Iran Gelar Latihan Pertahanan Udara Hadapi Ancaman Israel dan AS
Latihan ini berlangsung di tengah ketegangan yang meningkat seiring dengan terpilihnya Presiden AS, Donald Trump.
Latihan ini merupakan bagian dari program dua bulan yang dimulai pada 4 Januari 2025.
Dalam latihan tersebut, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) berfokus pada pertahanan instalasi nuklir utama di Natanz dari serangan tiruan menggunakan rudal dan pesawat nirawak.
"Sistem pertahanan akan berlatih melawan ancaman udara, rudal, dan peperangan elektronik dalam kondisi medan perang yang sesungguhnya," ungkap televisi pemerintah Iran, seperti dilansir Al Arabiya.
Tekanan Ekonomi yang Meningkat
Menurut laporan AP News, Iran saat ini menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan, diperburuk oleh sanksi AS yang ketat.
Kebijakan tekanan maksimum yang diterapkan oleh Trump diperkirakan akan memperburuk situasi ini.
Latihan militer yang dilakukan Iran juga mencakup pengujian pertahanan udara di dekat fasilitas nuklir dan persiapan di jalur perairan penting untuk perdagangan minyak global.
Meskipun Iran berusaha menunjukkan kekuatan militer, ada keraguan tentang efektivitasnya setelah mengalami kemunduran di Suriah dan serangan Israel terhadap kelompok militan yang didukung Iran, seperti Hamas dan Hizbullah.
Jenderal Behrouz Esbati dari Garda Revolusi Iran mengakui, “Kita kalah. Kita gagal total,” dalam rekaman pidatonya yang bocor.
Sementara itu, Trump tidak menjelaskan strategi militer AS terhadap Iran, tetapi membuka kemungkinan serangan udara terhadap situs nuklir Iran yang semakin dekat dalam pengayaan uranium.
Iran, di sisi lain, tetap menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat damai, meskipun ada indikasi bahwa mereka mungkin akan mengembangkan senjata nuklir.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
Tag: #iran #gelar #latihan #pertahanan #udara #hadapi #ancaman #israel