Gencatan Senjata Ditunda, Netanyahu Tagih Daftar Sandera yang Dibebaskan
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat mengunjungi Koridor Netzarim di Jalur Gaza tengah pada 19 November 2024. - Gencatan senjata yang dijadwalkan antara Israel dan Hamas pada Minggu (19/1/2025) pagi  telah ditunda karena alasan teknis terkait daftar sandera. 
15:30
19 Januari 2025

Gencatan Senjata Ditunda, Netanyahu Tagih Daftar Sandera yang Dibebaskan

Gencatan senjata yang dijadwalkan antara Israel dan Hamas pada Minggu (19/1/2025) pagi telah ditunda.

Penundaan ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meminta Hamas untuk memberikan daftar sandera yang akan dibebaskan pada hari itu.

Namun, Hamas menyatakan tidak dapat memenuhi permintaan tersebut karena alasan "teknis".

Netanyahu kemudian mengumumkan, gencatan senjata tidak akan dimulai hingga Hamas menyerahkan daftar tiga sandera yang dijanjikan untuk dibebaskan pada hari tersebut.

Hamas menegaskan komitmennya terhadap kesepakatan gencatan senjata.

Mereka menjelaskan, keterlambatan dalam menyampaikan nama-nama sandera yang akan dibebaskan disebabkan oleh alasan teknis yang tidak dijelaskan lebih lanjut.

Gencatan senjata yang seharusnya berlaku pada pukul 08:30 waktu setempat (06:30 GMT) ditunda, menambah ketegangan di Gaza, lapor Al Jazeera.

Seorang juru bicara militer Israel mengonfirmasi, selama gencatan senjata tidak terwujud, Israel akan terus melakukan serangan, dikutip dari CBC.

Di sisi lain, pasukan Israel melanjutkan serangan ke wilayah Gaza.

Tiga warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel di bagian timur Kota Gaza. Sementara militer Israel menyatakan telah menyerang "target militan" di Gaza utara dan tengah.

Perjanjian gencatan senjata ini merupakan hasil dari negosiasi panjang yang melibatkan Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS), bertujuan mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan.

Gencatan senjata tersebut dijadwalkan dalam tiga tahap.

Pada tahap pertama, 33 sandera yang tersisa — terutama wanita, anak-anak, serta pria yang sakit — akan dibebaskan dengan imbalan pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina, termasuk anggota kelompok militan.

Setelah pembebasan sandera pertama, kesepakatan mengatur pembebasan lebih banyak sandera setiap minggu.

Namun, masa depan gencatan senjata ini masih penuh ketidakpastian.

Meskipun tujuannya untuk mengakhiri perang sepenuhnya, kesepakatan tersebut dapat dibatalkan tergantung pada perkembangan selanjutnya.

Terutama terkait dengan kekhawatiran Israel akan ancaman dari Hamas dan kekuatan politik domestik yang berpotensi memperburuk situasi.

Serangan Israel Tewaskan 8 Orang

Dikutip dari Al Jazeera, Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan sedikitnya delapan orang dan puluhan lainnya terluka setelah pukul 06:30 GMT, ketika gencatan senjata seharusnya berlaku.

Juru bicara badan tersebut Mahmud Bassal mengatakan tiga orang tewas di Gaza utara dan lima orang di Kota Gaza, sedangkan 25 orang terluka.

Akhiri Pendudukan untuk Perdamaian

Seorang profesor madya kebijakan publik di Institut Studi Pascasarjana Doha, Tamer Qarmout menyatakan bahwa setelah 15 bulan perang di Gaza, Israel telah mencapai "jalan buntu".

Menurut Qarmout, meskipun Israel dapat mengklaim telah mengubah lanskap Timur Tengah, menetralkan Hizbullah, dan mengakhiri rezim di Suriah, mereka tetap terjebak dengan Hamas dan masalah politik Palestina.

"Israel masih terjebak dengan pendudukan dan warisan pendudukan," ujar Qarmout dalam wawancaranya dengan Al Jazeera.

Dia menegaskan bahwa "satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik ini adalah dengan mengakhiri pendudukan dan melalui negosiasi."

"Penyelesaian dengan kekuatan tidak akan mengakhiri konflik ini," tambahnya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #gencatan #senjata #ditunda #netanyahu #tagih #daftar #sandera #yang #dibebaskan

KOMENTAR