ANTM dan PTBA Bagi Dividen Jumbo, Bagaimana Prospek Sahamnya?
Dua emiten tambang pelat merah, ANTM dan PTBA, kompak membagikan dividen jumbo dari laba 2024. Apa kata analis soal prospek dan risikonya bagi investor?(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU)
19:32
12 Juni 2025

ANTM dan PTBA Bagi Dividen Jumbo, Bagaimana Prospek Sahamnya?

– Dua emiten anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA), kompak menetapkan pembagian dividen tunai dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 yang digelar pada Kamis (12/6/2025).

Nilai dividen yang dibagikan tergolong besar, mencerminkan komitmen perusahaan dalam memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham.

Dividen ANTM Tembus Rp 3,64 Triliun

ANTM atau Antam membagikan dividen sebesar Rp 3,64 triliun, setara Rp 151,77 per saham.

Jumlah ini merupakan 100 persen dari laba bersih tahun buku 2024, yang tercatat sebesar Rp 3,64 triliun. Laba tersebut tumbuh 18,5 persen dibandingkan capaian tahun 2023 yang sebesar Rp 3,07 triliun.

Pertumbuhan kinerja ANTM ditopang oleh lonjakan penjualan, yang naik 68,56 persen secara tahunan menjadi Rp 69,19 triliun pada 2024, dari sebelumnya Rp 41,04 triliun.

Capaian ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah perusahaan. Sebanyak 92 persen dari total pendapatan tersebut berasal dari penjualan domestik, dengan nilai mencapai Rp 63,96 triliun.

Dengan harga saham ANTM di kisaran Rp 3.170 hingga Rp 3.300 per saham, potensi dividen yield emiten ini berada pada rentang 4,6 persen hingga 4,79 persen.

Analis Korea Investment Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, menilai bahwa dari sisi fundamental, ANTM berpeluang melanjutkan kinerja positif pada tahun ini.

 

Salah satu faktornya adalah tren kenaikan harga emas dunia yang menjadi komoditas utama ANTM.

“Jika harga emas bertahan di kisaran 3.500 dollar AS per ons troi, pendapatan Antam pada 2025 berpotensi mencapai Rp 75 triliun dengan proyeksi laba bersih antara Rp 3 triliun hingga Rp 5 triliun,” ujar Wafi.

Ia merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 4.000 per saham.

PTBA Bagi Dividen Rp 3,82 Triliun 

PTBA juga menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 3,82 triliun atau Rp 332 per saham. Dividen ini merepresentasikan 75 persen dari laba bersih tahun buku 2024 yang sebesar Rp 5,10 triliun.

Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail, menyebut keputusan ini merupakan bentuk apresiasi perusahaan kepada para pemegang saham di tengah tantangan industri batu bara global.

Sisa laba bersih sebesar 25 persen atau sekitar Rp 1,27 triliun akan dibukukan sebagai saldo laba yang belum dicadangkan.

Meski mencatat penurunan laba sebesar 16,41 persen dibandingkan tahun 2023, pendapatan PTBA justru tumbuh 11,1 persen menjadi Rp 42,76 triliun dari Rp 38,48 triliun.

Dengan harga saham PTBA di level Rp 2.980 per saham pada Kamis (12/6), yield dividen PTBA mencapai 11,14 persen. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi di sektor pertambangan.

Namun demikian, harga saham PTBA tercatat turun tipis 1 persen di hari pengumuman dividen. Saham PTBA bergerak di kisaran Rp 2.890 hingga Rp 3.070 per saham, dengan volume transaksi harian menembus 120 juta lembar saham dan kapitalisasi pasar sekitar Rp 34,5 triliun.

Analis menilai pelemahan ini sebagai respons wajar pasar yang sering kali terjadi saat mendekati cum date dividen.

“Ini momen profit taking jangka pendek yang umum terjadi,” kata analis Indo Premier Sekuritas dalam riset yang dikutip dari Kontan.

Waspada Jebakan Dividen

Meski pembagian dividen ANTM dan PTBA tergolong besar, investor diingatkan untuk mewaspadai potensi koreksi harga saham pasca ex-date dividen.

Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, mengingatkan bahwa saham sektor pertambangan cenderung rawan koreksi setelah pembagian dividen akibat aksi ambil untung (profit taking).

“Meski dividen besar, potensi capital loss jangka pendek tetap harus diperhitungkan,” ujar Liza.

Menurut Liza, prospek saham ANTM masih positif berkat kenaikan harga emas dunia yang dalam satu tahun terakhir naik lebih dari 40 persen.

Sementara itu, PTBA menghadapi tekanan karena harga batu bara global turun 21 persen YoY, disertai melambatnya permintaan seiring transisi energi.

Kondisi pasar global juga turut dipengaruhi oleh isu kelebihan pasokan batu bara, serta pembahasan Rancangan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (RUU Minerba) dan terbitnya Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang lebih fokus pada energi baru terbarukan.

"Outlook PTBA secara umum masih stabil, namun potensi kenaikan harga sahamnya cukup terbatas," kata Liza.

Meski demikian, Wafi tetap merekomendasikan beli untuk saham PTBA dengan target harga Rp 3.500 per saham, sambil menekankan perlunya investor memperhatikan risiko volatilitas harga komoditas dan arah kebijakan energi pemerintah.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Aneka Tambang (ANTM) dan Bukit Asam (PTBA) Tebar Dividen, Begini Pandangan Analis

Tag:  #antm #ptba #bagi #dividen #jumbo #bagaimana #prospek #sahamnya

KOMENTAR