Kasus Dugaan Fraud eFishery Disorot Media Asing, Apa Katanya?
- Kasus dugaan fraud yang terjadi di unicorn perikanan eFishery tidak hanya diulas oleh media nasional. Sejumlah media asing pun turut menyoroti kasus eFishery.
Bloomberg, misalnya, mengabarkan tentang kasus eFishery yang disebutnya diduga menggelembungkan pendapatan dan laba selama beberapa tahun.
"Efishery, salah satu perusahaan rintisan terkemuka di Indonesia, diduga telah menggelembungkan pendapatan dan laba selama beberapa tahun, menurut penyelidikan internal yang dipicu oleh klaim whistleblower tentang akuntansi perusahaan," tulis Bloomberg, dikutip pada Kamis (23/1/2025).
Suasana halaman depan kantor eFihsery di Jalan Malabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025).
Bloomberg mewartakan, penyelidikan awal yang sedang berlangsung terhadap perusahaan rintisan (startup) agritech tersebut memperkirakan bahwa manajemen menggelembungkan pendapatan hampir 600 juta dollar AS selama periode Januari sampai September tahun lalu.
Data diperoleh dari draf laporan setebal 52 halaman yang diedarkan di antara investor dan ditinjau oleh Bloomberg.
"Itu berarti lebih dari 75 persen dari angka yang dilaporkan adalah palsu, kata laporan tersebut," tulis Bloomberg.
Sementara itu, The Business Times melaporkan, eFishery yang merupakan startup terkemuka di Indonesia diduga telah menggelembungkan pendapatan dan laba selama beberapa tahun.
"Sebagai perusahaan rintisan kesayangan negara tersebut, eFishery, yang menyediakan tempat pakan bagi petani ikan dan udang di Indonesia, mencetak valuasi sebesar 1,4 miliar dollar AS ketika G42, sebuah perusahaan AI yang dikendalikan oleh anggota kerajaan Uni Emirat Arab Sheikh Tahnoon bin Zayed Al Nahyan, mendukung putaran pendanaan terbarunya," tulis media Singapura tersebut.
Sebanyak 1.500 mangrove ditanam di Unit Instalasi Tambak Silvofishery Marana, Maros, Sulawesi Selatan. Kegiatan tersebut merupakan kontribusi dalam proyek Carbon Capture and Storage (CCS) yang dilakukan secara kolaboratif oleh eFishery, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Maros, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
The Business Times menyatakan, investor awalnya menyoroti profitabilitas eFishery pada saat PHK, pengunduran diri CEO, dan anjloknya valuasi di sektor teknologi mendominasi berita utama.
"Perusahaan ini melaporkan laba sebesar 16 juta dollar AS untuk sembilan bulan pertama tahun 2024 kepada investor, tetapi penyelidikan yang ditugaskan oleh dewan direksi menuduh perusahaan tersebut sebenarnya menghasilkan kerugian sebesar 35,4 juta dollar AS," kata media itu.
The Business Times menyatakan, pendapatan eFishery untuk periode tersebut diperkirakan sebesar 157 juta dollar AS, bukan 752 juta dollar AS yang diberitahukan kepada investor.
"Manajemen juga menggelembungkan angka pendapatan dan laba untuk beberapa tahun sebelumnya, kata laporan tersebut," ungkap The Business Times.
Adapun media Vietnam VN Express International menulis judul "Laporan: Startup 1,4 Miliar Dollar AS Asal Indonesia Diduga Memalsukan Sebagian Besar Penjualan."
"Perusahaan rintisan Indonesia Efishery Pte, perusahaan senilai 1,4 miliar dollar AS yang didukung oleh SoftBank Group dan Temasek Holdings, diduga telah memalsukan sebagian besar penjualannya selama bertahun-tahun, menurut penyelidikan internal," tulis media tersebut.
Sementara itu, South China Morning Post mengabarkan, laporan terkait kasus eFishery dibuat setelah seorang whistleblower mendatangi seorang anggota dewan pimpinan eFishery dengan tuduhan bahwa angka-angka penjualan tidak akurat.
"Dewan tersebut kemudian menugaskan penyelidikan formal pada bulan Desember, dan memberhentikan salah satu pendiri dan Chief Executive Officer Gibran Huzaifah setelah ketidakkonsistenan akuntansi ditemukan, kata sumber tersebut," tulis media China itu.
South China Morning Post pun menyebut, dugaan penipuan ini dapat merugikan dunia usaha rintisan di Indonesia, dan muncul pada saat yang kritis ketika perusahaan dan investor muda di Indonesia berjuang untuk mendapatkan pendanaan baru.
"Efishery adalah perusahaan unicorn terbaru di negara itu, atau perusahaan rintisan yang nilainya lebih dari 1 miliar dollar AS," sebut South China Morning Post.
Tag: #kasus #dugaan #fraud #efishery #disorot #media #asing #katanya