Jika Anda Ingin Orang Lain Menganggap Anda Serius dalam Hidup, Ucapkan Selamat Tinggal pada 4 Perilaku Ini
Ilustrasi: Perilaku orang serius. (pixabay)
07:06
8 September 2024

Jika Anda Ingin Orang Lain Menganggap Anda Serius dalam Hidup, Ucapkan Selamat Tinggal pada 4 Perilaku Ini

 

 

- Baik dalam hubungan pribadi maupun kehidupan profesional, cara anda menampilkan diri bisa membuat anda dihormati atau merusak kredibilitas.

Jika ingin orang menganggap anda serius dalam hidup, tindakan dan perilaku anda berbicara lebih keras daripada kata-kata. Cara anda membawa diri dalam setiap situasi memainkan peran penting, lebih dari sekadar apa yang anda katakan atau penampilan anda. 

Sayangnya, beberapa perilaku dapat secara diam-diam mengikis cara orang lain memandang anda, sehingga membuat mereka lebih sulit untuk menganggap anda serius. Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi kebiasaan-kebiasaan ini dapat mengirimkan pesan yang salah. 

Dalam artikel ini, saya akan menunjukkan empat perilaku yang harus dihindari jika anda ingin mendapatkan rasa hormat dan kredibilitas.

Dengan mengidentifikasi dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan ini, anda akan lebih siap untuk mendapatkan rasa hormat dan perhatian yang layak anda dapatkan. Berikut empat perilakunya, dikutip dari ideapod:

1) Terus mencari validasi

Dalam dunia pertumbuhan dan kesuksesan pribadi, ada satu perilaku yang menonjol sebagai penghalang utama, terus-menerus mencari validasi.

Ini adalah kecenderungan alami manusia untuk mencari persetujuan. Kita ingin disukai dan diterima. Namun, jika hal ini berlebihan, hal ini dapat menggambarkan anda sebagai seseorang yang kurang percaya diri dan kurang menghargai diri sendiri. 

Pikirkanlah tentang hal ini. Jika anda selalu mencari orang lain untuk memvalidasi setiap langkah anda, bagaimana mereka bisa menganggap anda serius? Hal ini menandakan bahwa anda tidak mempercayai penilaian anda sendiri dan selalu membutuhkan kepastian.

Untuk dianggap serius, kuncinya adalah anda harus mengembangkan kepercayaan pada kemampuan Anda sendiri. Tentu saja, umpan balik yang membangun itu penting untuk dikembangkan, namun jangan biarkan rasa harga diri anda hanya bergantung pada umpan balik tersebut. 

2) Penundaan 

Inilah perilaku yang secara pribadi saya perjuangkan, penundaan. Dulu saya adalah seorang penunda yang kronis, selalu menunda-nunda pekerjaan sampai menit terakhir. Bukan karena saya malas atau tidak peduli, tetapi saya memiliki kebiasaan menunda tugas yang sudah mendarah daging. Hasilnya? Saya selalu terburu-buru untuk memenuhi tenggat waktu, tidak menyisakan ruang untuk revisi atau perbaikan. 

Suatu hari, seorang rekan kerja menarik saya ke samping dan memberi saya kebenaran yang keras: “Pekerjaan anda sudah bagus, tetapi bisa menjadi lebih baik. Kalau saja kamu mau berhenti menunda-nunda dan memberikan waktu yang kamu butuhkan.”

Hal itu sangat memukul saya. Saya menyadari bahwa penundaan saya tidak hanya mempengaruhi saya; hal itu juga mempengaruhi bagaimana orang lain memandang pekerjaan saya dan, lebih jauh lagi, diri saya sendiri.

Jadi saya membuat keputusan secara sadar untuk memerangi kebiasaan ini. Saya mulai merencanakan tugas-tugas saya, menetapkan tenggat waktu yang realistis, dan mematuhinya. Tidak mudah untuk mengubah perilaku yang sudah tertanam dalam-dalam, tetapi saya berusaha keras.

Dan coba tebak? Orang-orang mulai melihat perbedaannya. Pekerjaan saya meningkat dan begitu pula posisi saya di antara rekan-rekan dan atasan. Mereka melihat usaha yang saya lakukan dan mulai menganggap saya lebih serius.

Menariknya, penelitian yang dilakukan oleh Dan Ariely dan Klaus Wertenbroch menunjukkan bahwa tenggat waktu yang ditetapkan sendiri dapat meningkatkan kinerja secara signifikan dengan mengurangi penundaan, sebuah kebiasaan yang sering kali merusak kredibilitas dan rasa hormat dalam lingkungan profesional.

3) Tidak responsif

Di era digital, komunikasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah daripada sebelumnya. Namun, ada sejumlah orang yang mengadopsi perilaku yang dapat merusak kredibilitas mereka, yaitu tidak responsif. 

Baik itu membalas email, pesan teks, atau membalas telepon, ketanggapan adalah kunci dalam menjaga hubungan profesional dan pribadi.

Sebuah studi oleh Toister Performance Solutions menemukan bahwa rata-rata orang membutuhkan waktu sekitar 6 jam untuk merespons email. Itu adalah waktu yang lama di dunia yang serba cepat di mana informasi mengalir dengan cepat.

4) Negativitas 

Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang selalu melihat gelas setengah kosong? Sulit untuk menganggap orang seperti itu dengan serius, bukan? Selalu bersikap negatif adalah perilaku yang dapat mengikis kredibilitas anda dengan cepat.

Bersikap negatif sepanjang waktu dapat membuat anda terlihat sebagai orang yang tidak memiliki optimisme dan ketangguhan. Hal ini dapat menciptakan persepsi bahwa anda tidak dapat menangani tantangan atau menemukan solusi, dan ini bukanlah sifat seseorang yang dianggap serius.

Sebaliknya, cobalah untuk menumbuhkan pandangan positif. Ini bukan berarti anda mengabaikan masalah atau berpura-pura bahwa semuanya sempurna. Ini berarti anda mengakui adanya tantangan, namun tetap fokus untuk menemukan solusi daripada memikirkan masalahnya.

Penelitian Seligman tentang optimisme versus negativitas menunjukkan bahwa pola pikir positif tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pribadi, tetapi juga memainkan peran penting dalam kesuksesan profesional, memengaruhi cara orang lain memandang ketahanan dan kemampuan Anda dalam memecahkan masalah.

Mengadopsi pola pikir positif dapat mengubah cara orang memandang anda dan meningkatkan peluang anda untuk dianggap serius. Jadi, ucapkan selamat tinggal pada hal negatif yang terus-menerus, dan biarkan hal positif yang memimpin.

Editor: Kuswandi

Tag:  #jika #anda #ingin #orang #lain #menganggap #anda #serius #dalam #hidup #ucapkan #selamat #tinggal #pada #perilaku

KOMENTAR