Eks Perdana Menteri: Israel Hanya Satu Langkah Menuju Kekalahan di Gaza, Netanyahu Penjudi Sinting
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 
16:20
9 September 2024

Eks Perdana Menteri: Israel Hanya Satu Langkah Menuju Kekalahan di Gaza, Netanyahu Penjudi Sinting

- Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak mengklaim Israel saat ini tidak mendekati kemenangan, tetapi justru mendekati kekalahannya di Jalur Gaza.

Menurut laporan media Israel, Barak mengakui posisi Israel di Gaza sekarang goyah.

Dia menyebut Israel kekurangan strategi dan rencana yang jelas mengenai langkah yang akan diambil.

Menurut Barak, tidak ada untungnya bagi Israel jika terus menduduki Gaza selama beberapa tahun.

"Kenyataannya buruk. Israel tidak menang saat 7 Oktober, tidak juga menang dalam perang saat ini. Faktanya, kita lebih dekat dengan kekalahan daripada kemenangan," kata Barak ketika diwawancarai Israel Hayom.

Dia menyebut Israel saat ini hanya "satu langkah menuju kekalahan, bukan kemenangan mutlak".

Barak menegaskan pentingnya Israel bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lain guna mencegah kekalahan.

Dia juga mengkritik Perdana Menteri Israel Netanyahu yang hingga kini menolak gencatan senjata.

Dikutip dari Press TV, Barak menganggap Netanyahu sebagai "penjudi sinting" yang membahayakan nyawa warga Israel yang ditahan Hamas di Gaza.

Di samping itu, dia mengecam keputusan Netanyahu untuk terus menempatkan pasukan Israel di Koridor Philadelphia yang berada di perbatasan Mesir-Gaza.

Barak menganggap keputusan Netanyahu itu tak berkorelasi dengan kenyataan di lapangan.

Netanyahu bersikeras menempatkan tentara Israel di Koridor Philadelphia demi mencegah penyelundupan senjata ke Gaza.

Akan tetapi, negara-negara Arab membantah dugaan adanya penyelundupan tersebut.

Mantan PM Israel itu juga menyinggung pentingnya mencegah perang di perbatasan Israel-Lebanon.

Sejak perang Gaza meletus, Israel dan kelompok Hizbullah mulai saling menyerang di perbatasan hampir tiap hari.

Barak menilai perang apa pun tidak akan membuahkan hasil yang lebih baik daripada hasil yang dicapai lewat kesepakatan negosiasi.

Selain itu, dia mendesak Israel untuk mewujudkan kesepakatan pertukaran sandera dan mengakhiri perang di Gaza.

Menurut dia, meredakan situasi di Gaza melalui pertukaran sandera bisa menghasilkan deeskalasi atau penurunan ketegangan di Israel utara.

Israel bisa hancur jika perang dilanjutkan

Sementara itu, seorang pensiunan jenderal Israel bernama Yizhak Brik mengatakan pasukan Israel akan hancur jika terus melawan Hamas di Jalur Gaza.

Hal itu disampaikan Brik dalam kolom opini di salah satu media ternama Israel, Haaretz, pada hari Selasa, (3/9/2024).

Awalnya Brik mengkritik pendapat beberapa orang yang mengatakan bahwa penarikan mundur pasukan Israel dari Gaza setelah kesepakatan gencatan senjata adalah suatu kekalahan.

Brik menyebut pendapat itu didukung oleh para pejabat militer dan politik yang ingin perang di Gaza dilanjutkan.

Menurut Brik, orang-orang itu justru akan membawa militer Israel kepada kekalahan dan membuat Israel berada dalam kejatuhan.

“Tujuan perang itu, yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan semua sandera dengan tekanan militer, belum tercapai,” ujar Brik.

“Jika kita terus bertempur di Gaza dengan menyerbu dan kembali menyerbu target yang sama, itu tidak hanya gagal menghancurkan Hamas, tetapi kita akan menghancurkan diri sendiri.”

Brik bersikap pesimistis. Dia meyakini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam waktu dekat tak bisa melakukan serbuan-serbuan ulang.

Kata dia, itu karena setiap hari IDF justru makin lemah. Jumlah korban tewas dan luka di antara personel IDF juga makin banyak.

“Sebaliknya, Hamas sudah menambah kembali personel berumur 17 dan 18 tahun.”

Brik juga menyinggung personel cadangan IDF yang mulai menolak menjalani wajib militer lagi.

“Personel wajib militer kelelahan dan kehilangan kemampuan profesional karena kurang pelatihan, beberapa meninggalkan pelatihan sebelum menyelesaikannya,” kata dia.

Dia menyebut ekonomi Israel dan urusan hubungannya internasionalnya terdampak parah oleh perang atrisi melawan Hamas dan Hizbullah.

Menurut Brik, perang di medan tempur utara dan selatan akan terus berlanjut selama militer Israel tetap di Gaza.

“Perlunya mengumpulkan pasukan di front lain, Lebanon atau Tepi Barat, juga akan memaksa pasukan keluar dari Gaza dan mengirim mereka ke berbagai tempat pertempuran.”

“Ini karena IDF tidak memiliki cukup banyak pasukan untuk berperang di banyak front.”

Dia menyebut kelak akan tiba waktunya IDF tak bisa lagi berada di Gaza karena Hamas akan sepenuhnya menguasai tanah Palestina itu.

“Baik di terowongan bawah tanah yang membentang ratusan kilometer, dan di atas tanah,” ucap dia.

Menurut eks jenderal itu, jumlah terowongan yang sudah dihancurkan IDF hanyalah beberapa persen dari keseluruhan terowongan.

“Hal yang sama juga berlaku untuk terowongan di bawah koridor Philadelphi dan Netzarim. Hamas menggunakan keduanya untuk mengedarkan senjata dari Sinai ke Gaza sektor utara dan selatan.

Dalam situasi seperti ini, kata Brik, pasukan Israel tak akan bisa mengalahkan dan menghancurkan Hamas.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #perdana #menteri #israel #hanya #satu #langkah #menuju #kekalahan #gaza #netanyahu #penjudi #sinting

KOMENTAR