



BI Pangkas Suku Bunga, Rachmat Gobel Gercep Rambah Bisnis Baru
Di tengah gejolak optimisme pasar properti berkat kebijakan Bank Indonesia yang mulai melonggarkan suku bunga, pengusaha nasional Rachmat Gobel secara diam-diam mulai merambah bisnis baru dengan masuk ke industri properti.
Dia melakukan aksinya melalui kolaborasi antara Gobel Group, Sumitomo Corporation, Hankyu Hanshin Properties Corp, dan Sentul City untuk membuat proyek properti bernama Opus Park di kawasan Sentul, Bogor Jawa Barat.
Rachmat Gobel mengatakan bahwa sektor properti di Indonesia semakin menguat seiring dengan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen pada Mei 2025.
Di sisi global, Federal Reserve AS juga diperkirakan akan melakukan dua kali pemangkasan suku bunga hingga akhir tahun ini.
"Tren pelonggaran kebijakan moneter ini menjadi katalis positif yang memperkuat momentum pertumbuhan sektor properti, termasuk Opus Park," kata Rachmat Gobel dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (5/6/2025).
Menurut dia dalam lanskap makroekonomi seperti ini, hunian berstandar internasional dengan kualitas hidup tinggi menjadi pilihan strategis tidak hanya untuk dihuni, tetapi juga sebagai instrumen investasi jangka panjang yang solid.
"Opus Park, dengan segala keunggulan lokasi, teknologi, dan kolaborasi lintas negara, hadir sebagai opsi properti yang tepat di saat momentum pasar yang semakin mendukung," paparnya.
Namun, kata dia optimisme ini bukan semata soal momentum tren pasar. Lebih dari itu, Opus Park merefleksikan konsistensi dalam menghadirkan hunian yang berkualitas.
"Ini adalah contoh yang kuat bagaimana sektor swasta dapat menjadi katalis dalam mempererat hubungan melalui inisiatif yang konkret dan berdampak luas," kata Rachmat Gobel yang juga merupakan Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Jepang (PPIJ).
"Kami di PPIJ sangat percaya bahwa semangat kolaborasi lintas perusahaan seperti ini memainkan peran penting dalam menghadirkan jembatan pertukaran pengetahuan dan perspektif dari berbagai keahlian serta menghadirkan pemahaman dan saling penguatan antara dua bangsa," tambah mantan Menteri Perdagangan ini.
Dalam mengerjakan proyek ini, Gobel Group menggandeng konsultan dan kontraktor antara lain PT Total Bangun Persada sebagai kontraktor utama, TnT atau Turner & Townsend sebagai konsultan manajemen konstruksi, PT Eco Build Indonesia sebagai Konsultan Green Building, dan juga PT Surbana Jurong Indonesia sebagai Konsultan Landscape.
“Kami percaya Opus Park akan mendukung, melengkapi, dan memperkuat ekosistem bisnis Gobel Group yang terdiri dari berbagai aktivitas bisnis. Melalui proyek ini, kami berupaya mewujudkan peningkatan kualitas hidup masyarakat secara holistik, mencakup inovasi produk, operasional ramah lingkungan, dan keunggulan inovasi teknologi dan kualitas Jepang,” tutup Hiramsyah S. Thaib, President Director PT Izumi Sentul Realty (Opus Park).
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga 2,5 persn pada level 5,5 persen. Demikian juga suku bunga deposit facility sebesar 4,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 6 persen.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025 , Gubernur BI Perry Warjiyo memutuskan untuk menurunkan BI Rate di angka 5,5 persen dengan pertimbangan fokus pengendalian inflasi. Lalu untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah karena meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Keputusan ini konsisten untuk inflasi yang terkendali upaya untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Ke depan BI mengarah kebijakan moneter yang sesuai fundamental dengan mencermati ruang pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi,"Kata Perry Warjiyo secara virtual, Rabu (21/5/2025)
Kata dia, Konsisiten prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Bank Indonesia juga mencermati penurunan ruang suku bunga," katanya.
Serta, mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik.
Tidak hanya itu, dia melihat potensi kuat penurunan suku bunga the Fed, Fed Fund Rate, ke depannya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan kesepakatan penurunan tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara partner dagangnya mendorong proyeksi inflasi AS.
"Sehingga hal ini mendorong tetap kuatnya ekspektasi Fed Fund Rate," bebernya.
Dia pun mewaspadai mengenai Fed Fund Rate akan terjadi penurunan. Hal inijuga bisa berdampak pada ekonomi negara berkembang termasuk Indonesia
"Di sekitar bulan September dan Desember itu juga salah satu bersmapak pada pergesaran aliaran modal di aset aman atau energing market tekanan nilai tukar rupiah karena mata uang dollar juga mereda," bebernya
Sejalan dengan hal ini, imbal hasil US Treasury akan bergerak lebih tinggi dari perkiraan awal. Sementara itu, BI juga melihat aliran modal ke aset safe haven mengalami penurunan, seiring dengan perbaikan ekonomi global.
Kondisi ini diikuti oleh peningkatan aliran modal ke emerging market. "Akibatnya indeks terhadap negara maju melemah diikuti pelemahan mata uang negara berkembang," kata Perry.
Namun, dia mengungkapka negosiasi tarif masih dinamis dan ini memberikan ketidakpastian yang cukup tinggi.
"Kondisi ini memerlukan kewaspadaan untuk menjaga ketahanan eksternal mengendalikan stabilitas mendorong pertumbuhan dalam negeri," tambahnya.
Tag: #pangkas #suku #bunga #rachmat #gobel #gercep #rambah #bisnis #baru