Apakah Puasa Berbahaya bagi Ibu Hamil? Berikut Faktanya…
Ilustrasi apakah puasa berbahaya bagi ibu hamil?(Shutterstock/Taras Grebinets)
06:06
18 Februari 2025

Apakah Puasa Berbahaya bagi Ibu Hamil? Berikut Faktanya…

Para ibu hamil perlu memperhatikan asupan nutrisi harian untuk mendukung pertumbuhan janin di dalam kandungan. Namun, apakah puasa berbahaya bagi ibu hamil?

Ternyata, tidak ada jawaban pasti mengenai pertanyaan ini karena kondisi ibu hamil akan sangat memengaruhi boleh atau tidaknya seseorang berpuasa.

Ibu hamil yang ingin berpuasa Ramadhan disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter agar tidak mengalami efek samping tertentu, baik bagi kesehatan ibu hamil itu sendiri dan kesehatan janin.

Untuk lebih jelasnya, ketahui penjelasan mengenai apakah ibu hamil boleh puasa berikut ini.

Apakah puasa berbahaya bagi ibu hamil?

Ternyata, tidak ada jawaban pasti mengenai hal ini mengingat bahwa beberapa penelitian menunjukkan hal yang berbeda.

Selain itu, berpuasa secara tidak langsung dapat memengaruhi kondisi ibu hamil dan janin di dalam kandungan.

Disarikan dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa fakta ilmiah mengenai apakah ibu hamil boleh puasa atau tidak.

  • Tidak ada bukti pasti bahwa puasa merugikan janin

Studi yang terbit dalam Pakistan Journal of Medical Sciences di tahun 2015, dilakukan di Turki dan meneliti 240 ibu hamil sehat, yang dibagi menjadi kelompok ibu yang berpuasa dan yang tidak berpuasa selama Ramadan.

Para ibu hamil ini dibagi lagi berdasarkan trimester kehamilan.

Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam pertumbuhan janin antara ibu yang berpuasa dan yang tidak berpuasa.

Indikator seperti berat badan bayi lahir, skor APGAR, dan kebutuhan perawatan neonatal tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok.

Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa ibu yang berpuasa di trimester kedua dan ketiga mengalami peningkatan berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak berpuasa.

Selain itu, volume cairan ketuban di trimester kedua juga lebih rendah pada ibu yang berpuasa dibandingkan yang tidak.

  • Risiko jangka panjang untuk kesehatan anak

Penelitian di dalam Jurnal Plos One di tahun 2022 menggunakan model tikus untuk mengkaji bagaimana puasa selama kehamilan memengaruhi perkembangan anak hingga dewasa.

Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun berat badan lahir tidak terpengaruh secara signifikan, tikus jantan dari induk yang berpuasa mengalami pertumbuhan lebih lambat hingga usia 10 minggu.

Selain itu, saat diberikan makanan tinggi garam, tikus jantan dari induk yang berpuasa lebih rentan terhadap kerusakan ginjal dibandingkan tikus lainnya.

Ini menunjukkan bahwa meskipun puasa mungkin tidak berdampak langsung pada pertumbuhan janin dalam kandungan, ada kemungkinan efek jangka panjang terhadap kesehatan anak di masa depan.

Namun, perlu diingat bahwa studi ini dilakukan pada tikus, sehingga belum bisa disimpulkan sepenuhnya bahwa hasilnya akan sama pada manusia.

  • Efek pada berat badan dan plasenta

Salah satu penelitian yang terbit dalam Jurnal BMC Pregnancy and Childbirth di tahun 2018, yang merupakan meta-analisis dari 31.374 kehamilan, memberikan perspektif yang lebih luas.

Hasil utama menunjukkan bahwa:

    • Puasa tidak berpengaruh signifikan terhadap berat badan lahir bayi
    • Tidak ada peningkatan risiko kelahiran prematur di antara ibu yang berpuasa
    • Berat plasenta lebih rendah pada ibu yang berpuasa, meskipun hasil ini didominasi oleh satu penelitian skala besar yang mungkin belum cukup mewakili seluruh populasi

Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun puasa tidak meningkatkan risiko utama seperti kelahiran prematur atau berat badan bayi lahir rendah, ada beberapa perubahan dalam fisiologi kehamilan, seperti berat plasenta yang lebih rendah.

Untuk diketahui, plasenta yang lebih kecil bisa memengaruhi transfer nutrisi dari ibu ke janin.

Pengaruh trimester kehamilan saat berpuasa

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa efek puasa bisa berbeda tergantung pada trimester kehamilan.

    • Puasa saat trimester pertama: Tidak ada dampak signifikan terhadap berat badan bayi lahir. Namun, penelitian lain menyebutkan bahwa trimester pertama adalah masa penting dalam pembentukan organ janin, sehingga risiko defisit nutrisi harus dipertimbangkan.
    • Puasa saat trimester kedua: Ibu yang berpuasa mengalami penurunan indeks cairan ketuban, yang bisa menjadi indikasi risiko dehidrasi.
    • Puasa saat trimester ketiga: Kenaikan berat badan ibu lebih rendah pada ibu yang berpuasa, tetapi berat badan bayi lahir tetap dalam rentang normal.

Dari berbagai penelitian, dapat disimpulkan bahwa puasa pada ibu hamil tidak secara langsung menyebabkan kelahiran prematur atau berat badan bayi lahir rendah.

Namun, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

  • Kondisi Kesehatan Ibu

Ibu dengan kondisi seperti diabetes gestasional, hipertensi, atau kekurangan gizi sebaiknya tidak berpuasa tanpa konsultasi medis.

Jika ibu hamil ingin berpuasa, sebaiknya lebih berhati-hati di trimester kedua dan ketiga karena risiko dehidrasi dan kenaikan berat badan yang lebih rendah.

  • Asupan Nutrisi dan Hidrasi

Puasa bisa mengurangi asupan kalori dan cairan. Ibu hamil yang ingin berpuasa sebaiknya memastikan sahur dan berbuka dengan makanan bergizi serta cukup cairan.

  • Pantauan Kesehatan Rutin

Jika ibu hamil tetap ingin berpuasa, pemantauan oleh dokter kandungan sangat disarankan, terutama untuk memeriksa pertumbuhan janin dan kondisi cairan ketuban.

Konsultasi secara medis mungkin diperlukan untuk mengatahui apakah puasa berbahaya bagi ibu hamil.

Dengan berbagai pertimbangan di atas, ibu hamil yang ingin tetap berpuasa sebaiknya melakukan konsultasi dengan tenaga medis dan memastikan kebutuhan nutrisi janin tetap terpenuhi saat puasa.

Tag:  #apakah #puasa #berbahaya #bagi #hamil #berikut #faktanya

KOMENTAR