Kementerian ESDM Sebut Banjir-Longsor di Sumatera Karena Curah Hujan Tinggi!
- Badan Geologi menyebut cuaca ekstrem akibat Bibit Siklon Tropis 95B menjadi pemicu utama banjir dan longsor di Sumatera.
- Tiga provinsi terdampak signifikan adalah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh, dipicu curah hujan tinggi serta kondisi geomorfologi tertentu.
- Langkah pencegahan meliputi peningkatan pengetahuan masyarakat rawan dan pengendalian tata guna lahan pada lereng-lereng curam.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menyebut pemicu banjir dan longsor yang terjadi di sejumlah wilayah Sumatera karena cuaca ekstrem.
Tercatat terdapat tiga provinsi yang paling terdampak, yakni, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Lana Saria, menjelaskan bencana yang terjadi lima kabupaten, Humbang Hasundutan, Agam, Mandailing Natal, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara disebabkan tiga faktor utama.
Curah hujan yang tinggi, disebutnya, sebagai faktor yang dominan.
Kondisi itu kemudian diperparah dengan geomorfologi yang curam hingga sangat curam, dan serta litologi yang lapuk dan mudah tererosi.
Sebagai fondasi pencegahan, peningkatan kapasitas pengetahuan bagi masyarakat yang berada di titik rawan menjadi penting.
PerbesarDanau Maninjau Diserbu Longsor dan Banjir Bandang, Akses Jalan Amblas Total (Dok. Istimewa)Masyarakat menurut Lana, harus diberi pengetahuan agar dapat mengidentifikasi tanda awal longsor, jalur evakuasi, serta revitalisasi vegetasi lereng.
"Pengendalian tata guna lahan pada lereng curam termasuk pembatasan pembukaan lahan baru dan perbaikan drainase permukaan merupakan langkah struktural yang sangat menentukan dalam menurunkan risiko pada kawasan permukiman," kata Lana dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM pada Senin (1/12/2025).
Dia melanjutkan, untuk Kota Sibolga yang menjadi salah satu wilayah paling terdampak, disebabkan kawasan perbukitan curam hingga sangat curam yang mengelilinginya, khususnya di sisi timur-selatan.
"Berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah, secara umum Kota Sibolga berada pada zona potensi gerakan tanah menengah-tinggi, yang berarti wilayah ini dapat dan atau sering mengalami kejadian gerakan tanah," ujarnya.
Pernyataan Badan Geologi Kementerian ESDM pun disebut sejalan dengan keterangan yang disampaikan Kepala Badan Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani.
BMKG menganalisis perkembangan signifikan Bibit Siklon Tropis 95B yang teridentifikasi sejak 21 November 2025 di perairan timur Aceh, Selat Malaka.
Temuan itu menunjukkan Bibit Siklon Tropis 95B meningkatkan intensitas dan memicu potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga ekstrim serta angin kencang di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Sumatera Barat, Riau dan sekitarnya.
"Masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem akibat dampak dari Bibit Siklon 95B. Saat ini BMKG terus memantau intensitas 95B dan meminta stakeholder terkait untuk memastikan langkah mitigasi demi meminimalisir hal yang tidak diinginkan," beber Faisal.
Tag: #kementerian #esdm #sebut #banjir #longsor #sumatera #karena #curah #hujan #tinggi