Saat Bos SKK Migas Berkelakar soal Proyek Abadi Masela...
Menteri ESDM Arifin Tasrif (kiri) dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di ICIUOG 2023, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (21/9/2023).(Dokumentasi SKK Migas )
22:12
12 Januari 2024

Saat Bos SKK Migas Berkelakar soal Proyek Abadi Masela...

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto berkelakar soal proyek pengembangan Lapangan Migas Abadi Masela di Laut Arafuru, Maluku.

Dia bilang, karena proyek ini bernama "Abadi" maka tak kunjung rampung dan beroperasi.

Hal tersebut diungkapkan pria yang akrab disapa Tjip itu saat sedang memaparkan perkembangan kinerja sektor hulu migas di sepanjang 2023 yang berlangsung di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

"Ini namanya proyeknya saja yang mungkin kurang pas. Ini namanya Abadi jadi makanya proyeknya abadi, enggak selesai-selesai," kelakar dia.

Ia menuturkan, proyek yang mulanya digarap Inpex Corporation bersama Shell itu sempat terhenti karena beberapa hal. Seperti, mundurnya Shell dari proyek Blok Masela sehingga Inpex perlu mencari mitra baru, serta terjeda akibat pandemi Covid-19.

Hak partisipasi (participating interest/PI) Blok Masela dimiliki oleh Inpex saham sebesar 65 persen dan Shell sebesar 35 persen. Namun pada 2019, Shell menyatakan mundur dan melepas hak partisipasinya dari Blok Masela.

Setelah proses panjang, pada akhirnya PT Pertamina (Persero) bersama BUMN migas asal Malaysia, Petronas, masuk ke proyek Blok Masela dengan mengambil alih hak partisipasi Shell pada akhir Juli 2023. Nilai akuisisi hak partisipasi itu 650 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,75 triliun (kurs Rp 14.500 per dollar AS).

Kini pengajuan revisi rencana pengembangan alias Plan of Development (PoD) Blok Masela pun sudah dilakukan. Dalam PoD itu nantinya akan diterapkan teknologi carbon capture storage (CCS) untuk menekan emisi di blok seluas 2.503 kilometer tersebut.

"Alhamdullilah akhir tahun kemarin sudah diselesaikan semua, baik penjualanan PI shell, kemudian juga masuknya CCS, review PoD, dan sebagainya, itu sudah disetujui," kata Tjip.

Ia pun berharap dengan mulai adanya perkembangan tersebut, proyek Blok Masela bisa mulai beroperasi atau onstream pada 2029 mendatang. Adapun target itu mundur dari sebelumnya direncanakan onstream pada 2027.

"Akhir tahun kemain kita kick off. Mudah-mudahan kick off-nya memang bolanya akan menggelinding ke depan, tidak umpan balik, nanti kalau umpan balik bisa goal sendiri. Jadi ini sudah jalan Desember 2023 dan ditargetkan onstream 2029," ucap Tjip sembari berkelakar.

Sebagai informasi, Blok Masela ditargetkan dapat memproduksi gas sebanyak 1.600 juta kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa). Lalu produksi gas pipa sebanyak 150 mmscfd dan 35.000 barel kondensat per hari (BCPD).


Editor: Yohana Artha Uly

Tag:  #saat #migas #berkelakar #soal #proyek #abadi #masela

KOMENTAR