Cek 5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Kesehatan Organ Hati
Cek 5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Kesehatan Organ Hati./Pexels.
21:36
20 Juni 2025

Cek 5 Kebiasaan Buruk yang Bisa Merusak Kesehatan Organ Hati

Hati adalah salah satu organ yang paling sibuk dalam tubuh. Ia bertugas mendetoksifikasi zat-zat berbahaya, membantu proses pencernaan, menyimpan nutrisi, dan mengatur metabolisme. 

Meski memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, hati tetap bisa mengalami kerusakan jika terus-menerus dibebani oleh kebiasaan buruk.

Yang sering luput disadari, penyakit hati bisa berkembang diam-diam. Di tahap awal, gejalanya bisa sangat samar: rasa lelah terus-menerus, mual ringan, atau tidak terasa sama sekali. 

Namun, seiring waktu, kerusakan bisa makin parah dan menyebabkan kondisi serius seperti sirosis (jaringan parut permanen) atau bahkan gagal hati. Salah satu tanda yang paling mudah dikenali adalah penyakit kuning—kulit dan bagian putih mata mulai menguning.

Banyak yang mengira hanya alkohol yang merusak hati, padahal masih banyak kebiasaan lain yang juga berdampak buruk. Berikut lima di antaranya, seperti dilansir dari Science Alert.

1. Minum Terlalu Banyak Alkohol

Alkohol memang dikenal luas sebagai biang kerok masalah hati. Saat kamu minum, hati akan bekerja keras memecah alkohol dan membersihkannya dari tubuh. Tapi jika konsumsinya berlebihan, racun dari alkohol bisa menumpuk dan merusak sel-sel hati.

Awalnya, lemak akan menumpuk di hati (fatty liver), yang sebenarnya masih bisa pulih jika kamu berhenti minum. Namun jika terus dilanjutkan, bisa berkembang menjadi hepatitis alkoholik—peradangan hati yang memicu pembentukan jaringan parut. Lama-lama, ini bisa berubah menjadi sirosis, yang merusak fungsi hati secara permanen.

Bahkan jika kamu tidak mabuk, konsumsi alkohol secara rutin dalam jumlah sedang pun bisa berdampak buruk, apalagi jika kamu juga mengalami obesitas atau mengonsumsi obat tertentu. 

Para ahli menyarankan untuk tidak melebihi 14 unit alkohol per minggu, dan penting untuk memiliki hari-hari bebas alkohol agar hati punya waktu untuk memulihkan diri.

2. Pola Makan Tidak Sehat

Masalah hati tidak hanya datang dari alkohol. Pola makan yang buruk juga bisa menyebabkan penumpukan lemak di hati, memicu kondisi bernama MASLD (Metabolic dysfunction-associated steatotic liver disease), yang dulunya dikenal sebagai NAFLD.

Terlalu banyak mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh, makanan cepat saji, atau minuman manis bisa meningkatkan risiko ini. Lemak berlebih di hati akan mengganggu fungsinya, menyebabkan peradangan, lalu berkembang menjadi jaringan parut dan sirosis.

Orang dengan berat badan berlebih, terutama di area perut, lebih berisiko. Faktor lain seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan diabetes juga turut memicu.

 Sebaliknya, pola makan yang seimbang—kaya sayur, buah, biji-bijian, dan ikan—dapat membantu mencegah bahkan membalikkan kondisi ini. Jangan lupa untuk cukup minum air agar hati tetap optimal dalam membuang racun.

3. Sering Mengonsumsi Obat Pereda Nyeri

Obat seperti parasetamol mungkin tampak sepele karena bisa dibeli bebas dan sering digunakan. Tapi mengonsumsinya terlalu sering, bahkan hanya sedikit melebihi dosis yang dianjurkan, bisa berdampak serius bagi hati.

Hati memproses parasetamol, tetapi dalam proses itu menghasilkan zat beracun bernama NAPQI. Jika tubuh kehabisan glutathione (zat pelindung), NAPQI bisa menumpuk dan merusak sel-sel hati. Ini bisa berujung pada gagal hati akut.

Risiko meningkat jika kamu menggabungkan obat pereda nyeri dengan alkohol, atau mengonsumsinya terlalu sering tanpa pengawasan medis. Selalu ikuti petunjuk dosis dan konsultasikan dengan dokter jika merasa butuh konsumsi rutin.

4. Kurang Bergerak

Gaya hidup kurang gerak tidak hanya berdampak pada berat badan, tapi juga metabolisme dan kesehatan hati. Kurangnya aktivitas fisik bisa menyebabkan resistensi insulin dan penumpukan lemak di hati—dua faktor yang sangat berkontribusi pada penyakit hati berlemak.

Berita baiknya, olahraga teratur bisa memberi dampak besar. Bahkan jika berat badan tidak turun drastis, olahraga tetap dapat mengurangi lemak hati dan meningkatkan sensitivitas insulin. Cukup dengan berjalan cepat 30 menit lima kali seminggu, kamu sudah membantu hati untuk tetap sehat.

5. Merokok

Banyak orang hanya mengaitkan rokok dengan paru-paru atau jantung, padahal asap rokok juga bisa merusak hati. Zat kimia beracun dalam rokok meningkatkan beban kerja hati dan memicu stres oksidatif, yang merusak sel-sel hati serta mempercepat pembentukan jaringan parut.

Tak hanya itu, merokok juga meningkatkan risiko kanker hati secara signifikan. Zat-zat seperti nitrosamin, vinil klorida, dan tar dalam asap rokok adalah karsinogen—pemicu kanker—yang sangat berbahaya bagi organ dalam, termasuk hati.

Cintai Hati Kamu

Hati memang organ yang tangguh, tapi tetap punya batas. Dengan menjaga pola makan, rutin bergerak, membatasi alkohol, berhenti merokok, dan menggunakan obat dengan bijak, kamu sudah melakukan investasi besar untuk kesehatanmu jangka panjang.

Kalau kamu mulai merasakan gejala seperti kelelahan terus-menerus, mual yang tak kunjung reda, atau kulit menguning, jangan abaikan. Semakin cepat masalah hati terdeteksi, semakin besar peluang pemulihannya.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #kebiasaan #buruk #yang #bisa #merusak #kesehatan #organ #hati

KOMENTAR