-alih bertanggung jawab, mereka lebih suka mencari kambing hitam.   2. Hidupnya Penuh Drama   Pernah kenal seseorang yang seolah-olah selalu terlibat dalam konflik atau masalah besar?    Mereka seperti magnet bagi drama, dan setiap cerita yang mereka bagikan selalu menempatkan mereka sebagai pihak yang paling menderita.    Terkadang, masalah kecil bisa mereka buat seolah-olah seperti tragedi besar hanya untuk mendapatkan perhatian.   3. Suka Melebih-lebihkan Masalah  

  Orang yang suka berpura-pura menjadi korban sering kali membesar-besarkan masalah mereka.    Mereka tahu bahwa manusia cenderung lebih responsif terhadap hal-hal negatif, jadi mereka menggunakan ini untuk mendapatkan simpati.    Masalah kecil bisa dibuat seolah-olah menjadi sesuatu yang sangat berat dan sulit diatasi.   4. Selalu Melihat Hal dari Sisi Negatif   Semua orang pernah mengalami hari yang buruk, tetapi mereka yang berpura-pura menjadi korban hidup dalam keadaan seperti itu setiap saat.    Mereka selalu fokus pada sisi buruk kehidupan dan sulit melihat hal-hal positif. Sikap pesimistis mereka bisa membuat orang di sekitarnya ikut merasa lelah dan terbebani.   5. Sulit Melupakan Kesalahan Orang Lain   Mereka tidak hanya menyimpan dendam, tetapi juga sering mengungkit kesalahan lama untuk memperkuat peran mereka sebagai korban.    Meskipun kesalahan itu sudah lama terjadi dan bahkan sudah dimaafkan, mereka akan terus menggunakannya sebagai senjata emosional.   6. Terlalu Dermawan dengan Maksud Tertentu  

  Mungkin terdengar aneh, tetapi beberapa orang yang suka berperan sebagai korban justru terlihat sangat baik dan suka membantu. Namun, niat di balik kebaikan mereka sering kali tidak tulus.    Mereka menggunakan kebaikan itu untuk membangun citra sebagai orang yang selalu memberi, sehingga ketika ada masalah, mereka bisa mengatakan, "Aku sudah banyak berbuat baik, tapi tetap saja diperlakukan tidak adil!"   7. Menganggap Diri Tidak Berdaya   Pernah bertemu dengan seseorang yang selalu mengeluh bahwa hidupnya sulit dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mengubahnya? Ini adalah tanda "learned helplessness" atau ketidakberdayaan yang dipelajari.    Mereka merasa seolah-olah tidak punya kendali atas hidup mereka, padahal sebenarnya mereka hanya enggan berusaha untuk berubah.   8. Manipulasi Emosi Orang Lain   Ini adalah tanda yang paling berbahaya. Mereka tahu bagaimana memainkan emosi orang di sekitarnya agar mendapatkan simpati atau bahkan keuntungan tertentu.    Mereka bisa membuat orang lain merasa bersalah, membuat diri mereka terlihat sebagai korban yang paling malang, atau bahkan memanipulasi orang lain agar bertindak sesuai keinginan mereka.   Bagaimana Menghadapinya?  

  Mengenali tanda-tanda ini adalah langkah pertama agar tidak terjebak dalam pola manipulasi emosional. Anda bisa tetap bersikap empati, tetapi juga harus menetapkan batasan yang jelas. Ingat, memahami seseorang bukan berarti membiarkan diri Anda dimanfaatkan.   Seperti yang pernah dikatakan oleh penulis Pema Chödrön, "Belas kasih bukanlah hubungan antara penyembuh dan yang terluka, tetapi hubungan antara sesama manusia." Jadi, tetaplah berempati, tetapi jangan sampai terjebak dalam permainan peran sebagai korban yang mereka ciptakan.   Jika Anda merasa seseorang terus-menerus menarik Anda ke dalam drama mereka, mungkin saatnya untuk menjaga jarak dan melindungi kesejahteraan emosional Anda sendiri.

Editor: Bintang Pradewo

Tag:  #cara #mengenali #orang #yang #suka #berperan #sebagai #korban #hadapan #anda #menurut #psikologi

KOMENTAR