Lahan Pesisir Jepara Bangkit lewat Padi Biosalin
Panen padi biosalin di lahan pesisir Jepara hasil kolaborasi PGN, BRIN, dan pemerintah daerah. (DOK. PGN)
14:56
17 Desember 2025

Lahan Pesisir Jepara Bangkit lewat Padi Biosalin

— Lahan pertanian pesisir di Kabupaten Jepara yang selama bertahun-tahun tertekan intrusi air laut mulai menunjukkan tanda kebangkitan. Melalui pengembangan padi biosalin, kawasan yang sebelumnya mengalami gagal panen kini kembali dilirik sebagai sumber penghidupan petani.

Wilayah pesisir utara Jawa, termasuk Jepara dan kawasan Pantai Utara Jawa Tengah, menghadapi peningkatan salinitas tanah akibat banjir rob dan perubahan iklim. Kondisi tersebut membuat padi varietas konvensional sulit tumbuh, memicu alih fungsi lahan, serta menurunkan pendapatan petani akibat gagal panen berulang.

Menjawab persoalan itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Pemerintah Daerah mendorong pemanfaatan varietas padi biosalin. Inisiatif tersebut menjadi bagian dari strategi ketahanan pangan nasional sekaligus mitigasi dampak bencana lingkungan di wilayah pesisir.

Program ini diperkenalkan dalam kegiatan Farm Field Day (FFD) Hilirisasi Inovasi Teknologi Energi Mendukung Ketahanan Pangan yang digelar di Kabupaten Jepara, Rabu (17/12/2025). 

Melalui program tanggung jawab sosial perusahaan, PGN memberikan dukungan berupa penyediaan benih dan pupuk, pendampingan budidaya hingga pascapanen, serta penguatan kapasitas petani. 

Pelaksanaan program melibatkan kolaborasi PGN, BRIN, Pemerintah Daerah, kelompok tani, serta dukungan TNI–Polri dalam penyiapan lahan.

Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar menilai inisiatif tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat dalam memperkuat ketahanan pangan, terutama di daerah yang terdampak perubahan iklim.

“Kami mengapresiasi sinergi PGN dan BRIN dalam mendukung program utama Presiden RI terkait ketahanan pangan. Inovasi padi biosalin ini memanfaatkan lahan tidur pesisir yang selama ini gagal panen akibat intrusi air laut. Kami berharap program ini dapat meningkatkan perekonomian petani dan masyarakat, sekaligus menghadirkan solusi terintegrasi,” ujar Ibnu Hajar, melalui keterangan pers, Rabu.

Direktur Keuangan PGN Catur Dermawan mengatakan, pengembangan padi biosalin merupakan bagian dari kontribusi perusahaan dalam mendukung program prioritas pemerintah, khususnya ketahanan pangan dan pemulihan ekonomi masyarakat pesisir.

“PGN memandang ketahanan pangan sebagai fondasi ketahanan nasional. Program padi biosalin ini tidak hanya berorientasi pada hasil panen, tetapi juga pemulihan produktivitas lahan yang terdampak intrusi air laut,” kata Catur.

Di Jepara, program ini diawali dengan penanaman 400 kilogram benih padi biosalin di lahan seluas 5 hektare dan dikembangkan hingga 20 hektare. Pengembangan tersebut melanjutkan implementasi di wilayah pesisir utara Semarang yang telah mencapai 100 hektare. Dari wilayah itu, panen padi biosalin menghasilkan 116,95 ton Gabah Kering Panen dengan produktivitas rata-rata 5,85 ton per hektare.

“Data produktivitas ini menunjukkan lahan pesisir yang sebelumnya tidak bisa ditanami masih memiliki potensi besar jika didukung teknologi yang tepat,” ujar Catur.

Dari sisi riset, BRIN menempatkan padi biosalin sebagai bagian dari strategi optimalisasi lahan terdampak bencana lingkungan. Direktur Fasilitasi dan Pemantauan Riset dan Inovasi Daerah BRIN Wiwiek Joelijani mengatakan, pengembangan biosalin tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga mitigasi dan pemulihan pascabencana.

“Untuk menjamin keberlanjutan, hasil produksi padi biosalin tidak hanya diarahkan sebagai komoditas konsumsi, tetapi juga untuk produksi benih guna mendorong kemandirian benih lokal,” kata Wiwiek.

Selain sektor pertanian, PGN turut memperkenalkan teknologi Petasol, yaitu pengolahan limbah plastik bernilai rendah menjadi bahan bakar minyak. Teknologi ini sebelumnya dikembangkan di Karimunjawa dan kini diperkenalkan sebagai bagian dari pendekatan terpadu antara ketahanan pangan, pengelolaan lingkungan, dan transisi energi.

Ke depan, PGN bersama BRIN dan pemerintah daerah berencana mereplikasi model kolaborasi ini di wilayah pesisir lain di Jawa Tengah. Salah satu rencana pengembangan diarahkan ke Kabupaten Batang pada 2026 dengan skala yang lebih luas untuk memperkuat ketahanan pangan dan ekonomi kerakyatan secara berkelanjutan.

Tag:  #lahan #pesisir #jepara #bangkit #lewat #padi #biosalin

KOMENTAR