Olahraga Rutin Sejak Muda Bantu Tekan Risiko Hipertensi di Usia Paruh Baya
Ilustrasi olahraga. Olahraga selama lima jam per minggu sejak muda terbukti efektif menurunkan risiko hipertensi di usia paruh baya, menurut studi terbaru.(Freepik)
21:06
19 Juni 2025

Olahraga Rutin Sejak Muda Bantu Tekan Risiko Hipertensi di Usia Paruh Baya

Menjaga kebiasaan olahraga sejak usia muda hingga paruh baya terbukti berperan penting dalam mencegah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Temuan ini diungkap dalam studi terbaru yang diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine, yang menyoroti pentingnya mempertahankan tingkat aktivitas fisik selama masa dewasa awal.

Penelitian dilakukan terhadap lebih dari 5.100 orang dewasa dari empat kota di Amerika Serikat, dan berlangsung selama tiga dekade.

Selama periode tersebut, para peserta menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pengukuran tekanan darah dan pelaporan gaya hidup, seperti kebiasaan olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol.

“Remaja dan orang usia awal 20-an memang cenderung aktif secara fisik, namun kebiasaan ini kerap menurun seiring bertambahnya usia,” ujar Kirsten Bibbins-Domingo, peneliti utama dari University of California, San Francisco (UCSF), seperti dikutip Science Alert.

Aktivitas fisik yang konsisten turunkan risiko hipertensi

Penurunan aktivitas fisik ini, menurut para peneliti, sejalan dengan meningkatnya angka hipertensi, khususnya pada rentang usia 18 hingga 40 tahun.

Kondisi ini mendorong perlunya intervensi dini melalui program promosi kesehatan untuk mendorong aktivitas fisik pada kelompok usia muda.

Studi ini menemukan bahwa orang yang rutin melakukan aktivitas fisik sedang selama lima jam per minggu sejak masa dewasa muda—dua kali lipat dari rekomendasi minimal saat ini—memiliki risiko hipertensi yang lebih rendah, terutama jika kebiasaan ini dipertahankan hingga usia 60 tahun.

“Pencapaian dua kali lipat dari pedoman minimal aktivitas fisik saat ini terbukti lebih bermanfaat dalam mencegah hipertensi dibanding hanya memenuhi batas minimum,” ujar Dr. Jason Nagata, pakar kesehatan dewasa muda dari UCSF dan penulis utama studi.

Namun, menjaga pola olahraga rutin tidak selalu mudah. Menurut Nagata, berbagai faktor seperti kesibukan kuliah, pekerjaan, dan tanggung jawab keluarga kerap menggeser prioritas individu dari aktivitas fisik ke hal lain yang lebih mendesak.

Perbedaan rasial pengaruhi tingkat aktivitas dan hipertensi

Selain faktor usia, studi ini juga mengungkapkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok ras.

Penurunan aktivitas fisik terus berlanjut pada partisipan kulit hitam hingga usia 60 tahun, sementara partisipan kulit putih cenderung mengalami plateau sejak usia 40-an.

Akibatnya, pada usia 45 tahun, perempuan kulit hitam memiliki tingkat hipertensi yang lebih tinggi dibanding laki-laki kulit putih.

Bahkan, pada usia 60 tahun, sekitar 80 hingga 90 persen laki-laki dan perempuan kulit hitam mengalami hipertensi, dibanding kurang dari 70 persen laki-laki kulit putih dan sekitar 50 persen perempuan kulit putih.

Nagata menyebut faktor sosial dan ekonomi seperti lingkungan tempat tinggal, tingkat pendidikan, serta tanggung jawab pekerjaan dan keluarga sebagai penyebab utama kesenjangan tersebut.

“Walau banyak pemuda kulit hitam aktif dalam olahraga saat remaja, kondisi sosial ekonomi dan tanggung jawab hidup dewasa kerap menjadi penghambat untuk mempertahankan aktivitas fisik,” katanya.

Penelitian ini menegaskan bahwa menjaga rutinitas olahraga sejak usia muda—dan lebih dari sekadar memenuhi rekomendasi minimal—berkontribusi signifikan terhadap pencegahan hipertensi di usia paruh baya.

Tantangan sosial dan ekonomi dapat menjadi hambatan, namun upaya menjaga kebugaran fisik tetap penting sebagai bagian dari investasi jangka panjang untuk kesehatan jantung.

Tag:  #olahraga #rutin #sejak #muda #bantu #tekan #risiko #hipertensi #usia #paruh #baya

KOMENTAR