RI-AS Jajaki Kerja Sama Ekonomi Kreatif

- Pemerintah Indonesia membuka pintu kerja sama ekonomi kreatif dengan Amerika Serikat untuk mendorong ekspansi talenta lokal ke pasar global. Hal ini ditegaskan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar dalam Forum Ekonomi Kreatif Indonesia–AS.

Irene menyebut ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth bagi Indonesia. Terutama dengan dukungan generasi muda dan teknologi digital.

"Kami optimistis kemitraan strategis seperti ini akan membawa percepatan nyata," ujarnya.

Forum tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Kedutaan Besar AS dan US–ASEAN Business Council. Acara ini mempertemukan pelaku industri kreatif dari kedua negara, mencakup subsektor film, gim, animasi, desain, hingga penerbitan digital.

Irene menyatakan bahwa subsektor seperti gim dan film sangat potensial untuk dikembangkan bersama mitra internasional. Hal ini terkait dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti AI dan blockchain, serta tingginya konsumsi konten digital di Indonesia.

"Kami percaya bahwa kemitraan yang dibangun hari ini dapat menjawab tantangan dan memperluas dampak industri kreatif Indonesia secara global. Dari YouTube hingga Roblox, dari Netflix hingga Scholastic, semua bisa menjadi jembatan bagi talenta lokal untuk bersaing di panggung dunia," katanya.

Dia juga menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif yang inklusif. Menurutnya, anak muda Indonesia harus didorong tidak hanya sebagai pengguna, tapi juga sebagai pencipta dalam ekosistem global.

"Jangan takut untuk show and express what you have inside. Kalau takut, cari teman. Supaya bareng-bareng majunya," ujarnya.

Sementara itu, Acting Deputy Chief of Mission Kedutaan Besar AS di Jakarta, Jason Rebholz, menyebut ekonomi kreatif sebagai bidang strategis baru dalam kemitraan bilateral kedua negara. "Selama 75 tahun, kita telah menjadi mitra ekonomi yang kuat. Kini, melalui ekonomi kreatif, kita mencari cara-cara baru untuk berkolaborasi," ujarnya. 

Tag:  #jajaki #kerja #sama #ekonomi #kreatif