Israel Bombardir Lebanon, IDF Klaim Tewaskan Komandan Pasukan Elite Radwan Hizbullah
Pasukan elite Radwan Hizbullah dilaporkan menyiapkan pembalasan atas terbunuhnya seorang komandan senior unit mereka, Jawad Al-Taweel. Satu di antara kekhawatiran adalah Pasukan Radwan menjalankan misi masuk menyerbu ke Israel yang akan menghasilkan perang front kedua di Israel. Belakangan, IDF mengklaim membunuh Mohammed Qassem Al-Shaer, komandan Pasukan Radwan, dalam sebuah serangan udara di desa Qaraoun di distrik Beqaa barat, Lebanon Selatan, Selasa (10/9/2024). 
13:30
11 September 2024

Israel Bombardir Lebanon, IDF Klaim Tewaskan Komandan Pasukan Elite Radwan Hizbullah

Pasukan Pendudukan Israel (IDF) menyatakan, serangan udara yang mereka lakukan di desa Qaraoun di distrik Beqaa barat, Lebanon Selatan, Selasa (10/9/2024) menewaskan Mohammed Qassem Al-Shaer.

IDF menyatakan, Al-Shaer merupakan komandan Pasukan Radwan, divisi pasukan khusus elite gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah.

IDF mengatakan Al-Shaer telah "melakukan banyak serangan terhadap negara Israel dan "pelenyapannya" akan merusak kemampuan kelompok militan yang didukung Iran itu untuk melancarkan serangan terhadap Israel dari Lebanon selatan.

Hizbullah mengonfirmasi Al-Shaer telah tewas dan mengatakan pihaknya membalas pembunuhan komandan senior mereka tersebut dengan meluncurkan puluhan roket Katyusha dan beberapa drone alias pesawat nirawak ke dua lokasi di Israel utara.

IDF mengatakan serangan tersebut tidak menimbulkan korban, beberapa "proyektil roket" berhasil dicegat dan yang lainnya jatuh di area terbuka.

Militer Israel menambahkan kalau mereka telah merespons serangan itu dengan menyerang peluncur Hizbullah “di wilayah Mansouri dan At Tiri,” yang menjadi lokasi peluncuran serangan tersebut.

Sebelumnya pada Selasa, Angkatan Udara Israel mengatakan telah menyerang sebuah bangunan militer Hizbullah di desa Rachaf di provinsi Nabatieh di Lebanon selatan.

"Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat Lebanon mengatakan serangan terhadap Rachaf melukai 12 orang," tulis laporan CNN dikutip, Rabu (11/9/2024).

Ini terjadi beberapa minggu setelah Israel mengatakan telah membunuh pejabat militer paling senior Hizbullah, Fu’ad Shukr, dalam serangan pesawat tak berawak di pinggiran selatan Beirut, lingkungan padat penduduk yang juga merupakan benteng kelompok yang didukung Iran tersebut.

Shukr adalah pejabat Hizbullah berpangkat paling tinggi yang dibunuh sejak 2016, ketika Mustafa Badreddine, komandan tertinggi kelompok tersebut saat itu, tewas di Suriah.

Pembunuhan Shukr pada bulan Juli menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik regional, yang mendorong upaya diplomatik yang intensif untuk meredakan ketegangan.

Telah terjadi baku tembak hampir setiap hari di perbatasan Israel-Lebanon sejak perang pecah antara Israel dan Hamas di Gaza pada tanggal 7 Oktober.

Buldoser menghancurkan jalan selama serangan Israel di pusat Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 3 September 2024. (Photo by Zain JAAFAR / AFP) Buldoser menghancurkan jalan selama serangan Israel di pusat Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 3 September 2024. (Photo by Zain JAAFAR / AFP) (AFP/ZAIN JAAFAR)

Serangan Israel di Tepi Barat

Di Tepi Barat yang diduduki Israel, sedikitnya lima orang tewas, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah.

Pernyataan pihak Palestina itu dikeluarkan setelah militer Israel mengatakan pada Rabu kalau mereka melakukan operasi di wilayah Tammon dan Tubas.

IDF mengatakan kalau mereka memulai operasi dengan Badan Keamanan Israel (ISA) "melawan infrastruktur perlawanan,".

"Dan serangan udara dilakukan terhadap "pasukan perlawanan bersenjata" di wilayah Tubas, kata IDF.

Gubernur Tubas, Ahmad As'ad, mengatakan kepada CNN bahwa serangan tersebut mengenai sekelompok "pemuda Palestina yang tidak bersenjata" sekitar pukul 3 pagi waktu setempat.

Kelompok tersebut, yang berusia belasan dan dua puluhan tahun, sedang duduk di dekat sebuah masjid pada saat itu, katanya.

As’ad juga mengatakan lima orang tewas, demikian pula pernyataan dari Bulan Sabit Merah Palestina.

Video yang beredar menunjukkan sedikitnya satu mayat tak bergerak di dekat sebuah masjid di Tubas.

As’ad mengatakan “kami diberitahu oleh Kantor Koordinasi Palestina tentang operasi militer Israel di kota itu dan daerah sekitarnya” sebelum serangan itu.

Pasukan Israel menyerbu kota itu dan memblokir akses ke rumah sakit pemerintah, katanya, seraya menambahkan bahwa ada jam malam yang diberlakukan militer Israel.

