Target Energi Terbarukan Diturunkan, Ahli: Itu Pengingkaran Terhadap Komitmen Net Zero Emission Kita
Teknologi Energi Terbarukan. (Pixabay / Pexels.com)
17:54
8 Februari 2024

Target Energi Terbarukan Diturunkan, Ahli: Itu Pengingkaran Terhadap Komitmen Net Zero Emission Kita

Pemerintah Indonesia mencanangkan akan menurunkan target bauran energi terbarukannya, sebagaimana yang tertuang dalam RPP Kebijakan Energi Nasional.

Rancangan Peraturan Pemerintah yang sedang disusun oleh Dewan Energi Nasional tersebut akan menurunkan bauran energi terbarukan dari awalnya 23 persen pada tahun 2025 menjadi hanya 17-19 persen.

Informasi tersebut kemudian diperkuat dengan terbitnya dokumen Energy Compact Indonesia di laman United Nation, yang menyebutkan target 23 persen yang harusnya dicapai pada 2025 malah mundur pada tahun 2029.

Dilansir dari Instagram @iesr.id pada Kamis (8/2), target bauran energi terbarukan 2025 turun dari 23 persen menjadi 17-19 persen, sedangkan tahun 2030 19-21 persen, tahun 2040 38-40 persen, 2050 58-61 persen, dan tahun 2060 70-72 persen.

Institute for Essential Services Reform (IESR) menanggapi bahwa langkah pemerintah untuk menurunkan target bauran energi terbarukan khususnya target tahun 2025 dan 2030 bertentangan dengan call for action global.

“Itu sebenarnya menurut kami adalah pengingkaran terhadap komitmen kita mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060,” kata Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR dalam bincang Pojok Energi, Rabu (7/2).

Selain itu, menurutnya, langkah Indonesia untuk menurunkan target bauran energi terbarukan tidak sesuai dengan hasil keputusan COP 28 yang lalu, agar negara-negara menurunkan penggunaan energi fosil dan mengakselerasi energi terbarukan untuk mencapai target NZE global pada tahun 2050.

Jika pemerintah menargetkan NZE tahun 2060, kata Fabby Tumiwa, Indonesia harus mencapai 40-45 persen bauran energi terbarukan di 2030 atau sekitar 60 GW, lebih besar dari target RPP Kebijakan Energi Nasional yang sekarang.

Sebagai konsekuensinya, seluruh penggunaan energi batu bara harus distop sampai tahun 2045, jika Indonesia tidak ingin ketinggalan ketika dunia sedang berlomba-lomba menaikkan bauran energi terbarukan mereka.

Indonesia akan mengalami kesulitan jika terus memundurkan targetnya untuk mencapai NZE 2060, karena dalam perjalanan mencapai target tersebut terdapat picking emission.

“Emisi kita kan sampai hari ini masih naik. Nah dalam jalurnya itu ada namanya picking emission, nah picknya (puncaknya) kapan? Kalau kita mengikuti laporan IPCC yang 1,5 derajat, picking global itu harus terjadi antara 2025-2028,” kata Fabby Tumiwa.

Sedangkan target Indonesia picking pada tahun 2030, lebih lambat 3-5 tahun dari target global. Kemudian setelah terjadi picking (puncak), emisi Indonesia sudah harus turun.

“Kalau kita pickingnya semakin lama, maka kalau kita mau turun ke 2050 untuk sektor kelistrikan bahkan 2060, turunnya itu akan sangat curam. Biasanya sesuatu yang ekstrim itu akan berat,” pungkasnya.

IESR mengkhawatirkan, target Net Zero Emission Indonesia 2060 akan gagal dicapai jika target-target di sektor energi terus dipangkas dan ditunda.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #target #energi #terbarukan #diturunkan #ahli #pengingkaran #terhadap #komitmen #zero #emission #kita

KOMENTAR