513 SDM KAI Siap Ambil Alih Operasional Whoosh, Wujud Kedaulatan Teknologi Indonesia
Sebanyak 513 sumber daya manusia (SDM) PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) yang telah lulus dari program transfer knowledge Whoosh siap mengambil alih operasional dan perawatan Kereta Cepat Whoosh dari tenaga ahli China Railway.(DOK.Humas KAI)
11:40
23 Oktober 2025

513 SDM KAI Siap Ambil Alih Operasional Whoosh, Wujud Kedaulatan Teknologi Indonesia

- Sebanyak 513 sumber daya manusia (SDM) PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) yang telah lulus dari program transfer knowledge Whoosh siap mengambil alih operasional dan perawatan Kereta Cepat Whoosh dari tenaga ahli China Railway.

Langkah tersebut menandai wujud nyata kedaulatan teknologi Indonesia di sektor transportasi modern berkecepatan tinggi.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba menjelaskan, program transfer knowledge merupakan hasil kolaborasi antara KAI dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). 

Program tersebut sejalan dengan semangat pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul Asta Cita serta visi Indonesia Emas 2045.

“Program ini membuktikan kemampuan bangsa Indonesia dalam menguasai teknologi transportasi berkecepatan tinggi. Melalui pelimpahan peran ini, SDM KAI siap menjadi operator, inovator, dan pemimpin di sistem kereta cepat,” ujar Anne dalam keterangan pers, Kamis (23/10/2025).

Hingga Oktober 2025, sebanyak 513 SDM PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau 89 persen dari total 579 peserta program transfer knowledge Whoosh telah dinyatakan lulus. Mereka siap mengelola operasional dan perawatan kereta cepat pertama di Asia Tenggara secara mandiri.

Sementara itu, sebanyak 66 SDM lainnya (11 persen) kini tengah menyelesaikan tahap akhir sertifikasi dan penyusunan dokumen pendukung sebelum menerima pelimpahan peran secara bertahap dari tenaga ahli China Railway.

Program transfer knowledge mencakup pelatihan di bidang operasi, pemeliharaan sarana, dan perawatan prasarana seperti jembatan, sinyal, rel, komunikasi, sistem kelistrikan (overhead catenary system/OCS), hingga peralatan berat.

Seluruh peserta mengikuti pelatihan bertahap, mulai dari High-Speed Railway Training, On the Job Training (OJT), hingga sertifikasi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Anne menambahkan, seluruh proses pelatihan dirancang agar SDM KAI tidak hanya menguasai teknologi modern, tetapi juga memahami nilai keberlanjutan dalam sistem transportasi masa depan. 

Langkah tersebut sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) poin empat tentang pendidikan berkualitas dan poin delapan tentang pekerjaan layak serta pertumbuhan ekonomi.

Anne menyebut keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kedaulatan teknologi nasional sekaligus meningkatkan kapasitas SDM Indonesia di sektor transportasi publik. 

Kolaborasi Indonesia–China melalui KCIC turut membuka ruang transfer teknologi, pengalaman, dan kepercayaan diri bagi tenaga profesional nasional.

“Ke depan, para SDM yang telah menerima pelimpahan peran akan menjadi mentor bagi generasi baru di dunia perkeretaapian cepat. Mereka adalah bukti bahwa investasi terbaik bangsa terletak pada manusia yang menggerakkannya,” tutur Anne.

KAI menegaskan bahwa penguatan SDM unggul merupakan bagian dari strategi environmental, social, and governance (ESG) perusahaan. Upaya ini memperkuat aspek sosial dan ekonomi menuju sistem transportasi publik rendah emisi dan efisien energi, sejalan dengan agenda Net Zero Emission (NZE) 2060.

“Kereta Cepat Whoosh mencerminkan kemajuan teknologi dan perjalanan bangsa menuju kemandirian, keberlanjutan, dan kesejahteraan bersama,” tutup Anne.

Tag:  #siap #ambil #alih #operasional #whoosh #wujud #kedaulatan #teknologi #indonesia

KOMENTAR