Hakim Uganda Disorot usai Menentang Permintaan Afsel dalam Kasus Genosida di Mahkamah Internasional
Sosok Julia Sebuntinde, hakim asal Uganda, yang menjadi sorotan setelah ia memberikan suara menentang terhadap permintaan Afrika Selatan (Afsel) dalam kasus genosida Israel di Gaza. 
14:20
27 Januari 2024

Hakim Uganda Disorot usai Menentang Permintaan Afsel dalam Kasus Genosida di Mahkamah Internasional

Sosok Julia Sebuntinde, hakim asal Uganda, yang menjadi sorotan setelah ia memberikan suara menentang terhadap permintaan Afrika Selatan (Afsel) dalam kasus genosida Israel di Gaza.

Mahkamah Internasional atau Pengadilan Dunia memerintahkan Israel untuk mengambil tindakan dan mencegah genosida dalam perangnya melawan kelompok militan Hamas di Gaza, Palestina.

Dalam putusan Mahkamah Internasional yang diumumkan pada Jumat (26/1/2024), ICJ tidak memerintahkan gencatan senjata antara kedua belah pihak yang bertempur.

Melalui gugatan genosida yang dilayangkan oleh Afsel pada Desember 2023, negara tersebut menuduh bahwa operasi Israel di Gaza merupakan bentuk upaya genosida.

Afsel lantas meminta ICJ untuk memerintahkan Israel menghentikan perang tersebut.

Keputusan yang diambol oleh panel beranggotakan 17 hakim, Mahkamah Internasional memerintahkan enam tindakan sementara untuk melindungi warga Palestina di Gaza.

Seluruh tuduhan Afrika Selatan, sehubungan dengan definisi genosida, telah diterima oleh Pengadilan Dunia.

Semua poin pernyataan pembelaan Israel ditolak, dikutip dari Palestine Chronicle.

Langkah-langkah tersebut disetujui oleh mayoritas hakim.

Seorang hakim Israel memberikan suara mendukung dua dari enam kasus tersebut.

Namun Hakim Uganda, Julia Sebuntinde, adalah satu-satunya hakim yang memberikan suara menentang ketiga kasus tersebut.

Sosok Hakim Uganda Julia Sebuntinde

Julia Sebuntinde adalah wanita Afrika pertama yang duduk di ICJ

Lahir pada bulan Februari 1954, Sebutinde adalah seorang hakim Uganda yang menjalani masa jabatan keduanya di ICJ.

Dia telah menjadi hakim di pengadilan tersebut sejak Maret 2021.

Menurut Institut Hukum Perempuan Afrika, Sebutinde berasal dari keluarga sederhana.

Wanita itu lahir pada masa ketika Uganda secara aktif memperjuangkan kemerdekaan dari Kolonial Inggris.

Sebutinde bersekolah di Sekolah Dasar Lake Victoria di Entebbe, Uganda

Setelah menyelesaikan sekolah dasar, dia melanjutkan ke SMA Gayaza.

Kemudian mengejar gelarnya di Universitas Makerere dan menerima gelar sarjana hukum pada tahun 1977, saat itu ia berusia 23 tahun.

Lalu, pada usia 36 tahun, ia pergi ke Skotlandia dan memperoleh gelar master hukum dengan predikat istimewa dari Universitas Edinburgh.

Pada tahun 2009, universitas yang sama memberinya gelar doktor hukum, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam bidang hukum dan peradilan.

Sebelum terpilih menjadi anggota ICJ, Sebutinde adalah hakim Pengadilan Khusus Sierra Leone.

Dia ditunjuk untuk posisi itu pada tahun 2007.

Kasus ICJ di Palestina

Pada tahun 2024, Sebutinde menjadi berita utama.

Ia menjadi satu-satunya hakim yang memberikan suara menentang semua tindakan yang diminta oleh Afrika Selatan dalam kasus genosida terhadap Israel.

Dalam perbedaan pendapat, Sebutinde menyatakan sebagai berikut:

“Menurut pendapat saya yang berbeda, perselisihan antara Negara Israel dan rakyat Palestina pada dasarnya dan secara historis adalah perselisihan politik.”

“Ini bukanlah suatu sengketa hukum yang dapat diselesaikan melalui jalur hukum di Pengadilan,” imbuhnya.

"Afrika Selatan tidak menunjukkan bahwa tindakan yang diduga dilakukan oleh Israel “dilakukan dengan tujuan genosida, dan sebagai hasilnya, tindakan tersebut dapat masuk dalam cakupan Konvensi Genosida”.

Para ahli berpendapat bahwa Sebutinde gagal melakukan penilaian menyeluruh terhadap situasi tersebut.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #hakim #uganda #disorot #usai #menentang #permintaan #afsel #dalam #kasus #genosida #mahkamah #internasional

KOMENTAR