



Danantara Dikabarkan Incar Saham GOTO, 4 Hal Ini Jadi Perhatian Pasar
- Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dikabarkan sedang menjajaki kemungkinan investasi di tengah potensi bergabungnya PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dengan Grab Holdings.
Riset dari Algo Research menyatakan, keterlibatan Danantara justru bisa dipersepsikan negatif karena memberikan strategi keluar bagi pemegang saham GOTO ketika transaksi itu berlanjut.
Riset itu memproyeksikan, ketika transaksi tersebut terealisasi, harga saham GOTO dan Grab diperkirakan akan naik.
Kantor Danantara.
Investor akan memandang positif karena adanya jalur yang lebih berkelanjutan menuju profitabilitas.
"Jika transaksi terealisasi, harga saham GOTO dan Grab diperkirakan naik karena investor memandangnya secara positif karena adanya jalur yang lebih berkelanjutan menuju profitabilitas," tulis Algo Research dalam risetnya, dikutip Senin (10/6/2025).
Di sisi lain, Algo melihat ada empat hal yang menjadi kekhawatiran pasar terkait dengan penggabungan Grab dengan GOTO ini.
Pertama, adanya risiko potensi monopoli atau persaingan tidak sehat setelah penggabungan. Pasalnya enititas tersebut akan menguasai lebih dari 90 persen pangsa pasar Indonesia.
Grab dan GOTO saat ini diperkirakan menguasai sebanyak 63 persen dan 36 persen pangsa pasar transportasi di Indonesia.
Sementara dari sektor pengiriman makanan, GOTO lebih mendominasi dengan 52 persen sedangkan Grab sekitar 47 persen.
Ilustrasi GoTo.
Kedua, konsumen Indonesia bisa dirugikan karena penggabungan ini akan membatas pilihan layanan. Ditambah lagi, penggabungan ini dikhawatirkan akan membuat harga produk dan jasa menjadi lebih tinggi.
Sedikit catatan, GOTO dilaporkan memiliki 3,1 juta pengemudi sepeda motor. Sementara itu Grab diproyeksikan memiliki 2,5 sampai 3 juta pengemudi.
Pesaing baru dalam bisnis pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan, seperti InDrive dan Maxim, masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan GOTO dan Grab. Dengan demikian, kecil kemungkinan mereka dapat memberikan alternatif yang berarti.
Ketiga, ada kemungkinan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi karena perampingan operasi jadi logis dilakukan, terutama dengan fungsi yang tumpang tindih.
Situasi serupa sebelumnya diamati setelah GOTO menjual Tokopedia ke TikTok senilai 1,5 miliar dollar AS pada 2024, dan mempertahankan sekitar 25 persen kepemilikan minoritas.
Awalnya menjanjikan untuk menghindari restrukturisasi internal, TikTok akhirnya memberhentikan 450 pekerja, dengan pengurangan lebih lanjut diperkirakan mencapai 2.500 karyawan tahun ini.
Keempat, muncul kekhawatiran mengenai kendali asing atas aset nasional karena entitas hasil penggabungan tersebut kemungkinan besar akan dimiliki mayoritas oleh Grab.
Oleh karena itu, dengan mempertimbangkan hal ini, potensi keterlibatan Danantara dalam kesepakatan tersebut tidak akan mengubah hasil ini secara signifikan.
Sebaliknya, memfasilitasi kesepakatan GOTO-Grab dapat menggambarkan Danantara sebagai pihak yang mendukung praktik monopoli yang dapat merugikan.
Terlebih lagi, dengan valuasi sebesar 7 miliar dollar AS atau setara Rp 115 triliun, dibutuhkan investasi lebih dari Rp 55 triliun agar Danantara bisa memiliki kendali mayoritas.
Jumlah yang sangat besar untuk satu transaksi, mengingat dividen tahunannya dari BUMN adalah Rp 70 triliun hingga Rp 90 triliun.
"Pada akhirnya, kesepakatan ini memang merupakan peluang investasi yang menarik bagi Danantara, tetapi tampaknya juga bertentangan dengan tujuan awal dana tersebut untuk berinvestasi dalam proyek strategis jangka panjang yang menciptakan nilai bagi masyarakat Indonesia," tutup riset tersebut.
Dilansir dari Bloomberg, Minggu (8/6/2025), Danantara disebut sudah memulai diskusi awal dengan GoTo untuk bisa mengakuisisi saham minoritas jika nantinya GoTo dan Grab jadi bergabung.
Sumber-sumber yang mengetahui persoalan tersebut menyampaikan, rencana investasi Danantara diharapkan bisa meredakan kekhawatiran pemerintah Indonesia terhadap dampak dari potensi merger GoTo dan Grab.
Pasalnya pemerintah Indonesia berpeluang memiliki sebagian saham dari perusahaan teknologi terbesar di Asia.
Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Danantara perihal kabar penjajakan investasi itu.
Sumber: https://algoresearch.id/content/2025/06/09/danantara-should-avoid-groto-merger-role
Tag: #danantara #dikabarkan #incar #saham #goto #jadi #perhatian #pasar