OECD Sebut Eropa “Jealous” Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Rata-rata 4,7 Persen
- Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menyebut, negara-negara di Eropa sedikit iri dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara (ASEAN) selama satu dekade terakhir.
OECD Deputy Secretary-General, Frantisek Ruzicka, mengatakan, ASEAN merupakan kawasan yang paling dinamis di dunia dan dihuni 700 juta penduduk.
Menurutnya, selama beberapa dekade terakhir ASEAN telah mencapai kemajuan pembangunan yang luar biasa.
Meski masyarakatnya begitu majemuk, namun negara-negara ASEAN bisa membaur dengan negara anggota OECD.
“Konvergensi ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan, rata-rata mencapai 4,7 persen yang mengesankan selama dua dekade terakhir dan diproyeksikan akan terus berlanjut, dan telah membuat kami di Eropa sedikit iri,” kata Ruzicka dalam peluncuran Government at a Glance: Southeast Asia 2025 yang digelar secara hybrid, Kamis (11/12/2025).
Adapun rata-rata pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahunan di Uni Eropa sekitar 1,6 hingga 1,8 persen sejak 1995 hingga 2025.
Menurutnya, capaian pertumbuhan ekonomi ASEAN menjadi inspirasi sekaligus menunjukkan persaingan pasar yang baik.
Ruzicka menyebut, pertumbuhan ekonomi itu juga diikuti dengan peningkatan kesejahteraan.
Investasi yang efektif di sektor kesehatan dan pendidikan telah membuat layanan publik turut meningkatkan peluang ekonomi bagi masyarakat ASEAN.
“Meningkatkan standar hidup dan mengurangi kemiskinan,” ujar Ruzicka.
Ia mengaku terkesan saat mendapati laporan Human Development Index (HDI) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam Government at a Glance: Southeast Asia 2025 menyatakan, kualitas pendidikan, kesehatan, dan penanganan kemiskinan 8 negara di ASEAN meningkat selama 1 dekade terakhir.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti kepuasan masyarakat terhadap layanan publik yang meningkat tajam seperti, layanan kesehatan yang mencapai 87 persen dan 99 persen untuk sektor pendidikan pada 2024.
“Ini benar-benar berarti bahwa orang-orang yang tinggal di negara-negara ini merasakan peningkatan kualitas hidup mereka,” tutur Ruzicka.
Pada forum yang sama, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Reformasi dan Birokrasi (Menpan RB), Rini Widyantini mengatakan, Government at a Glance Southeast Asia 2025 menjadi instrumen penting untuk memahami bagaimana dampak modernisasi layanan publik.
Menurut Rini, seluruh masyarakat ASEAN menuntut layanan terpadu yang cepat, sederhana, dan transparan.
Lebih jauh, kondisi Indonesia yang dihuni 283 juta penduduk dan 70.000 pulau membuat reformasi tidak bisa hanya dilakukan di ibu kota.
“Reformasi tersebut harus menjangkau setiap desa terpencil,” tegas Rini.
Tag: #oecd #sebut #eropa #jealous #pertumbuhan #ekonomi #asean #rata #rata #persen