Bahaya BPA di Galon Tua, 40 Persen Galon Guna Ulang Berusia di Atas Dua Tahun
Ilustrasi galon isi ulang yang terkena paparan sinar matahari.(Dok. Shutterstock/Ianny Photo)
19:00
19 Februari 2025

Bahaya BPA di Galon Tua, 40 Persen Galon Guna Ulang Berusia di Atas Dua Tahun

– Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengungkap hasil survei yang menemukan bahwa hampir 40 persen galon guna ulang (GGU) yang beredar di masyarakat berusia di atas dua tahun. Temuan ini didasarkan pada investigasi yang dilakukan di lima kota besar di Indonesia.

Ketua KKI David Tobing menjelaskan bahwa dalam survei tersebut, ditemukan galon produksi 2019 dan 2020 yang masih digunakan hingga saat ini.

"Saya sendiri menemukan galon produksi tahun 2019 dan 2020 yang masih digunakan. Bayangkan, sudah 4–5 tahun sejak diproduksi, galon-galon ini masih terus digunakan," ujarnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin (17/2/2025).

Menurut David, usia pakai galon guna ulang (GGU) yang berbahan polikarbonat perlu mendapat perhatian karena berpotensi melepaskan zat Bisphenol A (BPA) ke dalam air minum, terutama jika digunakan dalam jangka waktu lama dan mengalami proses pencucian berkali-kali.

David pun menyayangkan belum ada aturan tegas dari pemerintah terkait batas usia pakai galon dan cara distribusi yang aman.

Masa pakai galon dan potensi risiko BPA

Pakar polimer dari Universitas Indonesia Prof Mochamad Chalid mengatakan, sejumlah penelitian menunjukkan penggunaan berulang kemasan polikarbonat dapat meningkatkan risiko peluruhan BPA.

BPA merupakan senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat. Berbagai penelitian ilmiah menyebutkan bahwa paparan BPA dalam kadar tertentu dapat berdampak pada kesehatan, seperti gangguan hormon, gangguan tumbuh kembang anak, hingga peningkatan risiko kanker.

Ia menjelaskan bahwa sebuah GGU idealnya digunakan hingga 40 kali. Dengan asumsi satu galon dipakai selama satu minggu, maka masa pakai yang disarankan kurang dari satu tahun. Setelah itu, galon tersebut seharusnya tidak digunakan lagi.

Namun, hasil survei KKI menunjukkan bahwa 4 dari 10 galon yang beredar telah digunakan dua kali lipat dari batas yang seharusnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 2021–2022 menunjukkan adanya peluruhan BPA di beberapa galon yang sudah melewati batas usia pemakaian yang direkomendasikan.

“Karena ada skema, digunakan, dikembalikan, dibersihkan, diisi lagi, dan digunakan lagi secara terus-menerus, maka bisa dibayangkan (seberapa banyak) peluruhan BPA yang dihasilkan,” jelas Prof Chalid.

Pentingnya informasi dan kesadaran konsumen

Karena risiko yang mengintai, KKI mengingatkan masyarakat untuk lebih memperhatikan usia pakai GGU yang digunakan. Sebab, usia pakai galon yang terlalu lama berpotensi meningkatkan risiko peluruhan BPA ke dalam air minum.

David menjelaskan bahwa informasi terkait tahun produksi galon biasanya tertera pada bagian bawah kemasan. Umumnya, terdapat angka yang menunjukkan tahun produksi, seperti "19" yang merujuk tahun 2019 atau "20" untuk tahun 2020.

Bulan produksi juga dapat diidentifikasi dari panah yang mengarah ke angka bulan tertentu. Misalnya, panah mengarah ke angka 3 berarti diproduksi di pada Maret.

"Sayangnya, informasi ini sering kali tidak disadari oleh konsumen karena terletak di bagian bawah galon. Jadi, banyak konsumen yang tidak menyadari informasi tersebut," ujar David.

Oleh karena itu, KKI mendorong produsen agar lebih transparan dalam memberikan informasi terkait usia dan pemakaian produk kepada konsumen.

Selain itu, KKI juga meminta pemerintah dan BPOM untuk terus melakukan edukasi serta sosialisasi mengenai usia pakai GGU. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat risiko bahaya BPA.

Editor: Anissa Dea Widiarini

Tag:  #bahaya #galon #persen #galon #guna #ulang #berusia #atas #tahun

KOMENTAR