Ribuan Tentara Cadangan Israel Menolak Bertugas, Al Qassam Sikat Puluhan IDF dari Jarak Dekat
Sejumlah besar tentara cadangan (reserve division) Israel dilaporkan menolak mematuhi perintah untuk dikerahkan ke putaran baru pertempuran yang terjadi di berbagai front, termasuk di Jalur Gaza dan di front utara melawan Hizbullah.
"IDF mengatakan ada kenaikan 15 hingga 25 persen dalam pasukan cadangan yang menolak untuk menghadap ke markas untuk diterjunkan ke pertempuran di Gaza dan Lebanon selatan," tulis laporan RNTV, Senin (11/11/2024).
Tingginya angka disersi pasukan cadangan Israel ini telah mempengaruhi keputusan operasional militer IDF.
Menurut IDF, sejumlah alasan umum penolakan bertugas ini adalah kelelahan perang di antara tentara yang berpartisipasi dalam pertempuran selama berbulan-bulan pada suatu waktu; dan sekarang dipanggil lagi.
Selain itu, tidak ada dana yang dialokasikan untuk mendukung kehidupan para anggota pasukan cadangan.
Sebagai informasi, pasukan cadangan ini direkrut dari sipil yang dikenai wajib militer. Dengan begitu, saat mengikuti program wajib militer, banyak dari mereka terpaksa kehilangan bisnis dan pendapatan.
Rancangan undang-undang yang sangat diperjuangkan yang tampaknya untuk mengecualikan para pria dari Kaum Yahudi Haredi – sekitar 60.000 orang – dari wajib militer juga memainkan peran dalam insiden desersi besar- besaran ini.
"Situasi ini menempatkan tekanan lebih lanjut pada operasi IDF," tulis RNTV.
Tentara Israel berjaga di sekitar makam seorang kawannya yang terbunuh di Lebanon, saat pemakamannya di dekat Tel Aviv, Israel, 6 Oktober 2024. (Getty Images/Leon Neal/Russia Today)Operasi Qassam Tewaskan 15 IDF dari Jarak Dekat
Tekanan yang dimaksud adalah tantangan di lapangan yang tidak juga berhasil diatasi pasukan Israel.
Dalam perkembangan peperangan yang berlarut selama setahun lebih, IDF tidak juga mampu memberantas gerakan Hamas.
Alih-alih begitu, IDF jusrtu kerepotan menghadapi petempur Hizbullah Lebanon di front Utara.
Di sisi lain, Gaza juga menyumbang besar dalam angka kematian personel IDF.
Terbaru, Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam mengatakan pada Minggu (10/11/2024) kalau mereka terlibat kontak senjata dengan unit yang terdiri dari 15 tentara Israel dari jarak dekat.
Qassam mengklaim, serangan jarak dekat membunuh semua tentara Israel tersebut.
"Mereka melawan unit dengan senjata ringan dan granat di utara Beit Lahia di Jalur Gaza setelah menargetkan mereka dengan RPG," menurut pernyataan resmi di saluran Telegram Brigade Al Qassam.
Dua Armored Personnel Carriers (APC) Israel, juga menjadi sasaran roket “Yassine-105” yang bermuatan Tandem, tambah keterangan Al Qassam.
Sebuah alat peledak juga diledakkan pada buldoser militer di kamp Jabalia.
Al-Qassam juga melaporkan bahwa mereka menargetkan pasukan Israel di dekat Koridor Netzarim dengan mortir bekerja sama dengan “Brigade Abu Ali Mustafa”.
Taktik Efektif Al Qassam
Media Amerika Serikat (AS), The New York Times mengutip analis militer dan tentara Israel melaporkan taktik perang gerilya - yang dilakukan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Gaza utara - membuat mereka sulit dikalahkan militer Israel (IDF).
Sumber-sumber ini, menurut laporan itu, mengatakan kalau Hamas mempunyai cukup petempur dan amunisi untuk "menyeret Israel dalam perang yang lambat dan tanpa kemenangan."
Ulasan itu menunjukkan apa yang dia gambarkan sebagai taktik "hit and run", memungkinkan Brigade Al Qassam merugikan Israel dan menghindari kekalahan.
The New York Times menjelaskan, terbunuhnya seorang komandan brigade tentara Israel di Gaza utara pada Minggu, menegaskan kalau sayap militer Hamas, meskipun tidak mampu beroperasi sebagai milisi dan tentara tradisional, masih menjalankan perang gerilya yang kuat.
Ulasan juga menunjukkan kalau serangan mendadak yang menewaskan seorang perwira senior Israel itu menunjukkan bagaimana Hamas telah bertahan selama hampir satu tahun sejak Israel menginvasi Gaza akhir Oktober lalu.
"Qassam kemungkinan besar akan mampu melakukan hal yang sama bahkan setelah pemimpinnya, Yahya Sinwar, gugur dalam konfrontasi dengan tentara pendudukan Israel pekan lalu," kata laporan tersebut dikutip Khaberni, Selasa (22/10/2024).
Seorang petempur Hamas dalam jaringan terowongan yang menjadi infrastruktur utama milisi perlawanan menghadapi keunggulan pasukan Israel dalam perang Gaza. Setelah 11 bulan perang pecah, Israel belum juga berhasil mencapai target perang, satu di antaranya gegara faktor terowongan Hamas ini. (khaberni)Jaringan Terowongan Masih Utuh
Menurut New York Times, para analis dan tentara Israel mengatakan bahwa pejuang Hamas yang tersisa bersembunyi di balik bangunan-bangunan yang hancur dan jaringan terowongan bawah tanah yang luas.
