Usai Berulang Kali Didesak, Rusia Tolak Bertanggung Jawab atas Kecelakaan Pesawat Azerbaijan
Rusia sebelumnya sudah berulang kali didesak untuk menerima tanggung jawab atas kecelakaan tersebut.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengatakan pesawat penumpang Azerbaijan Airlines, yang jatuh di Kazakhstan pada 25 Desember 2024, ditembak dari "darat" di atas kota Grozny, Rusia, tempat pesawat itu seharusnya mendarat.
Rusia menyebut, pertahanan udaranya berfungsi untuk menangkis pesawat tak berawak Ukraina.
Namun, Rusia tidak menyebutkan pihaknya menembak pesawat itu.
Pada pekan ini, Aliyev mengulangi bahwa “kesalahan” terletak pada Rusia dan menuduhnya “menyembunyikan” penyebab sebenarnya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menelepon Aliyev dua kali sejak kecelakaan pesawat Azerbaijan.
Kremlin mengatakan, dia telah meminta maaf atas fakta bahwa insiden itu terjadi di wilayah udara Rusia, tetapi pernyataannya tentang panggilan telepon itu tidak mengatakan Putin menerima tanggung jawab.
"Kami tertarik pada investigasi yang benar-benar objektif dan tidak memihak untuk menentukan penyebab bencana ini," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, Kamis (9/1/2025), dilansir Al Arabiya.
"Kami sedang menunggu hasil dari komisi tersebut," imbuhnya.
Peskov juga mengatakan bahwa "para spesialis Rusia memberikan kerja sama penuh mereka."
Sementara itu, Aliyev telah menyatakan kemarahannya atas penanganan Moskow terhadap kecelakaan itu.
Aliyev mengeluarkan kritik keras dan menuntut permintaan maaf awal minggu ini.
Ia juga meminta Moskow untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas penembakan pesawat tersebut.
Aliyev mengatakan, langkah-langkah pertahanan udara untuk Grozny – ibu kota Republik Chechnya Rusia – baru diumumkan setelah pesawat itu “ditembak dari darat.”
Rusia Dituduh Menutupi Kecelakaan Pesawat Azerbaijan
Pemimpin Azerbaijan menuduh Rusia melakukan “upaya menutupi” kecelakaan pesawat penumpang bulan lalu yang menewaskan 38 orang, seiring memburuknya hubungan kedua negara tetangga tersebut.
Penerbangan Azerbaijan Airlines J2-8243 tengah terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, menuju Grozny, tetapi terpaksa melakukan pendaratan darurat di Kazakhstan pada 25 Desember 2024.
Sebanyak 38 dari 67 orang di dalamnya tewas dalam kecelakaan itu.
"Saya dapat dengan yakin mengatakan bahwa kesalahan atas kematian warga negara Azerbaijan dalam kecelakaan ini terletak pada perwakilan Federasi Rusia," kata Aliyev, dikutip dari CNN.
"Kami menuntut keadilan, kami menuntut hukuman bagi yang bersalah, kami menuntut transparansi penuh dan perlakuan manusiawi," lanjutnya.
Pada Senin (6/1/2025), Angkatan Udara Brasil mengatakan bahwa para penyelidiknya telah menyelesaikan ekstraksi data dari dua perekam kotak hitam yang ditemukan dari kecelakaan tersebut, lapor Reuters.
Perekam penerbangan tersebut telah dikirim ke Brasil, di mana para ahli internasional bergabung dengan rekan-rekan mereka dari Azerbaijan untuk menganalisis perangkat tersebut dalam upaya untuk memastikan transparansi dan kredibilitas.
Menurut Reuters, data tersebut telah dikirim ke otoritas Kazakhstan yang tengah menyelidiki kecelakaan tersebut.
Pemerintah Kazakhstan bekerja sama dengan Azerbaijan dalam penyelidikan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Pesawat Azerbaijan Jatuh di Kazakhstan
Tag: #usai #berulang #kali #didesak #rusia #tolak #bertanggung #jawab #atas #kecelakaan #pesawat #azerbaijan