



Menhub: Ancaman Bom Tak Boleh Dianggap Enteng
– Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyatakan, dua insiden ancaman bom terhadap pesawat pengangkut jemaah haji akan menjadi bahan evaluasi. Tujuannya agar kejadian serupa tak terulang dan tidak membahayakan masyarakat.
"Tentunya ini menjadi bahan nanti evaluasi. Dari pihak keamanan, kemudian dari kita juga. Outputnya bahwa ini bisa nanti ke depannya tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan," ujar Dudy dalam bincang media di Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Dudy mengakui, ancaman teror terhadap penerbangan bisa datang kapan saja. Pemerintah harus tetap waspada.
"Orang mungkin ada yang iseng, tapi mungkin ada juga yang benar-benar. Tapi buat kita, kita selalu harus bisa mengantisipasi ancaman yang ada. Itu yang paling penting," ungkap Dudy.
"Jadi kita tidak boleh kemudian mengentengkan terhadap hal-hal tersebut sehingga membuat kita lengah maupun tidak waspada. Itu yang paling penting," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Lukman F Laisa menyampaikan, Kemenhub telah menyurati Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Arab Saudi (GACA) terkait dua insiden ancaman bom tersebut.
Lukman menyebut Kemenhub masih menunggu respons dari GACA.
Kemenhub juga telah melaporkan insiden ini ke ICAO (International Civil Aviation Organization), BIN (Badan Intelijen Negara), BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara), serta BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme).
"Kami sudah menginformasikan kepada ICAO yang pertama. Yang kedua kami sudah mengirim surat kepada BIN, BSSN. Kami berharap bisa dibantu untuk melakukan penyelidikan," kata Laisa.
"Kemudian yang ketiga kami sudah menginformasikan juga kepada BNPT. Dan yang terakhir, kami sudah membuat surat kepada GACA. GACA itu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Arab Saudi. Kami menunggu responnya," tegasnya.
Kemenhub berharap penyelidikan bisa berjalan baik dan hasilnya disampaikan agar pengawasan bisa ditingkatkan.
Sebelumnya, dua pesawat pengangkut jemaah haji Indonesia menerima ancaman bom dalam waktu berdekatan. Pesawat Saudia Airlines dari Jeddah menuju Bandara Soekarno-Hatta menerima ancaman pada Selasa (17/6/2025) dan mendarat darurat di Bandara Kualanamu. Pesawat ini membawa 442 jemaah haji asal Bekasi dan Depok.
Empat hari kemudian, ancaman kembali menyasar pesawat Saudia Airlines SV 5688 rute Jeddah–Muscat–Surabaya. Pesawat ini membawa 376 penumpang dan akhirnya dialihkan ke Bandara Kualanamu setelah petugas ATC menerima ancaman melalui sambungan telepon dari Kuala Lumpur.