Harga Eceran Tertinggi Naik, Beras Premium Termurah Rp 14.900 Per Kg
Pedagang melayani pembeli beras di Pasar Musi, Kota Depok, Jawa Barat, Minggu (10/3/2024). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)
11:18
11 Maret 2024

Harga Eceran Tertinggi Naik, Beras Premium Termurah Rp 14.900 Per Kg

– Pemerintah akhirnya menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras premium. Kenaikan itu berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dengan kisaran kenaikan Rp 1.000 per kilogram. Kenaikan HET tersebut berlaku hingga 23 Maret. Kemudian akan dievaluasi lagi: kembali ke harga semula, tetap naik, atau bahkan akan naik lagi.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, alasan perubahan HET beras premium itu karena melihat kondisi lapangan saat ini. ”Untuk menjaga keseimbangan hulu dan hilir,” katanya di Jakarta kemarin (10/3).

Untuk wilayah pertama, yaitu Jawa, Lampung, dan Sumsel, HET beras premium naik dari Rp 13.900 per kg menjadi Rp 14.900 per kg. Sedangkan HET beras medium tetap di harga Rp 10.900 per kg. HET beras premium paling tinggi ada di wilayah Maluku dan Papua, yaitu Rp 15.800 per kg.

Arief mengatakan, kebijakan kenaikan HET itu tentu tidak bisa menyenangkan secara 100 persen bagi pihak terkait. Baik itu petani maupun konsumen. Tetapi, baginya, kebijakan tersebut adalah bagian dari mencari titik keseimbangan. Dengan adanya kenaikan HET beras premium, diharapkan pasokan beras di pasar tradisional maupun modern bisa terjaga. Sehingga masyarakat bisa tenang memasuki bulan Ramadan.

Bapanas, terang Arief, sudah mencermati kondisi di lapangan. Mulai ketersediaan pasokan sampai harga jual terbaru di pasar tradisional hingga ritel modern. Keputusannya, perlu diambil kebijakan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras premium di tingkat konsumen. ”Relaksasi berlaku mulai 10 Maret sampai 23 Maret,” ujarnya.

Setelah itu Bapanas akan melakukan evaluasi kembali. Apakah HET beras premium akan kembali turun merujuk patokan di Surat Kepala Bapanas 7/2023 tentang Harga Eceran Tertinggi Beras tertanggal 30 Maret 2023.

Arief menjelaskan, pihaknya memang menggunakan istilah relaksasi. Pertimbangannya, karena ada pembatasan kenaikan HET beras premium untuk sementara ditetapkan sampai dengan 23 Maret 2024. ”Sambil flush out beras yang harga perolehan sebelumnya jauh lebih tinggi,” ucapnya.

Panen raya dalam negeri, terang Arief, saat ini makin banyak. Harapannya, stok beras di pasar modern dan tradisional kembali melimpah. Dengan begitu, bisa menurunkan harga jual ke konsumen.

Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam kesempatan sebelumnya mengatakan, upaya menurunkan harga jual beras memang cukup sulit. Sebab, stoknya terbatas akibat panen mundur efek dari El Nino. ”Karena memang belum panen,” katanya.

Tetapi, saat ini sejumlah daerah sudah mulai panen raya beras. Sehingga dia berharap pasokan besar di pasaran kembali stabil lagi. Ma’ruf menyatakan, pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas pasokan beras. Baik itu lewat produksi dalam negeri maupun impor dari negara lain.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, jika HET naik sampai Rp 14.900, imbasnya tentu ke penyesuaian beras di ritel. Juga, ada kecenderungan penjual menyesuaikan harga mendekati HET untuk memaksimalkan margin keuntungan. Selain itu, efeknya berimbas juga ke masyarakat kelompok menengah rentan.

Mengenai kepastian HET naik berbanding lurus dengan ketersediaan stok yang dijamin aman, Bhima menyangsikannya. Mengingat, stok beras saat ini terbatas. Apalagi setelah penyaluran bansos beras yang jor-joran menjelang pemilu lalu.

Ditambah, beberapa daerah masih menunggu panen raya. Khususnya di wilayah lumbung padi nasional seperti Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jawa Timur. ”Pasokan beras dengan HET terbaru bisa digelontorkan lagi oleh pelaku ritel, tapi apa stoknya ada? Jadi, HET naik, tapi stok belum otomatis berlimpah di ritel,” terang Bhima kepada Jawa Pos.

Yang perlu disoroti justru dugaan penimbunan beras. Apalagi, ketika HET naik, stok beras di pasaran lantas memadai. ”Nah, ini perlu diwaspadai kecenderungan stok baru dilepas setelah ada penyesuaian HET,” bebernya.

Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerangkan, sejauh ini harga beberapa bahan pangan memang mengalami kenaikan dibandingkan pekan sebelumnya. Namun, ada juga komoditas yang turun harga.

Harga beras medium rata-rata nasional berada di kisaran Rp 14.310 per kg dan beras premium Rp 16.420 per kg. ”Menjelang nanti kita masuk bulan suci Ramadan, ada beberapa hal yang perlu di-update. Pertama, harga pangan ini beras medium yang tadi monitor Rp 14.310 itu ada turun sedikit, kemudian beras premium di Rp 16.420,” ujarnya Jumat (8/3) lalu.

Komoditas pangan yang mengalami penurunan adalah daging sapi di kisaran Rp 135.670 per kg, gula konsumsi Rp 17.740 per kg, dan minyak goreng curah di kisaran Rp 15.540 per kg. Dilihat secara mingguan, komoditas yang mengalami kenaikan harga di antaranya daging ayam ras naik 0,32 persen rata-rata harga nasional menjadi Rp 38.150 per kg.

Kemudian, harga telur ayam ras naik 0,45 persen di kisaran Rp 31.490 per kg. Lalu, komoditas cabai juga mengalami peningkatan, baik itu cabai rawit merah maupun cabai merah keriting. ”Ada beberapa yang naik secara week-to-week. Cabai rawit merah naik 1,79 persen, yaitu Rp 63.160, dan cabai merah keriting Rp 63.850,” ungkapnya. (wan/han/dee/c9/fal)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #harga #eceran #tertinggi #naik #beras #premium #termurah #14900

KOMENTAR