Hari-hari Terakhir di Suriah, Assad Ngadu ke Iran: Turki Bantu Oposisi Gulingkan Saya
Gambar selebaran yang disediakan oleh Saudi Press Agency (SPA) pada 11 November 2023, menunjukkan presiden Suriah Bashar al-Assad menghadiri pertemuan darurat Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di Riyadh. 
12:30
15 Desember 2024

Hari-hari Terakhir di Suriah, Assad Ngadu ke Iran: Turki Bantu Oposisi Gulingkan Saya

Presiden Suriah yang digulingkan, Bashar al-Assad, dikabarkan mengeluh kepada Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, pada hari-hari terakhir sebelum penggulingannya.

Dua pejabat Iran mengatakan, Presiden Assad mengeluh bahwa Turki sangat mendukung pasukan oposisi dalam serangan mereka untuk menggulingkannya.

Lebih dari 50 tahun kekuasaan rezim Assad berakhir pada 8 Desember 2024, ketika Presiden Suriah itu melarikan diri ke negara sekutunya, Rusia.

Di sisi lain, Iran juga mendukung Assad untuk melawan oposisi dalam perang saudara yang berkepanjangan sejak tahun 2011 di Suriah.

Dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran, Assad mengungkapkan kemarahannya atas apa yang dikatakannya sebagai upaya intensif yang dilakukan Turki untuk menggulingkannya, menurut seorang pejabat senior Iran.

"(Menlu Iran) Abbas Araghchi meyakinkan Assad akan dukungan Iran yang berkelanjutan dan berjanji untuk mengangkat masalah ini ke Ankara," kata pejabat itu kepada Reuters, Sabtu (14/12/2024).

Keesokan harinya, Abbas Araghchi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, untuk mengungkapkan keprihatinan besar Iran atas dukungan Turki terhadap kemajuan oposisi di Suriah.

"Ketegangan terjadi selama pertemuan tersebut. Iran menyatakan ketidakpuasannya terhadap bias Turki terhadap agenda Amerika dan Israel dan menyampaikan kekhawatiran Assad," kata pejabat Iran kedua.

Ia mengacu pada dukungan Turki terhadap oposisi Suriah dan kerja samanya dengan kepentingan Barat dan Israel dalam menargetkan sekutu Iran di wilayah tersebut.

"Hakan Fidan menyalahkan Assad atas krisis tersebut, dan menekankan bahwa kegagalannya untuk terlibat dalam perundingan perdamaian yang nyata dan pemerintahannya yang menindas selama bertahun-tahun adalah akar penyebab konflik tersebut," kata pejabat itu, seperti diberitakan Al Arabiya.

Diketahui, Turki mendukung kelompok oposisi yang membantunya melawan pasukan Kurds yang berupaya melawan Turki.

Assad Kabur saat Oposisi Serbu Damaskus

Presiden Suriah Bashar al-Assad kabur beberapa jam sebelum pasukan oposisi bersenjata menyerbu kantor pemerintahannya di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

Assad sempat menelepon penasihat medianya pada Sabtu (7/12/2024) malam dan memintanya menyiapkan pidato untuknya, sebelum dia naik pesawat dari bandara Damaskus ke pangkalan Hmeimim Rusia.

“Dia pergi bersama putranya Hafez tanpa memberi tahu keluarga atau rekan dekatnya, dan dari pangkalan Rusia sebuah pesawat membawanya ke Moskow," kata seorang penasihat presiden, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Sementara itu, saudara laki-lakinya, Maher, kemungkinan kabur ke Irak.

“Saudara laki-lakinya Maher, yang memimpin Brigade ke-4 yang ditakuti di angkatan bersenjata, mengetahui masalah ini secara kebetulan ketika dia bersama tentaranya membela Damaskus," kata sumber itu.

"Dia (Maher) memutuskan untuk naik helikopter untuk melarikan diri, tampaknya menuju Baghdad (Irak)," lanjutnya.

Keberadaan Bashar al-Assad hingga kini belum diketahui sejak oposisi mendeklarasikan jatuhnya kekuasaan rezim Assad.

Jatuhnya Rezim Assad

Rezim Assad dari Partai Ba'ath runtuh pada 8 Desember 2024, setelah oposisi bersenjata mengumumkan keberhasilannya merebut Ibu Kota Suriah, Damaskus.

Sebelumnya, aliansi oposisi bersenjata, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), meluncurkan serangan pada 27 November 2024 di Idlib, hingga berhasil merebut kota Aleppo, Hama, Homs, dan Damaskus dalam waktu kurang dari dua minggu.

Pemimpin HTS, Abu Muhammad Al-Julani, mendeklarasikan runtuhnya rezim Assad melalui pidato di Damaskus pada Minggu (8/12/2024).

Runtuhnya rezim Assad adalah buntut dari perang saudara di Suriah yang berlangsung sejak 2011 ketika rakyat Suriah menuntut turunnya Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Iran mulai membantu rezim Assad pada 2011 dan Rusia mulai terlibat pada 2015.

Pertempuran sempat meredup pada 2020 setelah Rusia dan Turki menengahi perjanjian gencatan senjata antara rezim Assad dan oposisi di Idlib, sebelum meletus lagi pada 27 November lalu.

Bashar al-Assad berkuasa sejak 2000, setelah meneruskan kekuasaan ayahnya, Hafez al-Assad yang berkuasa pada 1971-2000.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Editor: Whiesa Daniswara

Tag:  #hari #hari #terakhir #suriah #assad #ngadu #iran #turki #bantu #oposisi #gulingkan #saya

KOMENTAR