Danantara dan INA Investasi Rp 13 Triliun di Pabrik Kimia Chandra Asri
Kantor Danantara.(KOMPAS/YOHANA ARTHA ULY)
08:36
17 Juni 2025

Danantara dan INA Investasi Rp 13 Triliun di Pabrik Kimia Chandra Asri

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk meneken nota kesepahaman untuk membangun pabrik kimia Klor Alkali – Etilen Diklorida (CA-EDC).

Proyek ini bertujuan meningkatkan kapasitas produksi soda kaustik dan etilen diklorida, dua bahan utama dalam industri hilir, termasuk pemrosesan nikel.

Nilai investasi ketiga lembaga ini mencapai 800 juta dollar AS atau sekitar Rp 13,03 triliun (kurs Rp 16.293 per dollar AS).

Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyebut kerja sama ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Tujuannya membangun fondasi industri kimia nasional dalam jangka panjang.

“Investasi ini memperkuat ketahanan nasional dengan mengurangi ketergantungan impor pada produk-produk penting seperti soda api dan etilen diklorida. Di Danantara Indonesia, kami menyambut mitra global yang memiliki visi yang sama untuk membangun ekosistem industri yang tangguh dan bernilai tinggi dalam ekonomi Asia yang dinamis,” kata Pandu dalam siaran pers, Selasa (17/6/2025).

Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menyebut proyek ini sebagai langkah penting bagi perusahaannya.

“Masuknya Danantara dan INA menunjukkan kepercayaan investor terhadap pertumbuhan industri kimia Indonesia,” kata Erwin.

Pabrik CA-EDC akan dibangun dan dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak usaha Chandra Asri Group.

Tahap pertama mencakup pembangunan fasilitas produksi dengan kapasitas 400.000 ton soda kaustik padat per tahun (setara 827.000 ton cair) dan 500.000 ton etilen diklorida.

Produksi ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor. Selain itu, proyek ini juga mendukung agenda hilirisasi industri.

Tahap kedua difokuskan pada perluasan kapasitas dan pengembangan produk turunan klorin. Langkah ini diharapkan menciptakan efisiensi lebih tinggi dan sinergi dalam rantai pasok.

Studi kelayakan tengah dilakukan untuk mengevaluasi potensi produk hilir dari bahan dasar klorin. Tujuannya menambah nilai tambah industri dan memperkuat basis manufaktur domestik.

Sebagian produksi etilen diklorida direncanakan untuk ekspor. Potensi devisa dari ekspor ini bisa mencapai Rp 5 triliun per tahun. Sementara substitusi impor soda kaustik diperkirakan menghemat Rp 4,9 triliun per tahun.

Produk dari pabrik ini akan mendukung sejumlah sektor industri, termasuk pengolahan air, pembuatan sabun dan deterjen, penyulingan alumina, dan pemrosesan nikel.

Tag:  #danantara #investasi #triliun #pabrik #kimia #chandra #asri

KOMENTAR