Standar Ganda Israel soal Perundingan Gencatan Senjata: Lembek ke Amerika, tapi Tegas ke Negosiator
Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 
09:40
20 Agustus 2024

Standar Ganda Israel soal Perundingan Gencatan Senjata: Lembek ke Amerika, tapi Tegas ke Negosiator

- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada hari Senin (19/8/2024) bahwa ia berkomitmen untuk meraih kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera.

Tetapi di saat yang sama, pejabat Israel mengatakan Netanyahu sebenarnya tidak memberi cukup ruang bagi negosiatornya untuk membuat kesepakatan.

Sebelumnya pada hari Minggu, tim negosiasi memberi update kepada Netanyahu, mengatakan bahwa jika Netanyahu memberi negosiator lebih banyak ruang gerak, kesepakatan mungkin saja terjadi.

Namun Netanyahu malah menolak untuk mengalah dan menegur mereka karena "menyerah," kata dua pejabat senior Israel kepada Axios.

Para negosiator, di antaranya direktur Mossad David Barnea, kepala Shin Bet Ronen Bar, dan Jenderal Nitzan Alon, mengeluh kepada Netanyahu.

Mereka mengatakan bahwa mereka sudah bernegosiasi selama berbulan-bulan dan kesepakatan berdasarkan keinginan Netanyahu saat ini tidak mungkin tercapai.

Tetapi Netanyahu berpendapat bahwa jika Israel bersikap tegas, Hamas nantinya juga akan menyerah.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (Instagram @b.netanyahu)

Sebagai informasi, Hamas menolak proposal gencatan senjata terbaru AS, Minggu (18/8/2024).

Hamas menyalahkan posisi keras Netanyahu membuat kesepakatan sulit tercapai.

Di sisi lain, Gedung Putih mengklaim kemajuan signifikan telah dibuat selama pembicaraan di Doha minggu lalu.

Repons yang Berbeda Membuat Sejumlah Pihak Bingung

Kini, saat berkujung ke Israel pada hari Senin (19/8/2024), Blinken mengatakan bahwa Netanyahu telah menerima usulan AS dan sekarang menjadi kewajiban Hamas untuk mengikutinya.

Pernyataan Blinken itu membingungkan beberapa pejabat Israel.

Para pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa sikap keras kepala Netanyahu sebenarnya membuat kesepakatan jauh lebih sulit dicapai.

Netanyahu mendukung usulan AS, yang memuat beberapa tuntutan terbarunya, karena tahu Hamas akan menolaknya, kata pejabat senior Israel kepada Axios.

Pernyataan publiknya mengatakan bahwa negosiator Israel "sangat optimis" tentang penyelesaian kesepakatan hanyalah sikap politik.

Selain itu, setiap celah perbedaan yang diklaim sudah "dipersempit", rupanya adalah celah antara posisi AS dan Israel, bukan Israel dan Hamas.

Meskipun ada optimisme dari AS, mediator Mesir dan Qatar yang memberikan update informasi kepada Hamas, tidak percaya ada kemajuan nyata yang sedang dibuat, kata seorang pejabat Israel kepada Axios.

Dilansir Al Jazeera, dengan tidak adanya kemajuan, Hamas menyebut AS sebenarnya memberikan lebih banyak waktu kepada Israel untuk melanjutkan genosida-nya di Gaza.

Pertemuan 3 Jam

Blinken dan Netanyahu membahas Gaza selama tiga jam pada hari Senin.

Blinken menekankan bahwa AS mengharapkan kemajuan menuju kesepakatan, kata seorang sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.

Blinken merasa Netanyahu "konstruktif" dan benar-benar ingin melanjutkan kesepakatan sebagian karena ia khawatir tentang risiko eskalasi regional tanpa kesepakatan, kata sumber tersebut.

Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ia memberi tahu Blinken bahwa ia berkomitmen pada proposal AS saat ini, yang ia tekankan mempertimbangkan kebutuhan keamanan Israel.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Netanyahu mengatakan kepada Blinken bahwa ia bermaksud mengirim kepala tim negosiasi Israel ke pertemuan lanjutan di Kairo akhir minggu ini, kata seorang ajudan Netanyahu kepada Axios.

"Yang penting bukanlah apakah Netanyahu mengirim para negosiator, tetapi apakah ia memberi mereka mandat yang cukup luas untuk mencapai kesepakatan," kata seorang pejabat Israel.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #standar #ganda #israel #soal #perundingan #gencatan #senjata #lembek #amerika #tapi #tegas #negosiator

KOMENTAR