



Mentan Amran Pastikan Penerapan B50 ''On Track'' hingga 2026
- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan penggunaan bahan bakar campuran biodiesel berbasis minyak sawit 50 persen dengan minyak solar (B50) diterapkan di 2026.
Saat ini pemerintah masih memprioritaskan penggunaan B40 dan menuju pada implementasi B50 di tahun ini. Ia memastikan rencana penggunaan bahan bakar alternatif berjalan sesuai rencana.
“B40 sekarang, menuju B50 2026. Semua on track, on the right track, semua berjalan dengan baik,” ujar Amran saat ditemui wartawan di gedung Kementerian Pertanian, ditulis Rabu (25/6/2025).
Implementasi biodiesel 50 atau B50 dengan dengan volume 19,73 juta kilo liter (kl) dibutuhkan sawit sebanyak 17,9 juta ton dan memerlukan tambahan lahan sawit seluas 2,3 juta hektare.
Hal tersebut terungkap dalam rapat antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Komite II DPD RI di Kompleks Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Bila diperbandingkan, perkiraan luas tambahan lahan sawit tersebut setara dengan empat kali luas Pulau Bali. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, luas "Pulau Dewata" adalah 563.666 hektar.
Untuk meningkatkan implementasi kadar biodiesel, tambahan lahan untuk kebun sawit juga semakin meningkat.
Contohnya, implementasi B60 dengan produksi 23,67 juta kl biofuel membutuhkan sawit sebanyak 21,5 juta ton dan tambahan lahan sawit seluas 3,5 juta hektar. Sementara untuk memproduksi 39,45 juta kl B100, dibutuhkan sawit sebanyak 35,9 juta ton dengan tambahan lahan seluas 4,6 juta hektar.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menyampaikan, untuk tambahan lahan, pemerintah membuka kemungkinan pemanfaatan kebun-kebun masyarakat maupun koperasi untuk memenuhi kebutuhan implementasi B50–B100.
“Ke depan, kami melihat untuk program B50, B60 hingga B100 akan memerlukan tambahan lahan untuk penyediaan bahan baku," ucap Yuliot.
Ia menuturkan, tahun ini pemerintah sudah mengimplementasikan B40 dengan produksi biofuel kita 15,6 juta kl. Kebutuhan insentif yang sudah disiapkan kurang lebih Rp 47,1 triliun.
Kebutuhan sawit yang saat ini ada sekitar 14,3 juta ton. Penerapan B40 sendiri tidak memerlukan penambahan lahan sawit. "Ini terpenuhi di dalam negeri dan juga tidak ada penambahan (lahan)," ujar Yuliot.
Tag: #mentan #amran #pastikan #penerapan #track #hingga #2026