



Amazon dan Microsoft Pangkas Karyawan di Tengah Gencarnya Investasi AI
– Perusahaan teknologi raksasa Amazon dan Microsoft mulai mengurangi jumlah karyawan mereka di tengah gelombang investasi besar-besaran dalam teknologi kecerdasan buatan (AI).
Dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (22/5/2025), CEO Amazon Andy Jassy mengungkapkan bahwa penggunaan AI akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja di perusahaannya dalam beberapa tahun mendatang.
Sementara itu, Microsoft dilaporkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran mulai bulan depan, menurut laporan Bloomberg yang mengutip sumber anonim.
“Seiring kami meluncurkan lebih banyak Generative AI dan agen, cara kerja kami akan berubah,” tulis Jassy dalam memo kepada karyawan.
“Kami akan membutuhkan lebih sedikit orang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang saat ini ada, dan lebih banyak orang untuk jenis pekerjaan lainnya,” lanjut dia.
Menurut Jassy, pemanfaatan AI secara luas akan meningkatkan efisiensi internal perusahaan.
“Kami memperkirakan jumlah tenaga kerja korporat secara keseluruhan akan berkurang dalam beberapa tahun ke depan,” ujarnya.
Ilustrasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Amazon dan Microsoft bersiap kurangi ribuan karyawan demi efisiensi lewat AI. Anggaran jumbo pun digelontorkan untuk infrastruktur kecerdasan buatan.
Amazon disebut telah menggunakan Generative AI dalam berbagai lini operasional internal. Beberapa contohnya termasuk manajemen inventaris dan peramalan permintaan dalam sistem pengiriman.
Dengan bantuan AI, Jassy mengatakan bahwa karyawan bisa lebih fokus pada pekerjaan strategis guna meningkatkan pengalaman pelanggan, alih-alih hanya mengerjakan tugas-tugas rutin. Namun, pernyataan itu mendapat reaksi negatif dari sebagian karyawan.
Selain pengurangan tenaga kerja, Amazon juga mengeluarkan kebijakan relokasi karyawan.
Bloomberg melaporkan bahwa sebagian karyawan korporat diminta pindah lebih dekat ke manajer mereka, termasuk ke kota-kota seperti Seattle dan Washington DC.
Sementara itu, Microsoft tidak mengonfirmasi kabar PHK tersebut. “Seperti biasanya, tim mengevaluasi prioritas bisnis dan menyelaraskan diri dengan peluang pertumbuhan strategis,” ujar juru bicara Microsoft.
Kedua perusahaan ini memang tengah menggelontorkan dana besar untuk memperkuat kapabilitas AI mereka.
Amazon bahkan mencatatkan belanja modal yang lebih tinggi dibanding para pesaingnya sesama raksasa teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini diprediksi berlanjut pada 2025.
Amazon memperkirakan akan menghabiskan sekitar 105 miliar dollar AS tahun ini. Sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk infrastruktur AI di segmen cloud mereka, Amazon Web Services (AWS).
Ilustrasi pemutusan hubungan kerja (PHK). Amazon dan Microsoft bersiap kurangi ribuan karyawan demi efisiensi lewat AI. Anggaran jumbo pun digelontorkan untuk infrastruktur kecerdasan buatan.
Di sisi lain, Microsoft berencana menggelontorkan dana hingga 80 miliar dollar AS untuk pembangunan pusat data AI.
PHK bukan hal baru bagi dua perusahaan ini. Microsoft memecat sekitar 3 persen karyawannya pada Mei lalu, tak lama setelah melaporkan kinerja keuangan yang positif.
Amazon lebih dahulu memangkas lebih dari 27.000 posisi sepanjang 2022 hingga 2023.
Pada Mei 2025, Amazon kembali memberhentikan 100 karyawan sebagai bagian dari upaya Jassy memangkas manajemen menengah dan mengelola perusahaan layaknya “startup terbesar di dunia”.
Laporan terbaru dari Challenger, Gray & Christmas menyebutkan bahwa “pembaruan teknologi” seperti penerapan AI telah menyebabkan 20.000 PHK dalam lima bulan pertama 2025.
Sementara itu, riset Goldman Sachs tahun lalu memperkirakan bahwa generative AI berpotensi mengotomatisasi hampir 25 persen pekerjaan di seluruh sektor industri.
Tag: #amazon #microsoft #pangkas #karyawan #tengah #gencarnya #investasi