Menperin Bidik SDM Unggul Jadikan Senjata Utama bagi Industri Nasional
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita.(DOK. Kemenperin)
07:00
10 Desember 2025

Menperin Bidik SDM Unggul Jadikan Senjata Utama bagi Industri Nasional

- Di tengah ketatnya persaingan industri global, Indonesia tidak punya pilihan lain selain memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor industri.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perlunya penguatan SDM untuk mendorong daya saing industri nasional, serta memastikan Indonesia mampu bersaing dalam rantai pasok global.

Untuk mencapai hal itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menempatkan pendidikan vokasi sebagai pilar strategis untuk melahirkan talenta yang kompeten dan siap kerja.

“Pemerintah menempatkan pendidikan vokasi sebagai pilar strategis dalam mewujudkan industrialisasi yang inklusif, adaptif, dan berbasis inovasi. Kampus vokasi harus melahirkan talenta yang kompeten, siap kerja, dan mampu mengembangkan nilai tambah industri,” ujar Agus dalam keterangannya, Selasa (9/12/2025).

Menurutnya, penguatan ekosistem vokasi menjadi penting di tengah dinamika global, perkembangan teknologi, dan kebutuhan industri terhadap SDM yang memiliki skill spesifik. “Pendidikan vokasi tidak hanya menyiapkan tenaga kerja, tetapi juga motor penggerak inovasi, kewirausahaan, dan keberlanjutan industri nasional,” paparnya.

Senada, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Doddy Rahadi, menilai bahwa Politeknik punya peran untuk membentuk SDM unggul.

Ia mencontohkan Politeknik ATK Yogyakarta yang memiliki posisi strategis sebagai satu-satunya institusi pendidikan teknologi kulit dan alas kaki di Asia Tenggara. “Politeknik ATK Yogyakarta harus menjadi center of excellence, dan juga menjadi rujukan industri dalam proses penyamakan kulit, desain alas kaki dan produk kulit, hingga desain produk turunan,” kata Doddy.

“Lulusan tidak hanya siap bekerja, tetapi mampu menciptakan produk bernilai ekonomi tinggi. Kulit mentah bisa murah, tetapi ketika diproses menjadi produk berkualitas, nilainya bisa miliaran rupiah. Ini soal kemampuan menciptakan nilai tambah,” lanjutnya.

Bahkan, Kepala BPSDMI menggarisbawahi pentingnya adopsi teknologi, termasuk AI dan digitalisasi, dalam proses pembelajaran dan riset terapan.

“Vokasi itu backbone industri. Lulusannya harus berkualitas dan dirasakan industri. Kita harus terus belajar, memanfaatkan teknologi, termasuk AI, untuk meningkatkan keunggulan nasional,” imbuhnya.

Menurut Doddy, BPSDMI fokus untuk mengembangkan SDM industri kompeten melalui pendidikan vokasi, pelatihan, sertifikasi kompetensi, dan pemagangan.

Saat ini, BPSDMI mengelola 11 politeknik, 2 akademi komunitas, 7 balai diklat industri, dan 9 SMK di berbagai wilayah.

Penguatan pendidikan di Politeknik ATK Yogyakarta didukung berbagai fasilitas berstandar industri, termasuk laboratorium kimia, mikrobiologi, polimer, pengujian fisik, desain, pengolahan limbah, serta showcase Industri 4.0.

Politeknik ATK Yogyakarta juga mengembangkan Satelit PIDI 4.0, termasuk pelatihan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pemeriksaan kualitas kulit bagi mahasiswa dan pelaku IKM.

Transformasi digital tidak bisa ditunda. Kami membawa teknologi 4.0 langsung ke bengkel kerja, agar mahasiswa dan IKM memiliki kemampuan praktik terkini,” jelas Direktur Politeknik ATK Yogyakarta Sonny Taufan.

Selain itu, penguatan kewirausahaan dilakukan melalui teaching factory serta inkubasi bisnis industri, yang telah melahirkan berbagai startup di sektor sepatu, kulit, dan material plastik daur ulang.

Dalam bidang riset, Politeknik ATK menjalankan penelitian terapan di bidang penyamakan ramah lingkungan dan material sole berkelanjutan. “Riset kami diarahkan untuk mendukung industri yang hijau, efisien, dan berorientasi masa depan,” tambah Sonny.

Dalam upaya memperluas dampak sosial pendidikan vokasi, Politeknik ATK Yogyakarta juga terpilih sebagai desainer sepatu untuk program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial.

Program ini dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan sekaligus memfasilitasi kebutuhan dasar siswa dari keluarga rentan, melalui penyediaan perlengkapan sekolah yang terjangkau dan berkualitas.

“Ini merupakan bentuk kontribusi nyata kami dalam mendukung program sosial pemerintah, sekaligus memberi pengalaman riil bagi mahasiswa dan dosen dalam merancang produk yang relevan dengan kebutuhan pasar,” tuturnya.

Saat ini, desain sepatu yang dihasilkan telah memasuki tahap produksi massal oleh perusahaan sepatu di Surabaya, sebagai mitra industri program tersebut.

Kerja sama ini tidak hanya memperkuat implementasi desain, tetapi juga membuka peluang scaling up untuk pasar nasional.

“Kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi dan industri sepatu menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi dapat menghasilkan solusi inovatif, berdampak sosial, dan bernilai ekonomi,” tambahnya.

Tag:  #menperin #bidik #unggul #jadikan #senjata #utama #bagi #industri #nasional

KOMENTAR