Akademisi Sebut 2 Hal Ini Bisa Jadi Kunci Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Wihana Kirana Jaya menyoroti pentingnya menarik investasi asing alias Foreign Direct Investment (FDI) sebagai salah satu cara untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.
Namun, Wihana juga mengingatkan target tersebut membutuhkan dukungan institusi yang kuat, termasuk keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BP Danantara).
Wihana menyatakan, pembentukan BP Danantara sangat relevan dalam menghadapi fenomena mega shifting ekonomi global. Perubahan struktural besar yang terjadi, seperti geopolitik, geoekonomi, dan perang, telah memaksa negara-negara melakukan reposisi strategis, termasuk dalam kebijakan investasi.
Ilustrasi ekonomi, perekonomian.
“Dalam kondisi mega shifting ini, mindset kita harus berubah. Kita harus mengantisipasi masa depan dengan mengubah organisasi dan proses bisnis. Danantara adalah langkah strategis untuk meningkatkan fleksibilitas pembiayaan investasi jangka panjang,” ujar Wihana dalam keterangannya, Rabu (22/1/2025).
Terkait kebutuhan akan BP Danantara, Wihana berpendapat badan ini diperlukan untuk meningkatkan fleksibilitas dalam mengelola aset dan pembiayaan investasi.
BP Danantara dirancang untuk memanfaatkan aset-aset negara yang besar guna meningkatkan kapasitas investasi melalui tiga platform utama, yakni Indonesia Investment Authority (INA), lembaga-lembaga keuangan pemerintah, dan manajemen aset.
“BP Danantara ini bagus karena mampu meleverage aset pemerintah untuk investasi yang panjang. Dengan fleksibilitas ini, kita bisa membuka peluang lebih besar bagi investor, terutama FDI,” jelas Wihana.
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi.
Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kejelasan regulasi agar badan ini dapat beroperasi secara efektif.
“Tanpa reformasi organisasi yang jelas, BP Danantara mungkin kehilangan fleksibilitas yang dibutuhkan. Jadi, kejelasan payung hukum sangat krusial,” tambahnya.
Senada dengan Wihana, Wakil Rektor Tiga Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam berharap Danantara bisa membuktikan kinerja pengelolaan aset-aset negara secara menguntungkan.
mengingatkan agar pembentukan lembaga negara baru seperti Badan Pengelola Investasi Danantara jangan sampai mengulang kesalahan sebelumnya yang hanya justru memboroskan anggaran namun hasilnya kurang dari harapan.
"Karena sebenarnya semua tugas sudah ada bagiannya masing-masing yang mengerjakan, tinggal bagaimana pemerintah mengontrol kinerja orang-orang yang bertangung jawab pada bidangnya, termasuk aset negara ini," tuturnya.
Menurut Wihana, peluang utama dari pembentukan BP Danantara adalah kemampuannya mengelola aset-aset besar yang dimiliki BUMN, dengan potensi dana kelolaan awal mencapai 600 miliar dollar AS atau Rp 9.520 triliun.
Dengan mengelola aset dari tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, dan PLN, BP Danantara dapat menjadi katalis utama untuk investasi langsung, baik domestik maupun asing.
Wihana menekankan, di tengah keterbatasan APBN, FDI adalah salah satu sumber untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, keberadaan BP Danantara yang mampu menawarkan fleksibilitas dan transparansi dalam pengelolaan aset akan menjadi daya tarik besar bagi investor asing.
“Target pertumbuhan 8 persen bukanlah hal yang mustahil, tetapi membutuhkan fondasi kebijakan yang kuat, seperti BP Danantara. Ini adalah salah satu cara untuk memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi global,” tutur Wihana.
Tag: #akademisi #sebut #bisa #jadi #kunci #capai #pertumbuhan #ekonomi #persen