Prabowo Pernah Kritik Jokowi: Grusa-grusu Bangun Bandara Kertajati
Bandara Kertajati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat(SHUTTERSTOCK/RANDY IMANUEL)
15:52
16 Juni 2025

Prabowo Pernah Kritik Jokowi: Grusa-grusu Bangun Bandara Kertajati

Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, terus jadi polemik hingga sekarang. Jauh sebelum dibangun pada 2015, bandara ini sudah menuai banyak dikritik.

Salah satu kritik paling mengemuka terkait pembangunan Bandara Kertajati Majalengka adalah soal jaraknya yang dianggap nanggung. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bahkan menyebut dalam setahun saja, kerugian pengelola bandara ini mencapai Rp 60 miliar.

Untuk diketahui saja, nilai investasi yang digelontorkan untuk pembangunan Bandara Kertajati mencapai Rp 2,6 triliun dari APBN. Anggaran ini belum termasuk biaya pembebasan lahan yang berasal dari APBD Jawa Barat.

Pembangunan dimulai pada 2015 dan selesai 2017. Joko widodo (Jokowi) yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI, bahkan memasukan pembangunan Bandara Kertajati sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).

Pernah dikritik Prabowo

Mengutip pemberitaan KONTAN pada 17 Februari 2019, Prabowo Subianto yang kala itu masih menjadi calon presiden (capres) nomor urut 2, melontarkan kritik kepada Jokowi yang saat itu berstatus jadi petahana.

Menurut Prabowo, banyak pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah era Jokowi tidak melalui feasibility study yang baik.

"Saya menghargai niat Pak Jokowi dalam memimpin pembangun infrastruktur. Tapi yang dilakukan oleh tim Jokowi itu bekerjanya kurang efisien," katanya di Hotel Sultan, Jakarta.

Prabowo bilang, proyek-proyek infrastruktur banyak dibangun tanpa perencanaan matang. Hal ini membuat proyek tersebut belakangan jadi beban keuangan negara.

"Banyak Infrastruktur yang dilakukan grusa-grusu tanpa feasibility study yang benar, sehingga mengakibatkan proyek ini rugi sangat sulit dibayar. Ini yang jadi masalah. Infrastruktur untuk rakyat bukan, rakyat untuk infrastruktur," ucap Prabowo.

Menurutnya, proyek infrastruktur saat ini hanya menjadi monumen seperti LRT Palembangan, Bandara Kertajati, dan lain-lain.

Atas hal itu, Joko Widodo justru mengelak jika proyek tersebut dilakukan tanpa feasibility study yang benar. "Salah besar. Sudah direncanakan lama. Sudah direncanakan lama," tegasnya.

Jokowi bilang, ramainya Bandara Kertajati dinilainya hanya soal waktu, yakni menunggu rampungnya jalan Cisumdawu. Selain itu, hampir semua penerbangan juga akan dipindahkan dari Bandung ke Kertajati.

Penyebab Bandara Kertajati sepi

Sementara itu, Pakar transportasi perkotaan yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, Bandara Kertajati selama ini tak jadi pilihan utama warga Bandung.

Menurut Djoko, warga di kawasan Bandung Raya yang seharusnya jadi kantong penumpang terbesar bagi Bandara Kertajati, justru banyak yang enggan menggunakan Kertajati, meski sudah tersambung dengan Tol Cisumdawu.

"Karena banyak orang memilih ke Halim. Sekarang akses ke sana sudah semakin mudah, ada kereta, ada Whoosh (kereta cepat), jaringan jalan (ke Jakarta) semakin bagus," terang Djoko saat dihubungi.

Djoko bilang, upaya pemerintah menyelamatkan Bandara Kertajati dengan menyuntik mati Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, hasilnya malah tak sesuai harapan.

"Orang Bandung mending ke Halim, malah banyak yang Soetta (Soekarno-Hatta). Nah kalau untuk (Bandara) Husein, memang lebih baik jangan dipakai lagi karena bahaya, di tengah kota juga," ungkap dia.

Dengan keberadaannya yang berada di kawasan Rebana, Bandara Kertajati juga kurang maksimal dalam menggarap pasar di sana.

Rebana sendiri adalah nama pengembangan wilayah metropolitan di Jawa Barat bagian timur yang meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Subang, dan Sumedang.

"Sebenarnya kalau mau jujur, penumpang pesawat Bandara Kertajati ini utamanya berasal dari sekitar hinterland (pinggiran) seperti Cirebon, Brebes, Indramayu, kemudian Majalengka itu sendiri," kata Djoko.

Djoko juga bilang, salah satu penyebab Bandara Kertajati sepi dan lebih banyak menganggur adalah pengelolaan yang kurang kompeten dari perusahaan pengelola bandara.

"Kalau dari analisa saya, salah satu penyebabnya (Bandara Kertajati sepi) adalah dari pengelola itu sendiri. Juga sebaiknya coba seluruhnya diserahkan ke Angksa Pura atau yang saat ini namanya InJourney," ungkap Djoko.

Artikel ini juga bersumber dari pemberitaan di KONTAN berjudul "Prabowo: Proyek infrastruktur saat ini hanya jadi monumen".

Tag:  #prabowo #pernah #kritik #jokowi #grusa #grusu #bangun #bandara #kertajati

KOMENTAR