Nasabah Tak Keluhkan Bunga KPR, BTN Tetap Siapkan Strategi Tekan Risiko NPL
Ilustrasi KPR. (iStock)
17:36
5 Juni 2025

Nasabah Tak Keluhkan Bunga KPR, BTN Tetap Siapkan Strategi Tekan Risiko NPL

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mengatakan tidak melihat adanya keluhan soal lonjakan tingkat suku bunga pada produk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Corporate Secretary BTN Ramon Armando menjelaskan, BTN sejak awal telah menyampaikan kepada nasabah bahwa suku bunga promo bersifat sementara dan akan berubah menjadi floating.

"Sebulan sebelum berakhir, BTN juga mengirimkan pemberitahuan kepada nasabah terkait perubahan cicilan," kata dia kepada Kompas.com, Kamis (5/6/2025).

Ilustrasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.DOK. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK Ilustrasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Ia menambahkan, suku bunga KPR diproyeksikan mulai menurun dalam enam hingga 12 bulan ke depan, seiring dengan tren pelonggaran kebijakan moneter global.

Bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) diperkirakan bakal menurunkan suku bunga dua kali pada 2025. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 5,50 persen pada Mei 2025.

"Penurunan bunga KPR akan mengikuti secara bertahap, terutama pada skema floating, dengan jeda penyesuaian sekitar dua sampai enam bulan setelah BI rate turun," imbuh dia.

Ramon menceritakan, saat ini proporsi terbesar dari KPR BTN adalah skema fixed rate, karena mayoritas portofolio BTN berasal dari KPR Subsidi yang memang secara regulasi menggunakan bunga tetap sepanjang tenor subsidi.

Hal ini berbeda dengan KPR Non-Subsidi atau komersial yang lebih fleksibel dan sebagian besar menggunakan skema floating rate mengikuti suku bunga pasar.

Sebagai catatan, KPR Non-Subsidi BTN mengadopsi skema hybrid, dengan suku bunga bersifat fixed selama masa promo.

Setelah periode tersebut berakhir, suku bunga akan naik secara bertahap mengikuti suku bunga acuan pasar, sehingga cicilan menyesuaikan kondisi suku bunga terkini.

Ilustrasi KPRUNSPLASH/TIERRA MALLORCA Ilustrasi KPR

Adapun, untuk menekan risiko kredit macet atau non performing loan (NPL), BTN memiliki early warning system yang berbasis histori pembayaran nasabah.

"Sehingga potensi gagal bayar dapat dideteksi dan ditangani sejak dini," ungkap dia.

Di sisi lain, BTN juga memiliki program refinancing bernama Kredit Agunan Rumah (KAR). Melalui program ini, debitur dapat menjaminkan properti miliknya untuk memperoleh dana segar (fresh money) yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan konsumtif, seperti renovasi rumah, biaya pendidikan, atau keperluan lainnya.

Dalam hal mengembangkan KPR, Ramon berharap regulator dapat memberikan insentif yang mendorong pertumbuhan pasar KPR, seperti pelonggaran rasio Loan to Value (LTV), penurunan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), atau subsidi bunga lanjutan.

"Insentif ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, memperluas akses terhadap perumahan, dan mendorong pertumbuhan kredit perumahan secara berkelanjutan," tutup dia.

Sebagai informasi, tren pertumbuhan KPR BTN dari 2023 hingga kuartal I-2025 menunjukkan peningkatan yang stabil.

KPR subsidi tumbuh 7,5 hingga 7,6 persen per tahun, sedangkan KPR non-subsidi meningkat lebih agresif di kisaran 8,1 sampai 10,2 persen.

Pertumbuhan ini mencerminkan permintaan yang kuat di semua segmen pasar dan strategi BTN yang efektif dalam memperluas akses pembiayaan perumahan.

Tag:  #nasabah #keluhkan #bunga #tetap #siapkan #strategi #tekan #risiko

KOMENTAR