



Kapal Bantuan untuk Gaza Dicegat di Laut
- Kapal bantuan Madleen yang mengangkut 12 aktivis internasional, termasuk juru kampanye Swedia Greta Thunberg dan Anggota Parlemen Eropa Rima Hassan, dicegat pasukan Israel di perairan internasional kemarin (3/6) pagi.
Kapal yang berbendera Inggris itu sedang menuju Gaza membawa makanan, susu formula bayi, dan perlengkapan medis.
Madleen berangkat dari Italia pada 1 Juni untuk meningkatkan kesadaran terhadap krisis pangan di Gaza. Perserikatan Bangsa-Bangsa pernah menyebut Gaza sebagai tempat paling kelaparan di Bumi.
Koalisi Freedom Flotilla menyebut kapal dicegat secara paksa pada pukul 03:02 waktu setempat. AFP melaporkan kehilangan kontak dengan kapal pada waktu yang sama.
“Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional,” kata Thunberg dalam video singkat yang dirilis sebelum komunikasi terputus.
Dilansir dari The Guardian, foto terakhir yang dikirim memperlihatkan para aktivis mengenakan jaket pelampung dan berdiri melingkar dengan tangan di atas kepala.
Pemerintah Israel menyatakan kapal dibawa ke pelabuhan Ashdod. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan mereka akan mencegah kapal tanpa izin melanggar blokade laut Gaza.
Setelah pengalihan kapal, Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah foto para aktivis sedang ditawari air dan roti lapis. Dalam pernyataannya, mereka menyebut awak Madleen sebagai selebriti di atas kapal pesiar selfie.
Pengacara hak asasi manusia Huwaida Arraf menyebut penyitaan kapal dan penahanan awak sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Para relawan ini tidak tunduk pada yurisdiksi Israel dan tidak dapat dikriminalisasi karena memberikan bantuan atau menentang blokade ilegal. Penahanan mereka sewenang-wenang, melanggar hukum, dan harus segera diakhiri,” katanya.
Israel sebelumnya menghentikan bantuan selama dua bulan, dan baru-baru ini mengizinkan pengiriman kembali melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung Amerika Serikat. Namun, PBB menolak bekerja sama dengan GHF dan lembaga-lembaga kemanusiaan menyampaikan kekhawatiran atas praktik dan netralitas organisasi tersebut.
Menurut laporan, puluhan warga sipil tewas di dekat titik distribusi GHF sejak akhir Mei. Pada Minggu, sedikitnya 10 orang, termasuk lima warga sipil, tewas akibat tembakan di dekat pusat distribusi bantuan di Rafah. Militer Israel menyatakan mereka menembaki massa yang membahayakan pasukan.