8 Perilaku Seseorang yang Selalu Berusaha Ingin Disukai dan Menarik Perhatian Orang Lain Sampai Mengorbankan Diri Sendiri, Nomor 2 Sering Terjadi
Ilustrasi orang yang selalu ingin disukai. (Pexels/fauxels)
19:46
20 September 2024

8 Perilaku Seseorang yang Selalu Berusaha Ingin Disukai dan Menarik Perhatian Orang Lain Sampai Mengorbankan Diri Sendiri, Nomor 2 Sering Terjadi

- Dalam kehidupan sosial, keinginan untuk diterima dan disukai adalah hal yang wajar. Namun, ada kalanya upaya untuk mendapatkan popularitas dapat membuat seseorang mengubah perilaku mereka secara drastis, sering kali tanpa disadari.

Kita mungkin mengenal individu yang terus-menerus berusaha keras untuk menarik perhatian atau berusaha menjadi populer, tetapi tanpa disadari tindakan mereka tidak mencerminkan siapa mereka sebenarnya. Dari kecenderungan untuk meniru orang lain hingga membagikan informasi pribadi secara berlebihan, semua ini mencerminkan upaya untuk menciptakan kesan positif yang sering kali terasa tidak asli.

Dilansir dari laman geediting.com, Jumat (20/9), terdapat delapan perilaku khas yang sering muncul pada orang-orang yang terlalu berusaha untuk disukai dan ingin populer.

Menjadi Seorang Ekstrovert yang Berlebihan

Mereka selalu berusaha menjadi yang paling menonjol, seperti berbicara dengan keras atau mencari perhatian dengan cara yang ekstrem. Meskipun ketiga elemen penting dalam membangun hubungan yang baik adalah keaslian (menjadi diri sendiri), pendekatan yang baik (cara berinteraksi dengan orang lain), dan keterkaitan (hubungan yang terjalin), orang ini mungkin tidak menyadari bahwa usaha mereka untuk menonjol justru bertentangan dengan elemen-elemen tersebut.

Perilaku ini merupakan tanda bahwa mereka merasa kurang terhubung dengan orang lain atau memiliki masalah dengan harga diri mereka. Mereka berusaha keras untuk mendapatkan perhatian karena merasa tidak cukup dihargai atau diterima.

Ironisnya, semakin mereka berusaha untuk menjadi pusat perhatian, semakin sulit bagi orang lain untuk melihat mereka sebagai pribadi yang tulus atau mudah didekati. Akibatnya, alih-alih menjadi lebih disukai, mereka malah terlihat kurang menarik atau kurang disukai. Dengan kata lain, usaha yang berlebihan justru malah membawa hasil yang bertolak belakang dengan harapan.

Sifat Setuju yang Berlebihan

Salah satu perilaku yang umum ditemui adalah kecenderungan untuk selalu setuju dengan orang lain. Banyak orang yang berusaha menjaga hubungan baik dengan lingkungan sosialnya cenderung menekan pendapat pribadi mereka demi menghindari konflik. Hal ini sering kali terlihat pada individu yang selalu sepakat dengan setiap pendapat yang diungkapkan, baik itu tentang politik, film, olahraga, atau musik.

Sikap setuju yang berlebihan mungkin tampak sebagai tanda keramahan dan keterbukaan pada awalnya. Namun, seiring waktu, tampak jelas bahwa kebiasaan ini bukan semata-mata untuk menjaga suasana, melainkan berasal dari ketakutan untuk tidak disukai atau diabaikan. Individu dengan sikap ini sering kali merasa perlu untuk menekan pendapat mereka sendiri, meskipun pendapat tersebut valid dan penting demi menjaga hubungan sosial.

Sayangnya, orang lain dapat merasakan ketidakjujuran dalam sikap ini. Meskipun niat awalnya untuk menghindari konflik, kebiasaan selalu setuju justru dapat membuat orang lain kehilangan rasa hormat kepada kita. Pada akhirnya, hubungan yang harus dibangun atas kejujuran dan keberanian untuk mengekspresikan pendapat sendiri, bukan dari sekadar persetujuan yang tidak tulus.

