Orang-orang yang Tumbuh dengan Dukungan Emosional yang Sangat Minim Cenderung Mengembangkan 7 Sifat Ini di Kemudian Hari Menurut Psikologi
Masa kecil merupakan fondasi utama dalam perkembangan psikologis seseorang.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, perhatian, dan dukungan emosional cenderung memiliki kesejahteraan mental yang lebih baik di masa dewasa.
Namun, bagi mereka yang mengalami kekurangan dukungan emosional, entah itu karena pola asuh yang dingin, diabaikan, atau lingkungan yang penuh tekanan, dampaknya bisa terbawa hingga dewasa dan membentuk kepribadian serta cara mereka berinteraksi dengan dunia.
Dilansir dari Geediting pada Selasa (4/2), individu yang tumbuh tanpa dukungan emosional yang memadai cenderung mengembangkan tujuh sifat berikut:
1. Kesulitan Mengekspresikan Emosi
Anak-anak yang tidak mendapatkan dukungan emosional sering kali diajarkan, secara langsung maupun tidak langsung, bahwa perasaan mereka tidak penting atau bahkan mengganggu.
Akibatnya, ketika mereka tumbuh dewasa, mereka merasa kesulitan untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengekspresikan emosi mereka dengan sehat.
Alih-alih mengungkapkan perasaan mereka secara terbuka, mereka mungkin memilih untuk memendamnya, menghindari konfrontasi, atau bahkan menekan emosinya hingga akhirnya meledak dalam bentuk kemarahan atau kecemasan yang tidak terkendali.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan berbagai masalah psikologis seperti stres kronis, kecemasan, atau depresi.
2. Perfeksionisme Berlebihan
Orang yang tumbuh dalam lingkungan dengan minim dukungan emosional sering kali merasa bahwa mereka harus "sempurna" agar bisa diterima atau dicintai. Ini bisa berasal dari pengalaman masa kecil di mana mereka hanya mendapatkan perhatian saat mereka berhasil atau berprestasi, sementara kegagalan justru dihukum atau diabaikan.
Sebagai akibatnya, mereka mengembangkan sifat perfeksionisme yang ekstrem, di mana mereka terus-menerus merasa tidak cukup baik meskipun telah mencapai sesuatu yang besar.
Mereka mungkin merasa takut akan kegagalan dan menganggap kesalahan sebagai sesuatu yang memalukan daripada sebagai bagian dari proses belajar.
3. Sulit Mempercayai Orang Lain
Kurangnya dukungan emosional di masa kecil bisa membuat seseorang merasa tidak aman dalam hubungan sosialnya.
Mereka mungkin pernah mengalami kekecewaan atau pengkhianatan dari orang-orang yang seharusnya melindungi dan mencintai mereka, sehingga mereka tumbuh dengan keyakinan bahwa orang lain tidak bisa dipercaya.
Hal ini bisa berdampak pada hubungan mereka di masa dewasa, baik dalam pertemanan, percintaan, maupun hubungan kerja.
Mereka mungkin kesulitan membuka diri, selalu curiga terhadap niat orang lain, atau bahkan secara tidak sadar mendorong orang menjauh sebelum mereka memiliki kesempatan untuk benar-benar dekat.
4. Cenderung Menjadi People-Pleaser (Sulit Menolak Permintaan Orang Lain)
Karena kurangnya dukungan emosional, seseorang bisa tumbuh dengan kebutuhan besar untuk mendapatkan validasi dari orang lain.
Mereka mungkin telah belajar bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan perhatian atau kasih sayang adalah dengan menyenangkan orang lain, meskipun itu berarti mengorbankan kebahagiaan atau kebutuhan mereka sendiri.
Sebagai akibatnya, mereka menjadi seorang "people-pleaser," yaitu orang yang sulit berkata "tidak" karena takut mengecewakan atau kehilangan orang lain.
Hal ini bisa menyebabkan kelelahan emosional dan membuat mereka rentan dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
5. Toleransi Tinggi terhadap Hubungan yang Tidak Sehat
Individu yang tidak mendapatkan dukungan emosional yang cukup cenderung memiliki standar yang rendah dalam hubungan interpersonal.
