Lesu IPO Semester Pertama, Baru 14 Perusahaan Melantai di BEI
Suasana perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
18:00
25 Juni 2025

Lesu IPO Semester Pertama, Baru 14 Perusahaan Melantai di BEI

Pasar penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) masih sepi. Hingga akhir Juni 2025, baru 14 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai pengumpulan dana hanya Rp 7,01 triliun.

Padahal BEI menargetkan ada 66 emiten baru sepanjang tahun. Capaian saat ini baru 21,21 persen dari target.

Jumlah perusahaan yang antre IPO juga terus menyusut. Berdasarkan data per 20 Juni 2025, hanya ada 14 calon emiten dalam pipeline BEI. Padahal per 16 Mei, jumlahnya masih 29 perusahaan.

Penurunan serupa terjadi di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Per 28 Mei 2025, OJK mencatat ada 21 perusahaan dalam pipeline IPO dengan nilai Rp 3,99 triliun. Sebulan sebelumnya, masih ada 26 perusahaan dengan potensi dana Rp 4,48 triliun.

Bahkan Maret lalu, jumlah pipeline lebih besar, mencapai 102 perusahaan dengan potensi emisi Rp 14,88 triliun.

Untuk tahun ini, BEI menargetkan penerbitan total 407 instrumen. Target tersebut mencakup saham, obligasi, Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estat (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), Efek Beragun Aset (EBA), dan waran terstruktur.

Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan kemungkinan penyesuaian target bisa terjadi. Menurut dia, perubahan dilakukan berdasarkan jenis instrumen, bukan jumlah keseluruhan.

“Namun perubahan itu terjadi dari komposisi jumlah per masing-masing instrumen. Tetapi mudah-mudahan 407 efek bisa tercapai,” ujarnya di Jakarta, Rabu (25/6).

Nyoman tetap optimistis target bisa dicapai. BEI akan menyesuaikan instrumen mana yang naik dan mana yang turun dari sisi jumlah.

Mengacu pada laman e-IPO per Rabu (25/6), saat ini ada tujuh perusahaan dalam tahap bookbuilding atau penawaran awal. Mereka antara lain PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK), dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN).

Lalu ada PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG), PT Asia Pramulia Tbk (ASPR), PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT), PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), serta PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI) sebagai pendatang baru.

Hermanto Tanoko, pendiri TanCorp, mengakui kondisi IPO saat ini sedang ketat. TanCorp merupakan salah satu investor strategis MERI.

Ia menyebut persetujuan efektif dari OJK untuk IPO MERI cukup mengejutkan. Sebab proses perizinan kini jauh lebih selektif dibanding sebelumnya.

“Yang ditolak mungkin ada lebih dari 80% karena sebelumnya mungkin terlalu mudah sehingga semua bisa IPO,” ujar Hermanto dalam webinar Indonesia Investment Education, Selasa (25/6/2025).

 

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Jumlah di Pipeline Terus Menyusut, BEI Buka Potensi Revisi Target IPO untuk 2025

Tag:  #lesu #semester #pertama #baru #perusahaan #melantai

KOMENTAR