



Mentan: Tidak Ada Alasan Harga Beras Naik
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengimbau pedagang beras di seluruh Indonesia untuk mengikuti ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Mentan menyatakan sejauh ini produksi beras nasional dalam posisi kuat, sehingga tidak ada alasan bagi pedagang untuk menjual beras dengan harga melewati ketentuan yang telah ditetapkan.
“Ini suplainya bagus, harganya bagus Rp12.900, tapi ada daerah yang jual Rp14.000. Kami imbau tidak ada alasan harga beras naik,” katanya, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (11/6/2025) seperti dikutip dari Antara.
Amran menegaskan pemerintah tidak akan tinggal diam terhadap praktik dagang yang merugikan masyarakat lantaran Satuan Tugas (Satgas) Pangan akan menindak pihak-pihak yang menjual beras di atas HET.
Untuk memastikan kestabilan harga dan stok beras, Amran pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Tembok, Surabaya, serta berdialog dengan para pedagang.
“Saya diskusi dan bincang-bincang dengan Ibu Ria, salah satu pedagang di Pasar Tembok. Ini cukup bagus, karena harganya Rp12.900 untuk curah, dan suplainya juga bagus,” katanya lagi.
Amran menjelaskan harga beras di Pasar Tembok, Surabaya, tergolong stabil. Hal itu berbanding terbalik dengan ditemukannya harga beras curah yang menembus Rp14.000 per kilogram di Jakarta.
Provinsi Jawa Timur mencatatkan produksi padi yang melonjak, yaitu produksi gabah kering panen (GKP) pada Januari-Juli 2025 sebanyak 8.784.027 ton atau meningkat 1.029.692 ton dari periode sama pada 2024 sebesar 7.754.335 ton.
Adapun produksi beras di Provinsi Jawa Timur pada periode Januari-Juli 2025 sebesar 4.218.508 ton atau meningkat 494.507 ton dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3.724.001 ton.
”Jawa Timur ini nomor satu di Indonesia (produksi beras). Ini harus kita pertahankan dan tingkatkan dengan dukungan kebijakan dan program untuk meningkatkan produksi padi nasional,” kata Mentan.