Selalu Mendambakan Validasi

Kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan dan persetujuan dari orang lain adalah salah satu tanda bahwa seseorang mungkin berusaha terlalu keras untuk disukai. Individu yang sangat mendambakan validasi sering kali merasa tidak percaya diri dan mencari pengakuan bahwa mereka melakukan hal yang benar, bahkan mengucapkan kata-kata yang tepat.

Perilaku ini dapat terlihat dalam bentuk pertanyaan yang berlebihan atau ketergantungan pada pendapat orang lain sebelum mengambil keputusan. Misalnya, seseorang mungkin selalu meminta pendapat tentang penampilan mereka atau merasa tidak bisa membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan banyak orang terlebih dahulu.

Namun, ketergantungan yang berlebihan pada validasi eksternal ini sering kali berujung pada ketidakpuasan dan perasaan kurang percaya diri. Orang cenderung lebih tertarik pada individu yang percaya diri dan yakin dengan diri mereka sendiri, bukan pada mereka yang terus-menerus meragukan keputusan dan pandangan pribadi. Pada akhirnya, penting untuk memahami bahwa validasi sejati datang dari dalam diri, bukan dari pengakuan orang lain.

Kebiasaan Menyebutkan Nama-Nama Orang Terkenal

Banyak orang sering menyebut nama-nama tokoh berpengaruh yang mereka klaim kenal atau pernah berinteraksi, berharap hal ini akan meningkatkan reputasi mereka di mata orang lain. Misalnya, dalam sebuah percakapan, seseorang mungkin terus-menerus menyebutkan tokoh terkenal yang mereka katakan tahu atau pernah bekerja sama. Mereka berpikir bahwa dengan menyebut nama-nama tersebut, mereka akan terlihat lebih penting atau berharga di hadapan orang lain.

Namun, perilaku ini sering kali terasa tidak tulus dan terkesan berlebihan. Alih-alih membuat mereka lebih disukai, sikap ini justru bisa membuat mereka tampak tidak percaya diri dan meragukan nilai diri sendiri. Popularitas yang sejati berasal dari keaslian, kerendahan hati, dan sikap yang tulus, bukan dari hubungan dengan orang-orang terkenal. Hubungan yang kuat seharusnya dibangun berdasarkan siapa diri kita, bukan siapa yang kita kenal.

Tidak Bisa Menerima Kritik

Salah satu tantangan terbesar dalam hidup adalah belajar menerima kritik, terutama bagi mereka yang sangat berusaha untuk disukai. Kritik adalah bagian normal dari kehidupan, tetapi bagi individu yang berusaha keras untuk menjadi populer, feedback negatif sering kali dianggap sebagai serangan pribadi.

Ketika menghadapi kritik, mereka mungkin bereaksi dengan defensif, merasa marah, atau bahkan menjadi bermusuhan. Reaksi ini biasanya berasal dari ketakutan bahwa mereka tidak sempurna atau tidak diterima oleh orang lain.

Padahal, tidak ada yang sempurna, setiap orang pasti membuat kesalahan dan memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang. Kesediaan untuk menerima kritik dengan sikap terbuka merupakan tanda kematangan dan kepercayaan diri. Sebaliknya, ketidakmampuan untuk menangani kritik justru dapat membuat seseorang tampak tidak aman dan rentan, yang sering kali tidak dianggap menarik oleh orang lain. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kritik bukanlah cerminan dari nilai diri kita, melainkan kesempatan untuk tumbuh dan menjadi lebih baik, serta menjadikan kita lebih mudah diterima oleh orang lain.

Selalu Meniru Orang Lain

Meniru orang lain adalah hal yang wajar dan sering terjadi, terutama saat kita ingin meninggalkan kesan baik atau membangun hubungan dengan seseorang. Namun, ada perbedaan yang jelas antara meniru secara alami dan yang berlebihan.

