Efisensi dan Digitalisasi Transaksi jadi Strategi Bank Tarik Dana Murah
Warga menunjukan uang rupiah usai melakukan penukaran uang baru pada Layanan Penukaran Terpadu Bank Indonesia dan Perbankan di Hall Basket, Senayan, Jakarta, Jumat (21/3/2025). (Salman Toyibi/Jawa Pos)
17:00
19 Juni 2025

Efisensi dan Digitalisasi Transaksi jadi Strategi Bank Tarik Dana Murah

 - Likuiditas perbankan nasional masih menghadapi tantangan. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dan loan to deposit ratio (LDR) cukup ketat. Sejumlah perbankan mengatur strategi untuk dapat memenangi persaingan ini. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan DPK relatif rendah sebesar 4,55 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 9.047 triliun per April 2025. Dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh 6,02 persen; 6,05 persen; dan 2,07 persen YoY. Sedangkan, LDR cukup ketat di level 87,99 persen. 

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga profitabilitas yang berkelanjutan. Di antaranya melalui peningkatan efisiensi, optimalisasi dana murah alias current account saving account (CASA), serta mendorong pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem dan digitalisasi. Teranyar, perserian menjalankan efisiensi terhadap cost of fund (CoF) dengan tetap fokus menghimpun dana berbasis transaksi.

"Kami tetap fokus meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan pricing yang kompetitif dan menjaga kualitas aset. Dengan demikian, yield dari penyaluran kredit dapat tetap optimal," kata Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo, Kamis (19/6). 

Digitalisasi, lanjut dia, turut memberi dampak positif terhadap efisiensi operasional dan pendapatan non-bunga. Selain itu, juga meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas nasabah. Makanya, BNI menggenjot pemanfaatan Wondr by BNI dan BNIdirect sebagai kanal utama transaksi keuangan sehari-hari nasabah.

"Langkah BNI sekaligus merespons data OJK yang mencatat turunnya net interest margin (NIM) industri perbankan ke level 4,45 persen per April 2025 akibat ketatnya likuiditas, persaingan dana, serta kompetisi dengan instrumen investasi lain," ungkapnya. 

Meski suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) mulai turun, transmisi ke suku bunga dana dan kredit belum cepat terjadi. Sehingga biaya dana tetap tinggi. Makanya, menjaga profitabilitas menjadi tantangan tersendiri.

"Dengan kombinasi strategi efisiensi, digitalisasi, dan fokus pada dana murah, BNI berharap NIM dapat terjaga hingga akhir tahun," ucap Okki. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengakselerasi inovasi layanan finansial berbasis teknologinya. Bahkan, memperbarui tampilan baru aplikasi Livin’ by Mandiri. Dengan desain antarmuka yang lebih sederhana, namun komprehensif mengelola produk dan layanan finansial.

"Tantangan berikutnya adalah bagaimana menghadirkannya agar tetap simpel, efisien, dan mudah diakses. Nasabah dapat mengakses dengan navigasi yang lebih intuitif dan personal," jelas Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri Timothy Utama.

Dalam satu platform digital memiliki lebih dari 150 fitur. Mulai dari transfer antarbank dan antarnegara, pembayaran tagihan dan belanja, pengajuan pinjaman, hingga pembelian produk investasi. Seperti reksa dana, surat berharga negara (SBN) ritel, dan saham.

Hingga Mei 2025, jumlah pengguna aktif Livin' by Mandiri telah mencapai 31,6 juta. Dengan total frekuensi transaksi sebesar 1,8 miliar kali. Dengan nilai transaksi mencapai Rp 1.744 triliun, tumbuh 12 persen secara tahunan.

"Kami mendorong transformasi digital untuk menjawab kebutuhan nasabah. Menghadirkan layanan yang lebih efisien dan relevan sebagai pondasi menuju solusi finansial," ujar Timothy.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #efisensi #digitalisasi #transaksi #jadi #strategi #bank #tarik #dana #murah

KOMENTAR