Tips Mengelola THR Tak Sekadar untuk Hal Konsumtif, Sebaiknya 20 Persen Masuk Pos Investasi
UNTUK BERLEBARAN: Seorang nasabah menukar uang baru di penukaran uang Serambi Bank Indonesia di pusat perbelanjaan. (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)
06:45
1 April 2024

Tips Mengelola THR Tak Sekadar untuk Hal Konsumtif, Sebaiknya 20 Persen Masuk Pos Investasi

Tunjangan hari raya (THR) datang pada momen di kala pos pengeluaran sedang deras-derasnya. Perlu bijak agar uang tersebut tidak hanya numpang lewat di rekening dan bisa untuk investasi.

---

BIAYA mudik, belanja baju, dan sederet pengeluaran yang kebanyakan bersifat konsumtif saat menyambut Lebaran tidak jarang berakibat pada THR tak bersisa. Tunjangan yang umumnya senilai gaji bulanan itu seolah tak berbekas. Padahal, ada peluang investasi yang dilakukan.

Financial Planner Safir Senduk mengatakan, umumnya alokasi utama THR adalah untuk dana mudik. ”Biasanya di momen mudik, orang punya kebutuhan bujet transportasi, baik untuk membeli tiket bus, kereta api, pesawat, ataupun bahkan bujet BBM untuk kendaraan pribadi,” ujar Safir.

Dengan skala prioritas, sambung Safir, jika pasti akan melakukan mudik, tak ada salahnya sisihkan pos itu di depan. Termasuk jika ingin memberikan THR untuk sanak saudara atau punya rencana liburan bersama keluarga.

”Selanjutnya, sebagian sisa uang THR bisa digunakan untuk membayar utang yang perlu segera dilunasi. Jika tidak ada utang, sisa THR bisa diarahkan ke media investasi,” tegasnya.

Tim Investment Research Bibit memaparkan beberapa tips untuk mengelola THR. Pertama, karena Lebaran akan menimbulkan banyak pengeluaran tambahan, daftar pengeluaran harus dibuat secara terperinci serta membuat prioritas keperluan yang paling penting. Sebisanya hindari pengeluaran impulsif.

”Selanjutnya, agar THR kita dapat memberikan manfaat lebih dalam jangka panjang, jangan lupa dana THR untuk investasi. Mengutip sumber dari OJK, minimum 20 persen dana THR sebaiknya dialokasikan untuk tabungan dan investasi,” ujar tim Investment Research Bibit.

Jenis investasi yang bisa dipilih dapat dibagi pada tiga pilihan terms. Yakni, jangka pendek, menengah, dan panjang.

Untuk aset investasi jangka waktu pendek, pilihan investasi yang tepat untuk 20 persen THR adalah reksa dana pasar uang, stable earn, dan obligasi FR jangka pendek.

Selanjutnya, untuk pilihan menengah, masyarakat bisa memilih reksa dana obligasi, obligasi FR jangka menengah, dan SBN ritel. Terakhir, untuk jangka waktu panjang, masyarakat bisa memilih aset investasi reksa dana saham, obligasi FR jangka panjang, dan saham.

Ada gambaran simulasi jika seseorang mengalokasikan dana Rp 2 juta dari THR selama 15 tahun, kemudian diambil rata-rata return dari semua jenis investasi di atas. Maka, diproyeksikan dana Rp 2 juta tersebut bisa berkembang menjadi Rp 52 juta di tahun ke-15. Tentu saja, nilai investasi bisa berpotensi lebih besar jika alokasi tabungan THR bisa ditambah seiring kenaikan gaji.

Head Shariah Banking Maybank Indonesia Romy Buchari menegaskan bahwa THR biasanya banyak dimanfaatkan untuk hal yang bersifat konsumtif. Namun, sebenarnya dana THR juga dapat dialokasikan untuk berinvestasi lewat berbagai produk.

”Jadi, sebaiknya dipastikan untuk mengelolanya dengan baik agar penggunaannya tepat guna dan membawa kesejahteraan di kemudian hari,” ujar Romy.

Menurut dia, catatan pengelolaan THR di tahun-tahun sebelumnya dapat menjadi cerminan dan tuntunan dalam manajemen dana THR tahun ini.

”Perhatikan pos-pos pengeluaran THR, mulai pemenuhan kebutuhan pokok di hari raya, biaya transportasi untuk kembali ke kampung halaman, sedekah bagi sesama, hingga pelunasan utang,” bebernya.

Dari catatan tersebut, lanjut Romy, kurangi pembelanjaan yang tidak diperlukan. Dengan begitu, tersedia dana untuk investasi. ”Harus lebih bijaklah dalam mengelola dana THR dengan mengklasifikasi kebutuhan dibandingkan keinginan secara jelas yang akan memudahkan dalam melakukan pertimbangan sebelum membeli sesuatu,” paparnya. (agf/c7/fal)

Editor: Dhimas Ginanjar

Tag:  #tips #mengelola #sekadar #untuk #konsumtif #sebaiknya #persen #masuk #investasi

KOMENTAR