Banyak di antara terowongan tetap utuh meskipun ada upaya Israel untuk menghancurkannya.
Pernyataan-pernyataan ini muncul mengingat kerugian yang diderita pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza utara, dan ketidakmampuan mereka selama berminggu-minggu untuk menyelesaikan pertempuran dengan pejuang perlawanan meskipun terjadi pengepungan yang menyesakkan dan penggunaan warga sipil sebagai tameng manusia.
Tentara pendudukan Israel mengumumkan - pada hari Minggu - pembunuhan komandan Brigade 401, Kolonel Ihsan Daqsa, dan cedera serius terhadap perwira lainnya dalam pertempuran di Jabalia, utara Jalur Gaza.
Foto yang diambil dari video rekaman AFPTV memperlihatkan warga Palestina mencari para korban serangan Israel di kamp pengungsian Jabaliya, Gaza, Selasa, (31/10/2023). Serangan itu dilaporkan menewaskan setidaknya 50 orang. (ADI ALWHIDI / AFP)Ini adalah kematian perwira dengan pangkat tertinggi yang terbunuh sejak awal invasi darat ke Jalur Gaza setahun yang lalu.
Radio Tentara Israel mengatakan bahwa Kolonel Daqsa didampingi oleh 3 petugas lainnya di dua tank di dalam Jabalia di zona pertempuran, dan menambahkan bahwa dia dan petugas meninggalkan tank sejauh 20 meter.
Ketika mereka bergerak, sebuah alat peledak diledakkan pada mereka. .
Radio Tentara Israel menambahkan kejadian yang menewaskan Kolonel Daqsa dan melukai 3 perwira, termasuk wakil komandan Divisi 162 dan komandan Batalyon 52.
Laporan juga mencatat kalau Daqsa termasuk di antara 4 perwira berpangkat kolonel yang tewas sejak awal. perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu.
Israel Ubah Taktik di Gaza Utara
Dalam beberapa hari terakhir, tentara Israel mengubah taktik di Gaza utara.
Mereka mengerahkan kembali Divisi Lapis Baja ke-162 di Jabaliya dan mendatangkan ribuan tentara infanteri.
Alasan di balik pengerahan itu adalah karena Perlawanan Palestina telah berhasil menargetkan dan menghancurkan sejumlah besar tank Israel dan kendaraan militer lainnya.
Taktik pejuang Palestina begitu efektif sampai-sampai pejabat militer Zionis tinggi, yang ditugaskan melaksanakan apa yang disebut 'Rencana Jenderal', terbunuh dan terluka di Jabaliya juga sekitarnya.
Saat itulah pasukan infanteri Israel didatangkan, sebagian besar diambil dari Tepi Barat.
Tujuan pasukan infanteri adalah untuk terlibat dalam pertempuran yang berbeda, dengan tujuan akhir menargetkan penduduk sipil dan membersihkan Gaza utara secara etnis dari penduduknya, mengutip Palestine Chronicle, Kamis (7/11/2024).
Namun, pertempuran itu kini menghadapi kendala serius.
Perlawanan Palestina kini mahir dalam pertempuran jalanan dan mampu mengubah taktiknya untuk menargetkan dan melenyapkan penjajah baru Gaza.
Menurut pernyataan Brigade Al-Qassam, para pejuangnya berhasil menghabisi lima tentara Israel dari 'jarak dekat', menggunakan senapan mesin dan granat tangan.
Pertempuran itu, menurut Al-Qassam, terjadi di Jalan Hawaja di pusat kamp pengungsi Jabaliya, di Gaza utara.
Perlu dicatat bahwa perubahan besar yang sedang dilakukan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di jajaran kementerian pertahanan sedang berlangsung di tengah pertempuran yang menentukan dan sebagian besar berakhir dengan kekalahan Israel di Gaza utara dan Lebanon selatan.
Dampak dari keputusannya kemungkinan akan terasa di medan perang juga.
Update Perlawanan Brigade Al-Qassam
Lantas berikut ini pernyataan terbaru Brigade Al-Qassam yang dikomunikasikan melalui saluran Telegram mereka dan dipublikasikan di sini dalam bentuk aslinya.
Di laporkan Brigade Al-Qassam menargetkan tank Zionis Merkava dengan peluru Yassin 105 di dekat Rumah Sakit Al-Yemen Al-Saeed di tengah kamp Jabalia, utara Jalur Gaza.
Pejuang Al-Qassam pada hari Senin (4/11/2024) berhasil melenyapkan pasukan infanteri Israel yang terdiri dari 5 tentara dari jarak dekat menggunakan senapan mesin dan granat tangan di Jalan Al-Hawaja di pusat kamp Jabaliya, utara Jalur Gaza.
“Unit teknik Brigade Al-Qassam meledakkan alat peledak berkekuatan tinggi dalam buldoser D9 di poros lingkungan sekolah di kamp Tulkarem," ujar sayap militer Hamas tersebut lewat pernyataannya.
(oln/rntv/khbrn/aja/*)
Tag: #ribuan #tentara #cadangan #israel #menolak #bertugas #qassam #sikat #puluhan #dari #jarak #dekat