Harga Emas Global Tinggi, Industri Emas RI Hadapi Babak Baru 2026
- Harga emas dunia yang bertahan di level tinggi hingga akhir 2025 membuka babak baru bagi industri emas Indonesia menjelang 2026. Kombinasi tren global dan kebijakan hilirisasi dinilai mengubah peran emas, dari sekadar aset lindung nilai menjadi komoditas strategis jangka panjang.
Direktur Investor Relations PT Hartadinata Abadi Tbk, Thendra Crisnanda, mengatakan penguatan harga emas mencerminkan perubahan struktural di tingkat global maupun nasional. Pembelian agresif bank sentral dunia, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, serta ketidakpastian ekonomi dan geopolitik menjadi faktor utama yang menopang harga.
“Kami melihat emas semakin diposisikan sebagai aset strategis jangka panjang, bukan hanya instrumen lindung nilai saat krisis. Permintaan yang kuat dari bank sentral dan investor global menunjukkan adanya pergeseran cara pandang terhadap emas, terutama di tengah meningkatnya tekanan utang dan ketidakpastian ekonomi,” ujar Thendra dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin (22/12/2025).
Harga emas global
Berdasarkan laporan World Gold Council dan Reuters, bank sentral global melanjutkan pembelian emas dalam volume besar hingga akhir 2025. Emas dipandang sebagai aset pelindung terhadap risiko pelemahan mata uang, seiring meningkatnya beban utang.
Di Amerika Serikat, total utang pemerintah tercatat terus meningkat dengan laju sekitar 1 triliun dollar AS setiap 100 hari pada paruh akhir 2025, atau setara sekitar Rp 16.500 triliun, yang memperkuat daya tarik emas sebagai penyimpan nilai jangka panjang.
Di dalam negeri, kebijakan pemerintah juga bergerak sejalan dengan penguatan industri emas nasional. Pemerintah Indonesia menetapkan kebijakan pajak ekspor emas yang mulai berlaku pada 2026, dengan tarif 7,5 persen hingga 15 persen berdasarkan tingkat pemrosesan dan harga emas global.
Kebijakan ini diproyeksikan mendorong peningkatan pasokan emas untuk pasar domestik sekaligus memperkuat industri pemurnian dan manufaktur lokal.
Menurut Thendra, kebijakan tersebut berpotensi mempercepat pembentukan ekosistem emas nasional yang lebih seimbang.
“Dorongan untuk meningkatkan pemrosesan emas di dalam negeri sejalan dengan kebutuhan industri saat ini. Dengan rantai pasok yang lebih kuat, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar,” jelasnya.
Harga emas Hartadinata Abadi
Sebagai perusahaan emas terintegrasi, PT Hartadinata Abadi Tbk mencatat porsi ekspor yang relatif kecil. Hingga kuartal III 2025, porsi ekspor perusahaan tercatat sekitar 0,39 persen, mencerminkan fokus pemenuhan permintaan domestik, khususnya sejak pengembangan ekosistem Bullion Bank.
Perusahaan juga meningkatkan kapasitas fasilitas refinery hingga mampu memurnikan 30 ton emas per tahun untuk mendukung kebutuhan pengolahan dalam negeri.
Dari sisi harga, dinamika emas masih dipengaruhi kebijakan moneter global. Per 22 Desember 2025, harga emas dunia mencatat rekor tertinggi sebesar 4.400 dollar AS per ounce, naik 3,97 persen secara month to date.
Dalam Rupiah, harga emas mencapai Rp 2.374.443 per gram, menguat 4,7 persen secara month to date. Kenaikan ini dipicu pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat yang menurunkan real yield ke kisaran 3,50 persen hingga 3,75 persen pada 10 Desember 2025.
Di dalam negeri, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 4,75 persen untuk menjaga stabilitas Rupiah dan menahan arus modal keluar. Kombinasi penurunan suku bunga Amerika Serikat dan fluktuasi nilai tukar membuat harga emas dalam Rupiah menguat lebih besar dibandingkan dalam dollar AS, sehingga tetap menarik sebagai aset lindung nilai.
Ke depan, pergerakan harga emas masih akan dipengaruhi hasil pertemuan Federal Open Market Committee serta data inflasi Amerika Serikat. Meredanya tekanan inflasi membuka peluang pemangkasan suku bunga lanjutan, yang berpotensi menopang harga emas. Sementara itu, pasar memperkirakan Bank Indonesia tetap berhati-hati, namun cenderung lebih dovish sepanjang 2026.
“Dengan berbagai faktor tersebut, kami melihat emas akan tetap relevan sebagai aset strategis. Fokus kami ke depan adalah memastikan kesiapan operasional dan ekosistem agar dapat menangkap peluang pertumbuhan secara berkelanjutan di tengah perubahan struktural industri emas,” kata Thendra.
Sebagai informasi, harga HRTA Gold per 22 Desember 2025 pukul 14.09 WIB tercatat sebesar Rp 2.490.000 per gram.
Tag: #harga #emas #global #tinggi #industri #emas #hadapi #babak #baru #2026