Dollar Melemah di Awal Desember, Pasar Menanti Sinyal The Fed dan BOJ
Ilustrasi dollar AS, uang dollar AS.(PIXABAY/PASJA1000)
10:04
1 Desember 2025

Dollar Melemah di Awal Desember, Pasar Menanti Sinyal The Fed dan BOJ

Dollar Amerika Serikat melemah di awal Desember.

Investor mulai memasuki bulan yang penuh agenda penting, mulai dari peluang pemangkasan suku bunga terakhir The Fed tahun ini sampai kepastian kandidat pengganti Jerome Powell yang dinilai lebih dovish.

Pasar di Asia menunggu pidato Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda. Investor ingin melihat sinyal apakah Jepang siap menaikkan suku bunga untuk menahan pelemahan yen.

Perdagangan valuta asing bergerak hati-hati pada Senin pagi.

Aktivitas global baru pulih usai gangguan teknis di CME Group pekan lalu yang menghentikan transaksi saham, obligasi, komoditas, dan mata uang selama beberapa jam.

Banyak rilis ekonomi besar dan agenda bank sentral sepanjang bulan membuat pasar lebih defensif.

Yen Menguat Setelah Data Investasi Naik

Yen menguat setelah data investasi perusahaan Jepang mencatat kenaikan belanja pabrik dan peralatan sebesar 2,9 persen pada Juli–September dibanding periode sama tahun lalu.

Angka itu memberi sinyal ketahanan ekonomi Jepang di tengah tekanan tarif Amerika Serikat.

Yen terakhir berada di 155,84 per dollar, menguat 0,2 persen. Mata uang Jepang itu juga menjauh dari level terendah 10 bulan di 157,90 per dollar yang sempat memicu spekulasi intervensi Tokyo.

Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama memberi respons keras.

“Fluktuasi yang tidak menentu baru-baru ini dan pelemahan yen yang cepat jelas tidak didorong oleh fundamental,” ujarnya.

Analis Commonwealth Bank of Australia, Carol Kong, menyebut pasar menunggu isi pidato Ueda.

“Saya pasti akan mencermati pidatonya hari ini, karena Ueda memiliki peluang besar untuk memberikan panduan bagi pasar keuangan mengenai prospek kebijakan BOJ jangka pendek,” katanya.

“Mengingat komunikasi terbaru dari para pejabat dan pelemahan tajam yen Jepang, Gubernur Ueda kemungkinan besar akan menggunakan pidatonya untuk mengisyaratkan kenaikan suku bunga akhir bulan ini,” sambungnya.

Penguatan yen masih terbatas. Sepanjang tahun ini yen baru naik 0,9 persen dan tetap melemah terhadap euro dan pound sterling.

Euro dan Pound Bergerak Stabil

Euro naik tipis 0,02 persen ke USD 1,1600. Pound sterling stabil di USD 1,3240 setelah mencatat pekan terbaiknya dalam lebih dari tiga bulan, terutama usai Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves mengumumkan anggaran baru.

Fokus pasar tetap menuju arah suku bunga Amerika Serikat.

Pasar kini menempatkan peluang 87 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan pekan depan, berdasarkan CME FedWatch.

Ekspektasi itu ikut menekan dollar, ditambah laporan yang menyebut penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett muncul sebagai kandidat kuat pengganti Powell. Pada Jumat lalu, dollar mencatat kinerja terburuknya dalam empat bulan.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut ada peluang besar Presiden Donald Trump mengumumkan pilihannya sebelum Natal.

Indeks dollar turun ke 99,42. dollar Australia melemah 0,08 persen menjadi USD 0,6543. dollar Selandia Baru turun 0,09 persen ke USD 0,5733.

Ekonom Goldman Sachs menilai fokus pasar kini akan bergeser ke pertemuan-pertemuan The Fed berikutnya.

“Dengan FOMC Desember yang kini semakin dekat untuk sepenuhnya memperkirakan penurunan suku bunga 25 bps, kami pikir pasar akan semakin fokus pada perkiraan pertemuan berikutnya,” tulis mereka.

Mereka mengingatkan masih banyak rilis tenaga kerja sebelum pertemuan Januari. “Kami rasa terlalu sedikit yang diperkirakan pada kuartal pertama.”

Data Ketenagakerjaan AS Jadi Penentu

Laporan ketenagakerjaan AS untuk November akan dirilis pada 16 Desember, setelah pertemuan kebijakan The Fed. Laporan itu juga mencakup data penggajian nonpertanian untuk Oktober.

Tingkat pengangguran Oktober belum tersedia karena penutupan pemerintah menghambat proses pengumpulan data.

Tag:  #dollar #melemah #awal #desember #pasar #menanti #sinyal

KOMENTAR