![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Kasus Langka, KB Implan Pindah Tempat ke Paru-paru](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/kompas/kasus-langka-kb-implan-pindah-tempat-ke-paru-paru-1197979.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Kasus Langka, KB Implan Pindah Tempat ke Paru-paru
Sebuah kasus langka terjadi pada seorang perempuan yang kontrasepsi implannya berpindah dari bagian lengan ke paru-parunya.
KB implan adalah metode kontrasepsi menggunakan tabung plastik kecil yang berisi hormon progestin untuk mencegah kehamilan. Tabung ini dimasukkan ke bawah kulit bagian lengan atas.
Jika pemasangan dilakukan secara benar, seharusnya tabung tersebut tetap "anteng" di tempatnya dan bukan berpindah.
Seorang perempuan yang mengalami hal tersebut berkonsultasi ke dokter karena ia baru menyadari ia tak bisa merasakan implannya di lengan. Perempuan asal Inggris tersebut melakukan KB implan 6 tahun sebelumnya.
Setelah melihat riwayat kesehatan perempuan tersebut dan melakukan sejumlah tes, dokter akhirnya menemukan penyebab pasiennya itu tak bisa merasakan implan karena pemasangannya yang tidak tepat.
Diduga implan tersebut copot sekitar seminggu setelah dimasukkan dan kemudian berpindah dari jaringan di bawah kulit ke dalam pembuluh darah di lengan atas. Dari sana, implan itu menuju ke jantungnya, sebelum dibawa melalui arteri ke paru-paru kiri bawah – yang akhirnya terungkap melalui pemindaian medis.
Kontrasepsi implan adalah salah satu jenis kontrasepsi reversibel yang efektif. Pengguna memiliki peluang 0,05 persen mengalami kehamilan yang tidak direncanakan selama tahun pertama pemasangan implan, jika implan dipasang dengan benar.
KB implan berbeda dengan IUD (intrauterine device) walau sama-sama termasuk metode KB yang mudah dilepas pasang dan dimasukkan ke dalam tubuh.
Implan ini melepaskan progestin dalam dosis yang lambat dan stabil, yang mencegah kehamilan dengan berbagai cara. Misalnya, progestin menghalangi ovulasi, yang berarti pelepasan sel telur secara teratur dari ovarium ke saluran tuba selama siklus menstruasi.
Pada umumnya KB implan harus diganti setiap tiga tahun sebelum hormon di dalamnya habis. Setelah diambil, pengguna bisa langsung memasang implan yang baru.
Kasus berpindahnya implan ke bagian tubuh lain sebenarnya jarang, tapi beberapa kasus pernah dilaporkan. Implan tersebut pindah dari lengan ke bagian bahu, dinding dada, atau paru-paru.
Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan implan bisa berpindah, misalnya pemasangan yang tidak tepat, memasukkan implan terlalu dalam ke dalam jaringan di lengan atau pada pasien yang lengannya terlalu kurus.
Implan yang berpindah ke paru bisa menyebabkan sejumlah gejala seperti batuk, sesak napas, atau nyeri dada. Jika implan tersebut masih aktif melepaskan progesteron biasanya dokter akan menyarankan operasi kecil untuk mengangkat. Namun, seperti pada kasus pasien perempuan di Inggris yang tak merasakan gejala apa pun dan implannya tidak aktif, dokter merekomendasikan tidak perlu operasi untuk mengangkatnya.