CEOR Jadi Senjata PHR Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak per Hari
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di dalam sebuah jobsite.(DOK. Humas Pertamina )
16:04
21 Desember 2025

CEOR Jadi Senjata PHR Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak per Hari

- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengandalkan penerapan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) sebagai strategi utama untuk mendukung tercapainya target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barrel per hari pada 2030.

Teknologi CEOR dinilai menjadi solusi untuk mengoptimalkan cadangan minyak di lapangan tua yang masih besar, namun sulit diproduksi dengan metode konvensional seperti injeksi air biasa.

Salah satu lapangan yang menjadi fokus penerapan teknologi ini adalah Lapangan Minas di Wilayah Kerja Rokan, Riau. Lapangan Minas telah berproduksi sejak 1952 dan termasuk kategori lapangan tua.

Kendati demikian, lapangan ini masih menyimpan potensi cadangan minyak yang signifikan di bawah permukaan. Melalui teknologi CEOR, tingkat perolehan minyak diperkirakan dapat bertambah sekitar 12-16 persen dari Original Oil in Place (OOIP).

"Sukses CEOR di Lapangan Minas akan membuktikan bahwa teknologi mampu memperpanjang usia produksi lapangan tua sebagai kontribusi terhadap produksi migas nasional," ujar Vice President Secondary & Enhanced Oil Recovery (VP S-EOR) PHR Regional 1, Syaiful Ma’arif dalam keterangannya, Minggu (21/12/2025).

Apa itu teknologi CEOR?

Adapun teknologi CEOR memanfaatkan bahan kimia khusus untuk bisa meningkatkan produksi pada lapangan tua.

Sebagai pelopor dalam penerapan teknologi CEOR skala komersial di Indonesia, PHR menggunakan bahan kimia yang merupakan kombinasi dari 3 bahan kimia yaitu alkali, surfaktan, dan polimer (ASP) yang diinjeksikan ke dalam reservoir untuk menyapu minyak keluar dari pori-pori batuan.

Surfaktan sebagai bahan utama ini berperan untuk melepaskan ikatan minyak dari reservoir dengan menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air.

Kemudian polimer berfungsi sebagai penyapu minyak yang telah terlepas dari reservoir, sedangkan alkali akan membantu mengurangi penyerapan surfaktan dan polimer oleh batuan reservoir, sehingga sisa minyak yang terperangkap lebih mudah mengalir.

"Yang menarik, bahan kimia utama racikan surfaktan yang digunakan PHR merupakan inovasi perwira Pertamina sendiri di Laboratorium PHR," ungkapnya.

Injeksi perdana

Surfaktan berbasis petroleum sulfonate tersebut dikembangkan PHR melalui sinergi dengan PT Pertamina Lubricants (PTPL) sebagai mitra teknis, mulai dari pengadaan bahan baku, proses blending, quality assurance/control, hingga pengiriman ke lokasi proyek.

Bahan surfaktan ini telah diuji coba di laboratorium dan di lapangan. Uji coba lapangan dilakukan pada Proyek Surfactant Extended Stimulation (SES) di Lapangan Balam South Kabupaten Rokan Hilir-Riau, yang telah sukses diinjeksikan pada Juli 2025 dengan peningkatkan produksi yang signifikan.

PHR pun dijadwalkan melaksanakan injeksi perdana ASP skala komersial pada 23 Desember 2025. Dampak peningkatan produksi diperkirakan mulai terlihat pada pertengahan 2026, dengan target tambahan produksi mencapai sekitar 2.800 barrel minyak per hari pada puncaknya.

Menurut Syaiful, program CEOR bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan bagian dari strategi nasional untuk menjaga ketahanan energi.

"Dengan memaksimalkan cadangan minyak di lapangan tua, teknologi CEOR diharapkan mendekatkan Indonesia pada target produksi 1 juta barrel per hari pada 2030," kata dia.

Keberhasilan proyek CEOR di Lapangan Minas menjadi tonggak penting yang membuka jalan bagi penerapan teknologi serupa di lapangan-lapangan lain di Indonesia. Melalui inovasi ini, PHR sekaligus menunjukkan bahwa pengembangan teknologi dalam negeri mampu menjawab tantangan peningkatan produksi migas nasional. 

Tag:  #ceor #jadi #senjata #kejar #target #juta #barrel #minyak #hari

KOMENTAR