Karena mereka tidak terbiasa menerima kasih sayang yang sehat, mereka mungkin kesulitan mengenali tanda-tanda hubungan yang toksik dan tetap bertahan dalam situasi yang sebenarnya merugikan mereka.
Mereka bisa bertahan dalam hubungan yang penuh manipulasi, kekerasan emosional, atau bahkan pelecehan, karena mereka percaya bahwa itu adalah "normal" atau karena mereka tidak yakin apakah mereka pantas mendapatkan sesuatu yang lebih baik.
6. Mengembangkan Mekanisme Pertahanan Diri yang Keras
Sebagai bentuk perlindungan terhadap rasa sakit emosional, seseorang bisa mengembangkan mekanisme pertahanan yang kuat, seperti sarkasme, sinisme, atau sikap dingin terhadap orang lain.
Ini dilakukan untuk menghindari kekecewaan atau luka lebih lanjut.
Mereka mungkin tampak "tangguh" di luar, tetapi sebenarnya mereka sangat takut disakiti atau ditinggalkan.
Sering kali, mereka lebih memilih untuk menjaga jarak dari orang lain daripada mengambil risiko mengalami rasa sakit emosional yang pernah mereka rasakan di masa kecil.
7. Cenderung Merasa Tidak Berharga atau Tidak Layak Dicintai
Salah satu dampak paling menyakitkan dari kurangnya dukungan emosional adalah perasaan tidak berharga.
Sejak kecil, mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau bahwa keberadaan mereka tidak diinginkan.
Perasaan ini bisa terbawa hingga dewasa dan membuat mereka kesulitan menerima cinta atau penghargaan dari orang lain.
Mereka mungkin merasa tidak pantas mendapatkan kebahagiaan atau bahkan menghindari hubungan yang sehat karena takut suatu saat akan ditinggalkan.
Hal ini bisa menyebabkan pola sabotase diri di mana mereka, secara tidak sadar, menghancurkan peluang baik yang datang dalam hidup mereka karena merasa tidak layak untuk mendapatkannya.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Meskipun dampak dari kurangnya dukungan emosional bisa terasa mendalam, bukan berarti seseorang tidak bisa berubah atau berkembang menjadi pribadi yang lebih sehat secara emosional. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Mengenali Pola yang Terbentuk: Langkah pertama dalam menyembuhkan diri adalah dengan menyadari pola yang muncul dalam hidup kita akibat pengalaman masa kecil.
Belajar Mengekspresikan Emosi dengan Sehat: Mengembangkan kemampuan untuk memahami dan mengungkapkan emosi bisa sangat membantu dalam memperbaiki hubungan interpersonal.
Membangun Hubungan yang Sehat: Mengelilingi diri dengan orang-orang yang mendukung dan menghargai kita dapat membantu membangun kembali kepercayaan terhadap orang lain.
Menetapkan Batasan yang Jelas: Belajar mengatakan "tidak" dan melindungi kebutuhan emosional sendiri sangat penting dalam membangun harga diri yang lebih kuat.
Mencari Bantuan Profesional: Terapi atau konseling dengan psikolog dapat menjadi langkah besar dalam proses penyembuhan dan membantu mengatasi trauma masa lalu.
Kesimpulan
Dukungan emosional yang minim di masa kecil bisa meninggalkan luka psikologis yang dalam, tetapi bukan berarti luka tersebut tidak bisa disembuhkan.
Dengan kesadaran, usaha, dan dukungan yang tepat, seseorang bisa membangun kembali kepercayaan terhadap diri sendiri dan dunia di sekitarnya.
Tidak ada kata terlambat untuk menciptakan kehidupan yang lebih sehat secara emosional dan menemukan makna sejati dalam hubungan dengan orang lain.
***
Tag: #orang #orang #yang #tumbuh #dengan #dukungan #emosional #yang #sangat #minim #cenderung #mengembangkan #sifat #kemudian #hari #menurut #psikologi