Individu yang sangat ingin disukai mungkin merasa perlu untuk meniru perilaku, pendapat, atau gaya berpakaian orang-orang yang mereka kagumi. Mereka percaya bahwa dengan melakukan ini, mereka akan lebih diterima oleh orang lain. Namun, meniru secara berlebihan sering kali terasa tidak tulus dan dapat menciptakan ketidaknyamanan bagi orang lain. Orang cenderung lebih menghargai keaslian daripada sekadar tiruan.

Usaha untuk meniru orang lain demi mendapatkan penerimaan bisa menjadi bumerang. Sebaiknya tunjukkan diri yang asli dan unik karena keaslianlah yang sebenarnya menarik perhatian orang lain.

Membagikan Informasi Pribadi Secara Berlebihan

Salah satu tanda bahwa seseorang berusaha terlalu keras untuk disukai adalah ketika mereka membagikan informasi pribadi secara berlebihan, terutama di situasi yang tidak tepat.

Kita semua pernah mengalami situasi di mana seseorang mengungkapkan terlalu banyak tentang kehidupan pribadi mereka, masa lalu, atau masalah yang mereka hadapi. Mereka mungkin berpikir bahwa dengan membagikan hal pribadi ini, orang lain akan merasa lebih terhubung atau berempati kepada mereka.

Namun, seringkali membagikan informasi terlalu pribadi dapat membuat orang lain merasa tidak nyaman dan menciptakan suasana canggung. Alih-alih mendekatkan hubungan, hal ini justru bisa menjauhkan orang lain.

Penting untuk menjaga batasan dan memahami kapan waktu yang tepat untuk berbagi informasi pribadi. Membangun hubungan yang sehat melibatkan keseimbangan antara keterbukaan dan menjaga privasi serta menghormati kenyamanan orang lain. Dengan memahami kapan dan seberapa banyak informasi yang sebaiknya dibagikan, kita bisa menciptakan interaksi yang lebih menyenangkan dan bermakna.

Mengabaikan Minat dan Nilai Pribadi

Tanda yang paling jelas bahwa seseorang berusaha terlalu keras untuk disukai adalah ketika mereka mulai mengabaikan minat, hobi, atau nilai-nilai yang sebenarnya mereka pegang demi meng-impress orang lain. Contohnya, kita mungkin melihat orang yang tiba-tiba memiliki minat baru yang populer atau meninggalkan kesukaan mereka hanya karena merasa tidak 'keren' atau tidak mengikuti tren.

Namun, perilaku ini seringkali membuat mereka merasa tidak puas dan terputus dari diri mereka sendiri. Ketika seseorang tidak jujur pada diri mereka, orang lain biasanya bisa merasakannya. Hal ini bisa menyebabkan berkurangnya rasa hormat dan kekaguman dari orang lain. Kenyataannya, popularitas yang sejati berasal dari ketulusan dan konsistensi menjadi diri sendiri. Menghargai minat dan keyakinan pribadi sambil tetap menghormati orang lain adalah kunci untuk membangun hubungan yang berarti.

Berusaha menjadi seseorang yang bukan diri sendiri tidak akan membuat Anda lebih disukai. Malah, itu bisa membuat Anda merasa tertekan dan terbebani. Keaslian adalah cara yang lebih efektif untuk menarik perhatian dan membangun koneksi yang kuat dengan orang lain.

Penting bagi kita untuk menyadari bahwa usaha untuk diterima dan disukai seharusnya tidak mengorbankan keaslian dan identitas kita sendiri. Menjadi diri sendiri, dengan segala keunikan dan kekurangan, adalah kunci untuk membangun hubungan yang tulus dan bermakna.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #perilaku #seseorang #yang #selalu #berusaha #ingin #disukai #menarik #perhatian #orang #lain #sampai #mengorbankan #diri #sendiri #nomor #sering #terjadi

KOMENTAR