“Situasinya berbahaya,” katanya. 
 
Militer Israel telah melakukan penggerebekan besar-besaran dan serangan udara di beberapa bagian Tepi Barat dalam beberapa minggu terakhir.

Pada tanggal 28 Agustus, Israel meluncurkan operasi kontrateror besar-besaran dengan ISA di wilayah Jenin, Tulkarem, dan Tubas di utara Tepi Barat, dalam serangan yang menurut Israel merupakan yang paling ekspansif dalam beberapa tahun terakhir.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa operasi tersebut telah dipentaskan untuk "menggagalkan infrastruktur yang didukung Iran," dengan mengklaim bahwa Iran berupaya membangun "front timur" melawan Israel.

Israel telah meningkatkan operasi militernya di Tepi Barat, tempat bentrokan semakin sering terjadi sejak Israel memulai perangnya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober.

Sekitar 700 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak Oktober, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah dan PBB, yang angkanya tidak membedakan antara militan dan warga sipil.

Pejabat AS Ingatkan Israel: Perang Lawan Hizbullah Bukan Permainan

Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) memperingatkan Israel terkait perang melawan Hizbullah.

Pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan pada situs berita Israel Walla, perang melawan Hizbullah justru akan membuat Israel jatuh.

Kecanggihan rudal Hizbullah akan membuat Israel kehilangan rumah dan infrastruktur akan mengalami kerusakan parah.

Ia memperingatkan, perang melawan Hizbullah bukanlah sebuah permainan.

Menurutnya, Israel harus memikirkan konsekuensi atas perang tersebut.

"Ini bukan permainan. Saya tidak meragukan kemampuan IDF, tetapi kita harus memikirkan fakta bahwa akan ada konsekuensi serius bagi kedua belah pihak," katanya saat di Konferensi Dialog Timur Tengah-Amerika (MEAD) pada hari Senin (9/10/2024).

Ia menekankan, ada kemungkinan Israel tidak akan mencapai tujuannya apabila nekat melawan Hizbullah.

Semuanya terlihat mudah namun pada kenyataannya tidak akan sesederahana itu.

"Ada ide untuk berperang dan kemudian melenyapkan semua rudal untuk Hizbullah dan semuanya akan baik-baik saja. Tidak sesederhana itu," kata pejabat itu, dikutip dari Palestine Chronicle.

Meski tidak ada solusi yang baik untuk kedua belah pihak, pejabat AS ini meminta Israel untuk mempertimbangkan lagi.

"Tidak ada solusi ajaib. Anda tidak dapat menghancurkan pihak lain. Di akhir perang, Israel mungkin akan membayar harga yang mahal dan tidak akan mencapai tujuannya," imbuhnya.

Bukan Pertama Kali

Ini bukan pertama kalinya pejabat AS memberi peringatan kepada Israel.

Sebelumnya, seorang mantan pejabat senior di Satuan Tugas Intelijen dan Khusus, Haim Tomer mengungkapkan kemungkinan buruk apabila Israel melawan Hizbullah.

Kepala Divisi Intelijen dan Kepala Divisi Luar Angkasa ini mengatakan kepada surat kabar Israel Haaretz, melawan Hizbullah akan membuat Israel lebih terpuruk.

"Memasuki kampanye besar-besaran di Lebanon, secara signifikan membahayakan kemampuan Israel untuk berfungsi sebagai negara dengan ekonomi, masyarakat, dan kehadiran internasional," katanya pada bulan Juni lalu.

Ia memperingatkan Israel, kemampuan Hizbullah tidak main-main.

Hizbullah mampu meluncurkan ribuan rudal untuk melumpuhkan seluruh negara.

"Mereka memiliki rudal presisi yang dapat menghancurkan ladang gas Israel dalam hitungan detik. Israel tidak dapat melawan Hamas dan Hizbullah, terutama dengan banyaknya pesawat nirawak dan sistem deteksi canggih milik Hizbullah," ungkapnya.

Tomer memperingatkan agar tidak meremehkan kemampuan Hizbullah.

Konflik Hizbullah vs Israel

Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, pada 7 Oktober, gerakan Hizbullah Lebanon membela gerakan perlawanan Palestina, Hamas.

Dalam 250 hari pertama perang, Hizbullah telah melancarkan 1.194 operasi militer.

Serangan Hizbullah ini telah mlukai lebih dari 2.000 tentara Israel.

Selama berpuluh-puluh tahun, Israel telah menduduki sebagian Lebanon.

Pada tahun 2000, Israel baru meninggalkan Lebanon.

Namun pada tahun 2006, Israel berupaya kembali menduduki Lebanon.

Sayangnya, mereka gagal dan Hizbullah mengklaim kemenangannya.

Kekhawatiran akan perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah telah meningkat di tengah saling serang lintas perbatasan antara kedua belah pihak.

Ketegangan meningkat di kawasan tersebut menyusul pembunuhan dua pemimpin pejuang perlawanan yaitu Haniyeh dan Fuad Shukr.

Sebagai tanggapannya, Hizbullah telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel.

Janji Hizbullah meningkatkan kekhawatiran berbagai front.

Ketakutan dapat memicu konflik regional yang lebih luas dan berskala penuh.

 

(oln/cnn/*)

Tag:  #israel #bombardir #lebanon #klaim #tewaskan #komandan #pasukan #elite #radwan #hizbullah

KOMENTAR